Scalping adalah salah satu strategi trading forex yang memanfaatkan pergerakan harga kecil untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat. Trader scalping biasanya melakukan banyak transaksi dalam sehari dan fokus pada kerangka waktu yang sangat pendek, seperti 1 menit hingga 5 menit. Untuk mendukung keberhasilan strategi ini, penting bagi trader memahami jenis-jenis order yang dapat digunakan. Setiap jenis order memiliki peran spesifik dan dapat membantu trader mengeksekusi strategi scalping dengan lebih efisien.
Artikel ini akan membahas berbagai jenis order yang sering digunakan dalam strategi scalping, bagaimana cara penggunaannya, serta kelebihan dan kekurangannya.
1. Market Order
Market order adalah jenis order paling sederhana yang digunakan untuk membeli atau menjual aset pada harga pasar saat ini. Trader scalping sering menggunakan market order karena kecepatan eksekusinya. Dalam scalping, setiap detik sangat berarti, sehingga market order memungkinkan trader untuk segera masuk atau keluar dari pasar tanpa perlu menunggu harga tertentu.
Kelebihan:
- Eksekusi cepat.
- Cocok untuk kondisi pasar dengan likuiditas tinggi.
Kekurangan:
- Risiko slippage, terutama dalam kondisi volatilitas tinggi.
Contoh: Seorang trader scalping melihat peluang di pasangan mata uang EUR/USD dan langsung menggunakan market order untuk membeli pada harga saat ini.
2. Limit Order
Limit order adalah jenis order yang memungkinkan trader untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu atau lebih baik. Dalam strategi scalping, limit order digunakan untuk masuk ke pasar pada harga yang lebih menguntungkan.
Kelebihan:
- Memberikan kontrol lebih terhadap harga eksekusi.
- Mengurangi risiko overpaying atau underpaying.
Kekurangan:
- Order mungkin tidak terisi jika harga pasar tidak mencapai level yang ditentukan.
Contoh: Trader scalping memasang limit order untuk membeli EUR/USD pada harga 1.1000, meskipun harga saat ini berada di 1.1010. Order ini hanya akan tereksekusi jika harga mencapai 1.1000.
3. Stop Order
Stop order adalah jenis order yang digunakan untuk membeli atau menjual aset setelah harga mencapai level tertentu. Dalam scalping, stop order sering digunakan untuk membatasi kerugian atau untuk memasuki pasar pada level harga tertentu.
Kelebihan:
- Berguna untuk mengontrol risiko.
- Dapat digunakan untuk menangkap breakout harga.
Kekurangan:
- Tidak menjamin eksekusi pada harga yang diinginkan karena risiko slippage.
Contoh: Trader memasang stop order untuk menjual USD/JPY di bawah level support 140.00. Jika harga turun melewati level tersebut, order akan tereksekusi.
4. Stop-Limit Order
Stop-limit order adalah kombinasi antara stop order dan limit order. Order ini akan aktif ketika harga mencapai level stop, tetapi hanya akan tereksekusi pada harga limit atau lebih baik.
Kelebihan:
- Memberikan kontrol lebih terhadap harga eksekusi.
- Berguna untuk trader yang ingin membatasi risiko dengan tetap menjaga profitabilitas.
Kekurangan:
- Jika harga bergerak terlalu cepat, order mungkin tidak tereksekusi.
Contoh: Trader scalping ingin menjual GBP/USD jika harga turun ke 1.2500 (stop level) tetapi hanya jika harga berada di atas 1.2490 (limit level).
5. One-Cancels-the-Other (OCO) Order
OCO order adalah kombinasi dari dua order yang terhubung. Jika salah satu order tereksekusi, order lainnya akan dibatalkan secara otomatis. Jenis order ini sering digunakan oleh scalper untuk menangkap peluang breakout atau mengantisipasi pergerakan harga yang tidak pasti.
Kelebihan:
- Cocok untuk kondisi pasar yang tidak menentu.
- Menghemat waktu karena dua order dapat dipasang sekaligus.
Kekurangan:
- Membutuhkan analisis yang cermat untuk menentukan level order.
Contoh: Trader memasang OCO order untuk membeli EUR/JPY di atas 150.00 dan menjual di bawah 149.00. Jika salah satu level tercapai, order lainnya akan dibatalkan.
6. Trailing Stop Order
Trailing stop order adalah jenis stop order yang bergerak bersama dengan pergerakan harga. Order ini sangat berguna bagi scalper untuk melindungi profit sambil tetap memberikan ruang bagi harga untuk bergerak sesuai tren.
Kelebihan:
- Melindungi profit yang sudah diperoleh.
- Tidak memerlukan pengawasan terus-menerus.
Kekurangan:
- Tidak efektif dalam kondisi pasar yang sangat volatil.
Contoh: Trader membeli AUD/USD pada harga 0.6700 dan memasang trailing stop order dengan jarak 10 pips. Jika harga naik ke 0.6710, stop order akan bergerak ke 0.6700.
Tips Menggunakan Order dalam Scalping
- Gunakan Teknologi yang Cepat: Scalping membutuhkan eksekusi order yang sangat cepat. Pilih broker dengan server yang responsif dan minim latensi.
- Pahami Biaya Trading: Spread dan komisi dapat menggerus keuntungan Anda dalam scalping. Gunakan akun trading dengan biaya rendah.
- Manajemen Risiko: Jangan lupa untuk selalu menggunakan stop loss untuk melindungi modal Anda.
Kesimpulan
Jenis order dalam strategi scalping sangat beragam, dan setiap jenis memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan trading. Dengan memahami dan mengaplikasikan jenis order yang tepat, trader dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas strategi scalping mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa scalping membutuhkan fokus, kecepatan, dan manajemen risiko yang baik.
Mulailah perjalanan trading Anda dengan memahami jenis-jenis order yang ada dan bagaimana menggunakannya secara optimal. Pelajari lebih dalam tentang pasar forex, dan gunakan akun demo terlebih dahulu untuk menguji strategi scalping Anda.
Jika Anda ingin memperdalam pengetahuan trading dan menguasai teknik scalping dengan bimbingan yang profesional, bergabunglah dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax menawarkan pembelajaran yang komprehensif dan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar lebih dalam tentang dunia trading forex. Dengan mengikuti edukasi trading di Didimax, Anda akan dibekali dengan ilmu dan strategi yang dapat membantu Anda menjadi trader yang sukses. Mulailah langkah Anda menuju kesuksesan trading bersama Didimax sekarang juga!