Bagi Anda yang suka menggunakan indikator teknikal saat trading
forex, pahami perbedaan RSI dan Stochastic. Meski tampak sama, kedua tools analisa ini memiliki perbedaan dan tentunya Anda sebagai trader harus paham.
Analisa teknikal memang menjadi pilihan popular bagi para trader karena lebih mudah dipahami. Trader hanya perlu mengaktifkan indikatornya lalu ambil posisi ketika sinyal jual/beli muncul.
Dua indikator teknikal yang menjadi primadona di kalangan trader forex adalah RSI dan Stochastic. Keduanya adalah indikator yang bisa Anda jadikan sebagai acuan saat trading di market forex.
Meski terlihat serupa, namun kedua tools analisa teknikal ini ternyata memiliki beberapa perbedaan. Berikut akan kami berikan penjelasan secara mendalam seputar perbedaan diantara kedua indikator tersebut.
Apa Itu RSI dan Apa Kegunaannya?
Sebelum membahas perbedaan RSI dan Stochastic, mari kenali masing-masing indikatornya terlebih dahulu. Mulai dari RSI atau Relative Strength Index, indikator momentum yang popular di kalangan trader forex.
Relative Strength Index membandingkan kenaikan harga dengan penurunan harga pada periode tertentu. Pada indikator ini, Anda akan mendapatkan area berkisar 0-100 dengan garis RSI yang bergerak didalamnya.
Pada indikator teknikal ini, Anda bisa menggunakannya dalam berbagai macam pendekatan. Ini juga yang menjadikan Relative Strength Index begitu popular di kalangan trader forex ataupun instrument trading lainnya.
Pertama adalah mengidentifikasi market berdasarkan area overbought dan oversold. Pada Relative Strength Index, terdapat area penting yang bisa diperhatikan yakni diatas nilai 70 (overbought) dan dibawah nilai 30 (oversold).
Overbought adalah kondisi ketika pergerakan harga sudah mencapai titik jenuh beli, sehingga opsi terbaik untuk masuk pasar adalah SELL. Sedangkan oversold adalah ketika harga sudah mencapai titik jenuh jual sehingga opsi terbaiknya adalah BUY.
Kemudian, Anda juga bisa menggunakannya sebagai alat bantu untuk konfirmasi trend. Anda bisa menggunakan level 50 sebagai acuan untuk menentukan apakah trend itu masih kuat atau tidak.
Misal garis RSI di atas 50 maka tren naik lebih kuat, sedangkan di bawah 50 artinya tren penurunan lebih kuat. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan RSI dan Stochastic, keduanya menggunakan nilai yang sama.
Level 50 ini juga bisa Anda jadikan sebagai acuan untuk titik entry ataupun titik exit dari pasar. Karena Anda bisa tahu apakah tren sudah mulai menunjukkan penurunan atau justru baru akan mulai tren yang kuat.
Penggunaan lain adalah melalui divergensi yakni mengidentifikasi perbedaan pergerakan harga dengan indikator. Divergensi ini juga tersedia di stochastic, jadi tidak ada perbedaan RSI dan Stochastic dalam hal ini.
Apa Itu Stochastic dan Apa Saja Kegunaannya?
Sama halnya dengan Relative Strength Index, Stochastic Oscillator merupakan indikator momentum. Indikator ini biasa digunakan oleh trader forex ataupun instrument lainnya untuk mengidentifikasi momentum di market, overbought atau oversold.
Pada tools teknikal ini akan terdapat dua garis %D dan %K yang bergerak di area 0-100, sama halnya dengan Relative Strength Index. Kedua garis tersebut dapat memberikan sinyal potensi pembalikan harga asset di market.
Anda juga bisa menemukan momentum overbought dan oversold, namun terdapat perbedaan RSI dan Stochastic. Pada Stochastic, level yang digunakan untuk menentukan overbought adalah 80 dan oversold adalah 20.
Namun meski demikian, cara penggunaan overbought dan oversold pada keduanya tetap sama. Anda bisa mempertimbangkan BUY saat oversold dan mempertimbangkan opsi SELL saat terjadi overbought.
Kedua garis yang terdapat pada Stochastic juga bisa memberikan sinyal jual atau beli. Cara penggunaannya mirip dengan strategi 2 MA yakni golden cross dan death cross atau persilangan dua garis.
Ketika garis %K memotong %D dari bawah ke atas atau biasa disebut golden cross maka dianggap sebagai sinyal BUY. Sedangkan ketika %K memotong garis %D dari atas ke bawah maka dianggap sebagai sinyal SELL.
Perbedaan RSI dan Stochastic yang Trader Wajib Tahu
Setelah mengenal keduanya, sekarang lanjut ke dalam pembahasan mengenai perbedaan RSI dan Stochastic. Karena meski keduanya adalah indikator momentum, namun memiliki perbedaan dan trader wajib mengetahuinya.
Perbedan paling utama tentunya terletak pada bagaimana pengukuran momentum pasar. Stochastic membandingkan posisi harga penutupan terhadap kisaran harga pada periode tertentu, sedangkan RSI mengukur kekuatan dari naik/turun harga dalam periode tertentu.
Perlu Anda pahami juga bahwa keduanya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berikut adalah penjelasan untuk keunggulan dan kelemahan sebagai perbedaan RSI dan Stochastic agar bisa Anda pertimbangkan.
1. Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator lebih baik saat digunakan pada pasar yang sedang konsolidasi atau sedang sideways. Kemudian, tools ini juga dapat memberikan sinyal lebih baik pada saat memasuki kondisi overbought/oversold.
Jika Anda suka melakukan riset dalam strategi trading, maka tools ini lebih cocok. Karena Anda bisa mengkombinasikannya bersama indikator lain untuk strategi trading yang lebih kompleks.
Kemudian dari sisi kekurangan atau kelemahan, tools ini rentan terhadap sinyal palsu, khususnya saat market sedang trending. Kelemahan lainnya adalah kurang efektif untuk mengidentifikasi perubahan tren atau reversal.
2. Relative Strength Index
Relative Strength Index memiliki kelebihan seperti cocok digunakan ketika pasar sedang trending. Jadi ketika sedang uptrend tinggi atau downtrend, maka Relative Strength Index akan jadi pilihan terbaik.
Pada sinyal overbought dan oversold, tidak ada perbedaan RSI dan Stochastic. Karena keduanya sama-sama memiliki kemampuan dalam memberikan sinyal secara cepat dan jelas pada dua momentum tersebut.
Kelebihan lain dari Relative Strength Index adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi divergensi. Kegunaan ini bisa memberikan sinyal untuk pembalikan harga atau bahkan keberlanjutan tren.
Sedangkan dari sisi kelemahan, perbedaan RSI dan Stochastic adalah indikator Relative Strength Index memicu banyak sinyal palsu ketika pasar sideways. Jadi terdapat kebalikan antara kedua indikator ini dalam kondisi pasar.
Relative Strength Index juga memiliki kelemahan dalam mengidentifikasi pembalikan harga/tren. Bisa jadi sinyal yang diberikan akan terlalu dini atau justru terlambat sehingga trader kehilangan momentum potensial.
Tips Penggunaan RSI dan Stochastic di Market Forex
Pada akhirnya, Anda sudah tahu apa saja perbedaan RSi dan Stochastic. Meski keduanya sama-sama indikator momentum namun faktanya kedua indikator ini memiliki perbedaan sehingga Anda wajib mengetahuinya.
Setiap tools teknikal tersebut memang bisa Anda jadikan sebagai acuan tunggal untuk trading. Namun, akan lebih baik apabila Anda juga mengkombinasikannya bersama tools lain baik itu indikator, pola chart, candle dan lainnya.
Karena dengan kombinasi tersebut, Anda bisa mengeliminasi kekurangan atau kelemahan pada setiap indikatornya. Alhasil, Anda akan memperoleh sinyal trading forex yang lebih akurat dan menguntungkan.
Bagaimanapun juga, pastikan untuk menggunakan keduanya dengan mempertimbangkan penjelasan di atas. Karena dengan mengetahui perbedaan RSI dan Stochastic, tentunya Anda bisa mengoptimalkan penggunaan kedua indikator teknikal ini.