Kenapa Banyak Trader Loss Saat NFP Dirilis

Non-Farm Payrolls (NFP) adalah salah satu data ekonomi Amerika Serikat yang paling dinanti para pelaku pasar keuangan di seluruh dunia. Data ini dirilis setiap hari Jumat pertama di awal bulan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, yang menggambarkan perubahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian. Karena NFP dianggap sebagai indikator utama kesehatan ekonomi AS, data ini sering memicu volatilitas luar biasa di pasar forex, emas, hingga indeks saham. Ironisnya, meski sudah tahu rilis NFP bisa mengguncang pasar, tetap banyak trader—bahkan yang sudah berpengalaman—yang berujung mengalami kerugian besar. Kenapa fenomena ini begitu sering terjadi?
1. Volatilitas Ekstrem dalam Hitungan Detik
Salah satu alasan utama banyak trader loss saat NFP adalah lonjakan volatilitas yang terjadi hanya dalam hitungan detik setelah data diumumkan. Pergerakan harga bisa melonjak puluhan hingga ratusan pips dalam waktu kurang dari satu menit. Trader yang tidak siap akan terkena stop-loss secara brutal atau mengalami slippage, yakni order tereksekusi pada harga yang jauh berbeda dari yang diinginkan. Ini sering membuat kerugian membesar tanpa bisa dikendalikan.
2. Spread Melebar Tajam
Saat NFP dirilis, bukan hanya harga yang bergerak liar, tetapi spread (selisih harga bid-ask) juga melebar secara signifikan. Broker yang tadinya menawarkan spread ketat 1-2 pips, bisa melebar hingga puluhan pips. Akibatnya, trader yang membuka posisi mendekati rilis data sering terkena biaya transaksi yang sangat besar tanpa disadari. Ini menjadi penyebab kerugian diam-diam yang tak sedikit trader pahami.
3. Prediksi yang Salah
Banyak trader mencoba berspekulasi dengan menebak apakah data NFP akan lebih baik atau lebih buruk dari perkiraan pasar (forecast). Jika tebakan mereka benar, mereka bisa meraih profit besar. Namun jika meleset, posisi mereka akan langsung berlawanan dengan pergerakan harga, membuat potensi loss sangat besar. Trading seperti ini pada dasarnya hanya seperti berjudi dengan odds yang berat di pihak broker dan pasar.
4. Kesalahan Membaca Korelasi Data
Selain headline angka NFP, laporan ini juga sering dibarengi dengan data tingkat pengangguran (unemployment rate) dan average hourly earnings. Seringkali angka-angka ini saling bertolak belakang: misalnya NFP lebih tinggi dari perkiraan, tetapi pengangguran juga naik atau upah stagnan. Trader yang hanya fokus pada satu angka utama (misal NFP) tanpa membaca keseluruhan laporan bisa salah memahami sentimen pasar. Akibatnya, mereka membuka posisi di arah yang salah, lalu terjebak di pergerakan berbalik arah.
5. Robot Trading dan Kecepatan Eksekusi
Institusi besar dan algoritma high-frequency trading (HFT) mendominasi order flow pada detik-detik rilis NFP. Mereka bereaksi dalam milidetik, jauh lebih cepat dibandingkan trader ritel yang menekan tombol buy/sell secara manual. Ini membuat harga bergerak sangat cepat sehingga trader ritel sering ketinggalan momentum. Mereka baru masuk saat harga sudah di level ekstrem, dan hanya mendapati harga langsung berbalik (false breakout), berakhir dengan kerugian.
6. Emosi dan Psikologi Trading yang Tidak Stabil
Rilis NFP adalah salah satu momen yang paling memancing emosi trader: rasa takut, serakah, bahkan euforia ketika profit beberapa pips langsung tercapai. Ketegangan menjelang rilis data ini membuat banyak trader terburu-buru membuka posisi tanpa rencana matang. Bahkan trader yang sudah menetapkan trading plan sebelumnya, bisa mendadak melanggarnya karena panik melihat pergerakan harga yang liar. Inilah yang menyebabkan trader menjadi emosional, dan seperti pepatah, “Trading with emotions is a recipe for disaster.”
7. Strategi Teknikal Gagal di Kondisi Ekstrim
Banyak trader percaya diri dengan strategi teknikal yang selama ini mereka gunakan dengan sukses di market normal. Sayangnya, saat NFP rilis, harga seringkali melewati semua level support/resistance, moving average, bahkan formasi candlestick yang biasa jadi andalan. Pergerakan tidak rasional dan penuh noise ini membuat strategi teknikal yang statis jadi tidak relevan, dan trader yang hanya mengandalkan indikator teknikal akhirnya terjebak dengan sinyal palsu.
8. Overleverage yang Mematikan
Godaan profit cepat saat NFP rilis membuat banyak trader mengambil posisi dengan lot terlalu besar dibanding modal (overleverage). Dengan volatilitas ekstrem, hanya butuh beberapa puluh pips berlawanan untuk mengikis akun trading secara signifikan, bahkan sampai margin call. Hal ini sangat umum terjadi, apalagi pada trader pemula yang tergiur cerita “cuan besar saat news.”
9. Tidak Punya Trading Plan Khusus untuk News
Trader profesional biasanya memiliki dua opsi: hindari trading saat NFP, atau gunakan strategi news trading dengan manajemen risiko yang sangat ketat. Trader yang loss adalah mereka yang tidak memiliki plan sama sekali, hanya ikut-ikutan tren pasar, atau coba menebak arah. Tanpa rencana yang jelas, tindakan mereka lebih mirip perjudian ketimbang trading.
10. Tidak Memahami Karakteristik Pasar NFP
Pasar saat NFP tidak hanya volatil, tetapi juga sering menipu. Gerakan harga di menit pertama bisa ke satu arah, lalu dalam 5-15 menit harga kembali ke arah berlawanan. Ini yang disebut fakeout atau whipsaw. Trader yang tidak memahami bahwa karakteristik NFP adalah pergerakan zig-zag ekstrem, sering terpancing oleh pergerakan awal dan akhirnya rugi saat harga membalik.
Cara Bijak Menghadapi NFP
Melihat banyaknya faktor risiko di atas, trader harus sadar bahwa NFP bukanlah momen untuk “bermain cepat” tanpa analisis mendalam. Jika ingin trading di saat rilis NFP, trader wajib menyiapkan strategi yang sudah teruji di kondisi news, mengatur risiko dengan lot kecil, memasang stop-loss lebar dengan perhitungan risiko yang sesuai, dan yang terpenting: menahan diri dari keserakahan.
Lebih baik lagi, banyak trader profesional memilih untuk tidak membuka posisi saat NFP rilis, dan menunggu pasar tenang sebelum masuk kembali. Ini karena setelah rilis NFP, biasanya harga akan menunjukkan arah tren yang lebih valid beberapa jam atau hari kemudian, memberikan peluang trading yang lebih rasional dan aman.
Trading saat NFP bukan hanya soal kemampuan analisis teknikal, tetapi juga penguasaan emosi, pemahaman fundamental makroekonomi, dan pengalaman menghadapi kondisi market yang tidak biasa. Tanpa persiapan ini, lebih baik menahan diri daripada mengambil risiko besar yang tidak sepadan.
Jika Anda ingin mempelajari bagaimana cara menghadapi news besar seperti NFP dengan strategi yang terukur dan manajemen risiko profesional, Anda bisa mengikuti program edukasi trading bersama Didimax. Didimax memiliki mentor berpengalaman yang akan membimbing Anda memahami dinamika pasar secara mendalam, sehingga Anda tidak lagi menjadi korban pergerakan news seperti NFP.
Segera kunjungi www.didimax.co.id untuk mendaftar program edukasi trading Didimax dan jadilah trader yang mampu menghadapi kondisi market apa pun dengan percaya diri. Jangan biarkan volatilitas NFP menghancurkan akun Anda—belajar bersama Didimax adalah langkah awal untuk menjadi trader yang disiplin, cerdas, dan konsisten profit.