Dampak Perang Dagang Global terhadap Pergerakan Pasar Forex

Perang dagang global bukanlah fenomena baru dalam dunia ekonomi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tensi geopolitik dan kebijakan ekonomi proteksionis yang diambil oleh negara-negara besar, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok, telah memperburuk situasi. Ketegangan ini bukan hanya berdampak pada sektor perdagangan barang dan jasa, tetapi juga merambat ke sektor keuangan global, termasuk pasar valuta asing atau forex.
Pasar forex merupakan salah satu instrumen keuangan yang paling sensitif terhadap dinamika global. Di sinilah investor dan trader dari seluruh dunia memperdagangkan mata uang negara-negara dengan volume transaksi harian mencapai triliunan dolar. Maka tidak mengherankan jika setiap ketegangan geopolitik atau ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dapat mengguncang pasar ini secara signifikan.
Apa Itu Perang Dagang?
Perang dagang adalah kondisi di mana dua atau lebih negara saling memberlakukan tarif dan hambatan perdagangan untuk melindungi industri dalam negeri mereka. Biasanya, ini dimulai dengan satu negara yang menaikkan tarif impor terhadap produk negara lain. Negara yang dirugikan kemudian merespons dengan tindakan serupa, dan siklus ini pun berlanjut.
Dalam konteks global, perang dagang paling mencolok terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok sejak tahun 2018, di mana kedua negara menerapkan tarif miliaran dolar pada barang-barang satu sama lain. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh investor, pasar saham, dan tentu saja, pasar forex.
Volatilitas Nilai Tukar yang Meningkat
Salah satu dampak langsung dari perang dagang terhadap pasar forex adalah meningkatnya volatilitas nilai tukar mata uang. Ketika sebuah negara memberlakukan tarif tinggi, investor sering kali kehilangan kepercayaan terhadap prospek ekonomi negara tersebut, sehingga menjual aset-aset dalam mata uang negara tersebut dan beralih ke mata uang safe haven seperti Dolar AS (USD), Yen Jepang (JPY), atau Franc Swiss (CHF).
Contohnya, ketika ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok memuncak, mata uang seperti Yuan Tiongkok (CNY) mengalami tekanan jual yang cukup besar. Di sisi lain, Dolar AS sempat menguat karena dianggap sebagai tempat aman, meskipun dalam jangka panjang juga menghadapi tekanan akibat kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi AS sendiri.
Pergeseran Strategi Bank Sentral
Perang dagang juga memaksa bank sentral untuk menyesuaikan kebijakan moneter mereka. Dalam kondisi ketidakpastian global, banyak bank sentral memilih untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Penurunan suku bunga ini berdampak langsung pada nilai tukar mata uang karena return investasi di negara tersebut menjadi lebih rendah, sehingga investor asing cenderung menarik modalnya.
Sebagai contoh, Federal Reserve (The Fed) sempat melakukan beberapa kali penurunan suku bunga pada tahun 2019 untuk meredam dampak negatif dari perang dagang terhadap ekonomi AS. Sementara itu, bank sentral Tiongkok juga melakukan pelonggaran moneter untuk menstabilkan pasar domestiknya.
Ketidakpastian Ekonomi yang Berkepanjangan
Efek domino dari perang dagang juga terlihat pada meningkatnya ketidakpastian global yang pada akhirnya memperburuk sentimen pasar. Ketika ketidakpastian meningkat, para pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati dan cenderung menghindari aset-aset berisiko, termasuk mata uang dari negara berkembang. Akibatnya, mata uang seperti Rupiah Indonesia (IDR), Lira Turki (TRY), atau Real Brasil (BRL) kerap mengalami depresiasi dalam situasi seperti ini.
Investor asing pun menjadi enggan menanamkan modal di negara-negara tersebut karena nilai tukarnya tidak stabil. Ini menciptakan tekanan tambahan pada devisa negara-negara berkembang dan memperbesar risiko defisit neraca berjalan.
Perubahan Pola Perdagangan Global
Perang dagang juga mendorong terjadinya perubahan pola perdagangan global, yang pada akhirnya mempengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar suatu negara. Sebagai contoh, jika Tiongkok tidak bisa lagi mengekspor produknya ke AS dalam jumlah besar karena tarif tinggi, maka ia akan mencari pasar alternatif. Perubahan ini dapat menciptakan ketidakseimbangan baru dalam perdagangan dunia dan mengganggu aliran mata uang antarnegara.
Beberapa negara berkembang seperti Vietnam, Meksiko, dan Indonesia justru mendapat peluang dari pergeseran rantai pasokan global tersebut. Namun, peluang ini disertai dengan tantangan besar karena eksposur terhadap gejolak nilai tukar juga meningkat. Pelaku pasar forex perlu jeli membaca perubahan ini sebagai peluang atau risiko.
Peran Sentimen Pasar dalam Perdagangan Forex
Dalam pasar forex, sentimen sering kali menjadi penentu utama arah pergerakan harga jangka pendek. Berita-berita terkait kebijakan tarif, komentar pejabat tinggi negara, atau data ekonomi yang dirilis dalam konteks perang dagang bisa langsung menggerakkan pasar dalam hitungan menit bahkan detik.
Sentimen ini bisa menciptakan false breakout atau whipsaw di pasar forex, sehingga sangat penting bagi trader untuk tidak hanya bergantung pada analisis teknikal, tetapi juga mengikuti perkembangan fundamental secara global. Memahami bagaimana isu-isu seperti perang dagang memengaruhi psikologi pasar adalah kunci untuk bertahan dalam kondisi volatil.
Strategi Menghadapi Dampak Perang Dagang di Forex
Bagi trader forex, kondisi global yang dipenuhi ketidakpastian seperti perang dagang justru bisa menjadi peluang besar jika dikelola dengan strategi yang tepat. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:
-
Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya berfokus pada satu atau dua pasangan mata uang. Diversifikasi akan membantu mengurangi risiko jika salah satu mata uang mengalami gejolak hebat.
-
Gunakan Risk Management yang Ketat
Dalam situasi penuh gejolak, penting untuk menerapkan manajemen risiko seperti penggunaan stop loss dan take profit secara konsisten.
-
Fokus pada Mata Uang Safe Haven
Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, mata uang safe haven cenderung lebih stabil dan dapat menjadi pilihan yang lebih aman.
-
Ikuti Berita dan Kalender Ekonomi
Trader harus selalu up to date dengan berita terkini dan memahami kapan data penting akan dirilis untuk menghindari posisi terbuka saat pasar sangat volatil.
Jika Anda merasa tertarik untuk mendalami bagaimana perang dagang dan isu global lainnya memengaruhi pasar forex, maka saatnya Anda belajar trading dengan lebih terstruktur dan profesional. Jangan biarkan peluang di pasar valuta asing lewat begitu saja hanya karena kurangnya pemahaman dan strategi yang matang. Anda bisa mulai dengan memperdalam ilmu dan praktik trading melalui program edukasi yang tepat sasaran dan mudah dipahami.
Didimax hadir sebagai salah satu tempat edukasi trading terbaik di Indonesia. Melalui www.didimax.co.id, Anda bisa mengikuti berbagai program pelatihan gratis, mendapatkan bimbingan dari mentor berpengalaman, serta akses ke komunitas trader aktif yang siap mendukung perkembangan skill Anda. Segera bergabung dan jadilah trader yang cerdas dalam membaca dinamika global!