
Emas Stabil, Tapi Sampai Kapan? Efek Jangka Pendek Optimisme AS-Tiongkok
Harga emas kembali menunjukkan kestabilan setelah beberapa pekan mengalami fluktuasi tajam, didorong oleh berbagai sentimen global, termasuk perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, pertanyaan mendasarnya adalah: sampai kapan kestabilan ini akan bertahan?
Stabilitas Semu di Tengah Ketidakpastian
Dalam dua bulan terakhir, harga emas dunia berkisar di level $2,300 hingga $2,400 per troy ounce. Tren ini dianggap stabil oleh banyak analis pasar, mengingat pada awal tahun harga emas sempat melonjak mendekati $2,450 per troy ounce, tertinggi sepanjang masa. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa kestabilan ini bersifat semu, karena masih ditopang oleh faktor geopolitik yang belum menemukan titik terang.
Amerika Serikat dan Tiongkok belakangan ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan hubungan bilateral, terutama dalam hal perdagangan dan teknologi. Presiden AS dan pemimpin Tiongkok telah beberapa kali melakukan komunikasi terbuka dan menyepakati kerja sama terbatas dalam isu-isu strategis seperti perubahan iklim dan pengendalian ekspor semikonduktor. Hal ini membuat investor merasa lebih percaya diri untuk keluar dari aset safe haven seperti emas dan kembali memburu instrumen berisiko lebih tinggi.
Namun, sejarah telah mengajarkan bahwa perbaikan hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia ini kerap bersifat fluktuatif. Di satu sisi, pernyataan diplomatis bisa menciptakan optimisme pasar jangka pendek, tapi di sisi lain, langkah-langkah kebijakan ekonomi atau militer yang bersifat unilateral sering kali memicu ketegangan mendadak.
Optimisme AS-Tiongkok dan Dampaknya ke Harga Emas
Optimisme terhadap hubungan AS-Tiongkok telah memicu penguatan indeks saham global, termasuk di pasar Asia dan Eropa. Indeks Dow Jones dan Nasdaq di AS mencetak rekor tertinggi baru, sementara yuan Tiongkok juga menunjukkan penguatan tipis terhadap dolar AS. Dalam kondisi normal, sentimen positif ini akan mendorong investor untuk menjual emas sebagai bentuk rotasi aset ke pasar saham.
Namun, perlu dicermati bahwa penurunan permintaan emas akibat optimisme ini belum cukup signifikan untuk menekan harga secara tajam. Sebab, investor institusional masih memegang emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, yang tetap menjadi ancaman di tengah kenaikan harga energi dan pangan global.
Di sisi lain, bank sentral berbagai negara masih terus menambah cadangan emas mereka. Tiongkok, misalnya, tercatat menambah lebih dari 100 ton emas ke dalam cadangannya sejak awal tahun 2025. Ini menjadi faktor pendukung kuat bagi stabilitas harga emas, bahkan ketika permintaan dari sektor retail dan ETF mengalami penurunan.
Suku Bunga dan Inflasi Masih Jadi Faktor Penentu
Meskipun sentimen geopolitik punya peran besar dalam pergerakan harga emas, faktor ekonomi makro tetap menjadi fondasi utama. Saat ini, Federal Reserve AS menunjukkan sikap lebih berhati-hati terhadap kebijakan suku bunga. Data inflasi AS yang mulai melandai memang memberikan ruang untuk kemungkinan pemangkasan suku bunga di akhir 2025, namun belum ada kejelasan pasti terkait waktu pelaksanaannya.
Bila The Fed akhirnya menurunkan suku bunga, maka harga emas kemungkinan besar akan kembali menguat. Pasalnya, suku bunga rendah membuat return obligasi pemerintah menjadi kurang menarik, sehingga investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Namun, skenario ini juga sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi AS dalam beberapa bulan ke depan.
Dari sisi Tiongkok, pertumbuhan ekonomi yang belum stabil dan tekanan dari sektor properti bisa menjadi faktor pemicu permintaan emas domestik. Pemerintah Tiongkok kemungkinan akan menggelontorkan stimulus tambahan untuk mendukung perekonomian, dan ini bisa berdampak pada peningkatan konsumsi emas, terutama dari sektor perhiasan dan industri.
Risiko Jangka Menengah: Pemilu AS dan Potensi Perang Dagang Baru
Selain faktor jangka pendek, risiko jangka menengah terhadap harga emas datang dari arah politik—terutama pemilu presiden AS yang akan digelar pada November 2025. Jika terjadi pergantian kepemimpinan atau munculnya kandidat dengan pendekatan keras terhadap Tiongkok, maka potensi ketegangan dagang bisa kembali mencuat.
Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebijakan tarif impor dan pembatasan teknologi yang dilakukan secara mendadak dapat memicu volatilitas pasar global. Dalam situasi seperti itu, emas hampir selalu menjadi pilihan utama investor untuk mengamankan nilai aset mereka.
Hal yang sama juga berlaku untuk kemungkinan meningkatnya ketegangan di wilayah Laut Tiongkok Selatan atau isu Taiwan. Setiap peningkatan ketegangan militer atau diplomatik secara langsung akan mengembalikan minat investor terhadap emas.
Kapan Saatnya Masuk atau Keluar dari Emas?
Bagi trader dan investor, pertanyaan terbesar bukan hanya "ke mana arah harga emas?" tetapi juga "kapan saat terbaik untuk masuk atau keluar?" Saat ini, banyak analis menyarankan untuk tetap memantau dengan cermat pernyataan bank sentral, perkembangan inflasi, serta dinamika hubungan AS-Tiongkok. Strategi dollar cost averaging masih menjadi metode yang cukup aman untuk akumulasi emas dalam jangka panjang.
Namun bagi trader jangka pendek, volatilitas yang bisa muncul akibat berita geopolitik memberikan peluang profit yang besar—selama dikelola dengan disiplin manajemen risiko yang baik.
Di sinilah pentingnya memiliki pemahaman yang kuat mengenai analisis teknikal dan fundamental, serta menguasai sentimen pasar global. Tanpa bekal yang cukup, masuk ke pasar emas bisa menjadi spekulasi yang mahal.
Ingin memahami lebih dalam cara membaca pergerakan harga emas dan memanfaatkan sentimen pasar secara maksimal? Didimax hadir untuk membantu Anda membangun fondasi trading yang kuat melalui program edukasi yang interaktif dan gratis. Anda akan belajar langsung dari mentor profesional dengan pengalaman bertahun-tahun di pasar keuangan, termasuk strategi menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu seperti saat ini.
Jangan biarkan ketidakpastian pasar membuat Anda ragu. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan daftarkan diri Anda dalam program edukasi trading yang telah dipercaya oleh ribuan trader di seluruh Indonesia. Raih peluang di pasar emas dan aset lainnya dengan pengetahuan dan strategi yang tepat bersama Didimax.