Orang-orang yang telah berkecimpung dalam dunia trading baik forex ataupun saham tentu sudah familiar dengan Margin Call atau dapat disingkat menjadi MC. Margin Call sendiri merupakan kondisi dimana ketika nilai ekuitas yang dimiliki trader nyaris habis akibat ada posisi merugi yang cukup parah yang terdapat pada akun trading yang dimiliki oleh trader tersebut. Jika trader tidak ingin menambah dana saldo pada akun yang merugi tersebut, maka yang terjadi adalah broker akan dapat menutup paksa posisi tradingnya dalam kondisi yang merugi (stop out).
Lalu, apa yang dimaksud dengan Margin Call itu? Dan bagaimana Margin Call bisa menjadi mimpi buruk bagi para trader? Serta apa yang bisa dilakukan untuk menceganya? Untuk mendapatkan jawaban tersebut mari simak artikel ini.
Mengenal Margin Call (MC)
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai apa itu Margin Call, terlebih dahulu kita harus mengetahu apa itu Margin.
Margin adalah praktik dalam trading dengan menggunakan dana pinjaman dari broker atau sekuritas untuk melakukan transaksi dalam trading. Tujuan Margin adalah untuk memungkinkan trader dapat membeli atau melakukan pembukaan pada pasar trading lebih banyak dari modal yang dimiliki oleh trader tersebut, dengan harapan trader dapat meningkatkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan.
Sedangkan, Margin Call sendiri merupakan sistem notifikasi atau peringatan dari broket atau sekuritas, jika ekuitas atau modal dalam akun trading sudah tidak dapat mencukupi nilai margin yang telah ditetapkan oleh broker atau sekuritas, sehingga jika nilai yang di tetapkan tersebut tidak mencapai ambang batas, maka trader tidak akan bisa membuka posisi lagi (margin requirement). Intinya, margin call merupakan fasilitas yang disediakan oleh broker atau sekuritas untuk memberi peringatan kepada trader bahwa ia harus menambah saldo akun tradingnya.
Istilah margin call ini juga sering tertukar. Kebanyakan trader pemula yang masih minim pengetahuan dan pengalaman sering menganggap bahwa Stop Out itu sama dengan margin call. Padahal, sejatinya margin call adalah sistem yang bisa buat trader terhindar dari kerugian yang semakin mendalam.
Cara Mencegah Margin Call
Ketika membuka atau membeli aset pada pasar trading dengan menggunakan pinjaman broker atau sekuritas memang menggiurkan, sebab potensi keuntungan bisa lebih besar dari hasil laverage. Namun resikonya juga lebih besar, sebab jika harga pasar terus merosot, trader juga dapat mengalami kerugian uang lebih besar.
Mendapatkan notifikasi atau peringatan margin call pun juga demikian, seperti mimpi buruk, jika trader mengabaikan peringatan ini, maka pada saat itu telah berakhir mimpi trader untuk memperoleh keuntungan dari trading sebab broker atau sekuritas akan menjual paksa portofio trader tersebut untuk melunasi hutangnya.
Ketika banyak trader yang mendapatkan margin call, dampaknya juga bisa mengarah pada voltalitas pasar yang buruk. Sebab, trader yang mendapatkan margin call dipaksa untuk menjual asetnya. Oleh karena itu, hal ini juga bisa memicu kondisi ‘lingkaran setan’, dimana terjadi pelonjakan jual pada suatu pasar trading sehingga mengakibatkan penurunan harga saham menjadi lebih rendah, diperparah dengan semakin banyaknya margin call.
Namun jangan khawatir, berikut cara untuk mencegah margin call untuk meminimalisir kerugian
Tutup Posisi Trading atau Inject (Tambah Modal) Sebelum Kena Margin Call
Jika ternyata dana dalam akun kurang memadai atau mepet, padahal masih ada posisi trading terbuka (floating), maka ada dua pilihan tindakan. Opsi pertama, tutup sendiri posisi trading yang sedang floating loss. Memang sama-sama rugi, tapi jika ditutup sendiri maka kemungkinan loss tidak sebesar jika terkena MC. Opsi kedua, jika menurut Anda tak lama lagi harga akan berbalik, maka setor (inject) dana tambahan ke broker forex Anda agar ketahanan margin meningkat. Banyak broker yang akan menyarankan Anda untuk meng-inject kembali akun trading dengan modal lebih besar.
Alasannya tentu saja agar margin kembali fresh dan posisi dapat ditahan lebih lama. Namun bijakkah hal tersebut dilakukan sebagai seorang trader? Dari sisi psikologi trading, hal tersebut sama saja dengan Anda tidak mau mengakui kesalahan dalam menganalisa, yang tentu saja dapat berakibat lebih buruk di masa depan. Inject dana hanya bermanfaat jika Anda benar-benar yakin arah harga akan segera berbalik. Namun bagaimana jika harga malah meneruskan perjalanan hingga menghabiskan inject dana yang barusan Anda lakukan? Jika hal tersebut terus-menerus terjadi, tentu inject dana bukan lagi menjadi solusi handal untuk mengatasi kerugian besar akibat Margin Call. Karena itu, mari simak tips-tips selanjutnya untuk mendapat solusi yang lebih baik lagi.
Pilih Leverage Sewajarnya
Leverage merupakan senjata utama trader retail dengan modal kecil. Namun, senjata ini juga dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, Leverage dapat membantu trader meraih keuntungan besar dengan modal terbatas. Di sisi lain, Leverage juga dapat menyebabkan penyakit-penyakit seperti overtrading, overlot, dan kebiasaan buruk lain yang menyebabkan posisi cepat terkena Margin Call. Jadi langkah pertama untuk menghindari Margin Call adalah, bijaklah dalam memilih Leverage.
Money Management yang Baik
Pada dasarnya, trader tidak akan mengalami Margin Call jika memiliki dan patuh terhadap money management yang baik. Dalam salah satu contoh management yang baik, seorang investor hanya mengalokasikan 2% dari ekuitasnya di setiap satu posisi trading. Coba hitung, jika Anda menerapkan prinsip tersebut, mungkinkah Anda mengalami Margin Call? Sebagai contoh, Anda memiliki akun trading dengan ekuitas 7,000 USD. Jika hanya dialokasikan 2% dari modal dalam satu posisi, berarti kita hanya perlu menggunakan 140 USD dari akun kita untuk satu posisi. Sehingga jika digunakan aturan yang sama untuk setiap posisi trading, perlu 25 posisi loss agar ekuitas Anda menyentuh angka di bawah 50%. Mengalami kerugian 25 kali secara berturut-turut adalah hal yang cukup mustahil, kecuali jika Anda trading tanpa rencana atau sedang terkena penyakit overtrading.
Pantau Free Margin dan Margin Level Sebelum Buka posisi Trading
Free Margin sering juga disebut sebagai Available Margin atau Usable Margin. Aturan "memantau Margin sebelum buka posisi" ini boleh jadi kedengaran remeh. Namun, banyak trader pemula mengabaikan atau tidak tahu tentang ini, sehingga mendadak kaget ketika posisi trading-nya ditutup otomatis oleh broker, segera setelah Open Posisi (OP). Disangka broker main-main, padahal diri sendiri yang lupa menengok berapa banyak ketersediaan margin.
Jangan Buka Posisi Tanpa Perhitungan yang Baik
Saat akan OP, selain harus menengok Margin yang masih tersedia dalam Akun, Anda juga perlu menghitung berapa banyak Margin yang dibutuhkan untuk membuka posisi baru. Bisa secara manual dengan menyusun trading plan harian, atau dengan tools atau alat trading semacam Kalkulator Margin.
Gunakan Stop Loss
Menaruh Stop Loss di setiap posisi trading akan membantu Anda membatasi loss, sehingga MC dapat dihindari sejak awal. Selain Stop Loss, bisa juga menggunakan Trailing Stop. Hentikan penggunaan Stop Loss dalam hati! Mulailah berteman dengan Stop Loss saat ini. Terkadang memang harga hanya mengejar Stop Loss Anda lalu kembali ke arah yang diprediksikan. Namun, terkadang harga juga bablas tanpa sempat berbalik lagi dan hanya menyisakan Margin Call. Agar tidak 'merasa dirugikan' oleh Stop Loss, sebaiknya Anda belajar lebih dalam tentang kesalahan-kesalahan umum trader dalam penempatan Stop Loss.
Ikuti terus pengumuman dari Broker dan Sekuritas
Kebanyakan broker menetapkan syarat margin lebih tinggi pada akhir pekan. Contohnya, pada hari biasa hanya memerlukan 1% margin, tetapi untuk menahan posisi selama akhir pekan, margin yang dibutuhkan bisa meningkat hingga 2% atau lebih tinggi.
Apabila syarat margin naik, maka Margin Call Level juga akan meninggi. Selain pada akhir pekan, perubahan margin juga acap dilakukan menjelang peristiwa-peristiwa yang diproyeksikan berdampak besar, misalnya Pemilu Presiden AS. Hal penting yang perlu diingat ialah, Trader harus membaca kebijakan-kebijakan broker yang berkenaan dengan margin secara menyeluruh, agar dapat memahami serta merasa nyaman dengan risiko yang nantinya akan digunakan.
Wujudkan Mimpi dari Trading!
Nah, setelah mengetahui seluk-beluk margin call ini, apakah Kamu tertarik untuk menggunakannya atau justru ingin menghindarinya? Margin call saham itu sendiri tak perlu ditakuti, tetapi Kamu sebaiknya meningkatkan wawasan dan keahlian trading dulu sebelum memanfaatkan fasilitas margin bersama Didimax!