Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) dan Potensi Ganggu Pasar
Di era digital saat ini, dunia keuangan tengah memasuki babak baru yang menjanjikan efisiensi sekaligus memunculkan tantangan besar. Salah satu inovasi yang sedang menjadi sorotan utama adalah Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital bank sentral. Berbagai negara, termasuk Indonesia melalui Bank Indonesia (BI), tengah menjajaki dan bahkan mengembangkan bentuk digital dari mata uang nasional mereka. Namun, di balik potensi besar CBDC untuk merevolusi sistem keuangan, muncul pula kekhawatiran bahwa keberadaannya bisa mengguncang pasar, termasuk sektor perbankan, pasar uang, bahkan dunia kripto.
Apa Itu CBDC?

CBDC merupakan representasi digital dari mata uang resmi suatu negara yang diterbitkan langsung oleh bank sentral. Berbeda dengan uang digital seperti e-money yang dikelola oleh lembaga non-pemerintah, CBDC berada di bawah kendali penuh otoritas moneter negara. Tujuannya adalah untuk menyediakan alat pembayaran digital yang aman, efisien, dan dapat diandalkan, serta memperluas inklusi keuangan.
Ada dua tipe utama dari CBDC yang dikembangkan:
-
Retail CBDC, digunakan oleh masyarakat umum untuk transaksi sehari-hari seperti halnya uang tunai.
-
Wholesale CBDC, ditujukan untuk transaksi antar lembaga keuangan dalam skala besar, seperti penyelesaian antar bank.
Mengapa CBDC Menjadi Prioritas Global?
Banyak negara mulai mengembangkan CBDC karena sejumlah alasan strategis:
-
Menanggapi disrupsi sistem pembayaran oleh perusahaan teknologi finansial (fintech) dan mata uang kripto.
-
Meningkatkan efisiensi sistem pembayaran domestik dan lintas negara.
-
Meningkatkan inklusi keuangan, terutama di negara berkembang yang sebagian masyarakatnya belum tersentuh layanan perbankan.
-
Mengurangi biaya pengelolaan uang tunai, yang sangat tinggi di banyak negara.
Negara seperti Tiongkok telah meluncurkan uji coba e-CNY secara luas, sementara Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, dan Indonesia juga sedang dalam tahap eksplorasi dan uji coba teknis.
Potensi CBDC Mengganggu Pasar
Walaupun CBDC menjanjikan banyak keuntungan, namun para ekonom dan pelaku pasar memperingatkan bahwa pengimplementasiannya bisa membawa gangguan sistemik terhadap ekosistem keuangan yang telah ada selama puluhan tahun.
1. Ancaman Terhadap Perbankan Konvensional
Salah satu risiko utama adalah kemungkinan terjadinya disintermediasi perbankan. Jika masyarakat memilih menyimpan dananya langsung dalam bentuk CBDC di rekening digital yang disediakan oleh bank sentral, maka bank-bank komersial akan kehilangan sebagian besar dana pihak ketiga (DPK). Hal ini bisa mengganggu fungsi intermediasi bank dalam menyalurkan kredit ke sektor riil, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Bayangkan sebuah skenario di mana terjadi krisis keuangan. Publik yang panik bisa dengan cepat menarik dana dari rekening bank komersial ke dompet digital CBDC milik negara, sehingga memicu bank run digital yang lebih cepat dan masif dari sebelumnya.
2. Mengubah Struktur Suku Bunga
CBDC berpotensi membuat bank sentral memiliki instrumen baru dalam mengatur suku bunga. Namun, ini juga bisa membuat mekanisme transmisi kebijakan moneter berubah drastis. Jika masyarakat bisa memegang CBDC dengan bunga tertentu, mereka bisa saja menarik dana dari instrumen lain seperti deposito bank atau obligasi.
Efeknya? Pasar uang dan obligasi bisa mengalami volatilitas karena perubahan preferensi masyarakat terhadap instrumen investasi.
3. Ancaman Terhadap Stabilitas Pasar Kripto
CBDC bisa menjadi pesaing langsung terhadap stablecoin dan kripto yang saat ini banyak digunakan sebagai alternatif alat pembayaran atau penyimpan nilai. Meskipun ini bisa meningkatkan regulasi dan mengurangi risiko pencucian uang, di sisi lain, pasar kripto bisa terguncang karena likuiditas yang berpindah ke CBDC yang dijamin oleh pemerintah.
Dengan kata lain, CBDC berpotensi memperkuat dominasi bank sentral atas sistem moneter global, sekaligus melemahkan prinsip desentralisasi yang menjadi pondasi dunia kripto.
4. Privasi dan Kepercayaan Publik
Salah satu isu paling sensitif adalah soal privasi data transaksi. Berbeda dengan uang tunai yang anonim, CBDC secara teori memungkinkan pemerintah untuk melacak semua transaksi yang dilakukan masyarakat. Ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pelanggaran hak privasi individu dan potensi penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Jika tidak diatur secara hati-hati, CBDC bisa membuat masyarakat enggan menggunakannya karena takut "dipantau" setiap saat.
Bagaimana Negara dan Pasar Menyikapi Ini?
Banyak negara menyadari potensi gangguan dari CBDC, sehingga mereka menerapkan pendekatan yang hati-hati. Bank Indonesia, misalnya, tengah mengembangkan Proyek Garuda sebagai kerangka kerja untuk pengembangan rupiah digital. Dalam berbagai dokumen resminya, BI menegaskan bahwa CBDC Indonesia akan didesain untuk melengkapi, bukan menggantikan, fungsi perbankan komersial dan uang tunai.
Negara-negara juga mempertimbangkan model distribusi CBDC yang melibatkan bank komersial sebagai perantara (two-tier model), untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan menghindari disintermediasi besar-besaran.
Masa Depan CBDC: Tantangan dan Peluang
CBDC bukan hanya tentang efisiensi teknologi, tetapi juga menyangkut politik moneter, keamanan nasional, dan kepercayaan publik. Untuk menjadi sukses, CBDC harus memenuhi tiga syarat utama:
-
Dapat diakses dan mudah digunakan oleh masyarakat.
-
Aman dan menjamin privasi pengguna.
-
Tidak mengganggu stabilitas pasar dan sistem keuangan.
Pemerintah, bank sentral, dan pelaku pasar harus berkolaborasi dalam membangun arsitektur CBDC yang inklusif dan tidak merusak keseimbangan ekonomi.
Sementara itu, para investor dan trader juga harus mulai mempersiapkan diri terhadap perubahan besar ini. Dunia trading, khususnya forex dan komoditas, akan ikut terkena imbas dari kebijakan moneter baru yang berbasis CBDC. Likuiditas, pergerakan harga, dan sentimen pasar akan lebih cepat berubah karena sistem digital yang serba real-time.
Di tengah perubahan masif yang akan terjadi akibat kehadiran CBDC, sudah saatnya Anda membekali diri dengan pengetahuan dan strategi trading yang lebih matang dan adaptif. Dunia keuangan digital memerlukan pemahaman yang kuat agar bisa mengambil peluang di saat orang lain kebingungan. Jangan sampai Anda tertinggal ketika pasar mengalami disrupsi karena kurangnya pemahaman.
Bergabunglah dalam program edukasi trading gratis dari Didimax melalui situs resmi www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman, strategi terbaru, dan analisa pasar harian yang membantu Anda menjadi trader yang siap menghadapi tantangan dunia digital. Kini saatnya Anda melangkah lebih jauh, belajar, dan tumbuh bersama Didimax!