Kalau Kamu sering menggunakan indikator pada platform trading baik forex atau saham, pasti Kamu sudah familiar dengan settingan MA 200. MA 200 ini juga sering disarankan oleh para trader profesional untuk digunakan dalam kegiatan analisis teknikal trading.
Settingan indikator Moving Average ada beragam macamnya, ada MA 5, MA 20, MA 30, MA 50, MA 100 dan MA 200. Jika semakin pendek time frame settingan MA-nya, maka akan semakin sensitif pula indikator MA tersebut terhadap perubahan harga. MA 200 ini termasuk dalam settingan indikator Moving Average yang time frame-nya paling panjang ketimbang settingan MA yang lainnya.
Namun, apakah MA 200 ini memang benar-benar memberi kebermanfaatan untuk trading? Mungkinkah trading akan jadi lebih baik jika menggunakan indikator analisis teknikal Moving Average dengan time frame yang panjang? Dan, bagaimana pula cara untuk menginterpretasikan MA 200 agar bisa diaplikasikan dalam kegiatan bertrading?
Mari simak artikel ini sampai habis!
Apa Itu MA 200?
Moving Average 200 Day atau biasa disebut dengan MA 200 adalah salah satu settingan indikator teknikal Moving Average yang berfungsi untuk menganalisis serta mengidentifikasi tren dalam jangka panjang di waktu 200 hari. Tampilan indikator yang ditunjukan oleh MA 200 pada dasarnya merupakan garis-garis yang mewakili rata-rata dari harga penutupan pada pasar trading baik itu saham maupun forex.
MA 200 pada umumnya sering juga dianggap sebagai tren Moving Average dengan jangka waktu 1 tahun. Sebab 1 bulan kerja di bursa efek idealnya terhitung sebagai 20 hari kerja, karena hari Sabtu dan Minggu terhitung sebagai hari libur. Oleh karena itu pula, 1 tahun kerja di bursa efeknya idealnya rata-rata dihitung sama dengan 200 hari kerja, sebab dalam 1 tahun tentu terdapat beberapa hari juga yang menjadi tanggal merah dalam kalender nasional.
Yang menjadi pembeda antara MA 200 dan MA dengan jangka waktu lainnya adalah fluktuatif garis yang terdapat pada grafik tradingnya. Jika semakin pendek rentang waktu settingan moving average, maka garis MA akan terlihat semakin bergelombang, garis juga akan lebih dekat ke harga pasar, dan grafik sinyal trading yang ditunjukkan juga lebih banyak. Begitu juga sebaliknya, jika rentang waktu settingan moving average semakin panjang, garis yang terlihat pada grafik trading akan lebih smooth dan sedikit fluktuatif.
Oleh karena MA 200 merupakan settingan moving average dengan rentang waktu yang paling panjang, maka MA 200 sering digunakan sebagai indikator MA untuk melakukan analisis teknikal trading.
Menggunakan MA 200 Dalam Strategi Trading
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya di atas, MA 200 merupakan settingan moving average yang sering disarankan dan digunakan oleh para trader dengan berbagai cara yang dapat diaplikasikan.
Menggunakan MA 200 sebagai Support Resistance
MA 200 bisa juga digunakan sebagai indikator teknikal untuk mengidentifikasi Key Level di pasar trading forex, dimana harga seringkali akan mendekati dan memantul dari garis indikator MA 200 sehingga MA 200 ini pula dapat dilihat sebagai area Support dan Resistance yang dinamis.
Trader yang melakukan analisis MA 200 sebagai support resistance memiliki tujuan untuk menentukan posisi beli di posisi harga ketika pergerakan harga tersebut memantul dari indikator MA 200 pada saat pasar dalam keadaan tren naik. Begitu pula pada saat pergerakan harga pasar sedang dalam keadaan tren turun, maka trader dapat menentukan posisi entry pendek ketika harga memantul dari garis indikator MA 200.
Crossover Moving Average
Kebanyakan trader akan sering melakukan penilaian kekuatan tren setelah tren jangka panjang teridentifikasi. Hal ini penting untuk dilakukan karena jika tren panjang terindikasi melemah, maka akan terjadi pembalikan tren dan tentu jika sebelumnya trader sudah melakukan analisis maka trader bisa dapat keluar dari pasar sebelum akhirnya menimbulkan kerugian yang lebih jauh.
Menggunakan MA 200 untuk crossover tren adalah untuk menentukan kapan tren dari pasar yang dianalisis akan terjadi pelemahan, karena MA 200 dapat melacak pergerakan harga yang baru dalam periode jangka waktu 200 hari.
Menggunakan MA 200 sebagai Filter Tren
MA 200 juga bisa digunakan sebagai monitor dalam melihat kondisi pasar untuk menganalisis tren pasar secara umum dan menempatkannya pada perdagangan dengan arah tren jangka panjang.
Menggunakan MA 200 untuk Melihat Potensi Breakout, Breakdown dan Rebound
MA 200 dapat digunakan untuk melihat potensi dari Breakout, Breakdown sekaligus Rebound dengan catatan sebagai berikut:
Ketika awalnya harga pasar berada di bawah garis indikator MA 200,dan kemudian terjadi breakout melewati garis indikator MA 200 tadi disertai dengan tren yang juga naik tajam,maka kemungkinannya harga pasar berpotensi akan terus mengalami kenaikan tren.
Ketika harga pasar mengalami penurunan dan telah menyentuh garis indikator dari MA 200 namun mampu bertahan di atasnya alias tidak patah tren, biasanya yang terjadi adalah harga pasar akan kembali naik atau rebound namun dalam jangka pendek. Momen ini biasa dilakukan para trader untuk melakukan pembukaan trading.
Ketika harga pasar yang awalnya uptrend, kemudian mengalami downtrend dan melewati garis indikator dari MA 200, maka dapat dipastikan tren harga pasar akan berpotensi besar untuk mengalami penurunan secara terus menerus.
Para trader yang ingin menggunakan MA 200 disarankan untuk melakukan kombinasi garis moving average-nya, yaitu dengan mengaktifkan garis moving average yang memiliki rentang waktu yang lebih pendek, misalnya mengkombinasikan MA 200 dengan MA 20, MA 50, ataupun MA 100.
Hal ini bertujuan agar trader yang menggunakan indikator analisis teknikal moving average tidak akan kesulitan dalam menemukan sinyal trading. Sebab MA 200 dengan time frame panjang dan garis yang smooth cenderung menampilkan sinyal atau titik area support resistance yang tidak sebanyak indikator analisis teknikal moving average dengan rentang waktu yang lebih pendek.
Menentukan Teknik yang Tepat untuk Memperoleh Keuntungan
Memilih periode Moving Average yang tepat sangat penting untuk strategi trading. Periode yang lebih pendek, seperti MA 20, lebih sensitif terhadap perubahan harga dan dapat memberikan sinyal lebih cepat namun lebih sering menghasilkan noise. Sebaliknya, periode yang lebih panjang, seperti MA 200, memberikan gambaran yang lebih halus tentang tren jangka panjang tetapi mungkin terlambat dalam memberikan sinyal. Menentukan periode yang optimal bergantung pada tujuan trading dan gaya trading (jangka pendek vs jangka panjang).
Trader perlu menyesuaikan MA mereka berdasarkan kondisi pasar. Dalam pasar yang trending, MA jangka panjang mungkin lebih berguna untuk mengikuti arah utama tren, sedangkan dalam pasar sideways, MA jangka pendek mungkin lebih berguna untuk menangkap pergerakan harga yang lebih kecil. Misalnya, selama tren kuat, trader mungkin mengandalkan MA jangka panjang untuk menentukan arah utama, sementara dalam pasar konsolidasi, mereka dapat menggunakan MA jangka pendek untuk mengidentifikasi sinyal trading dalam kisaran harga. Adaptasi MA yang sesuai dengan kondisi pasar membantu meningkatkan efektivitas strategi trading.
Di Didimax, Kamu tak perlu bingung-bingung untuk memilih teknik yang mana yang sesuai dengan strategi trading-mu. Sebab, Didimax merupakan broker terpercaya di Indonesia yang terdaftar sehingga Kamu tak perlu ragu-ragu lagi. Segera klik di sini untuk dapat memulai trading-mu dengan penuh kepercayaan!