Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Memanfaatkan Renko Chart untuk Scalping: Strategi Cerdas di Tengah Volatilitas Pasar

Memanfaatkan Renko Chart untuk Scalping: Strategi Cerdas di Tengah Volatilitas Pasar

by Rizka

Memanfaatkan Renko Chart untuk Scalping: Strategi Cerdas di Tengah Volatilitas Pasar

Dalam dunia trading yang serba cepat dan penuh tantangan, scalping menjadi salah satu strategi favorit bagi banyak trader, terutama mereka yang menginginkan hasil instan dalam waktu singkat. Namun, seperti halnya strategi lainnya, scalping pun memerlukan pemahaman yang kuat terhadap alat analisis teknikal yang digunakan. Salah satu alat yang kini mulai banyak dilirik oleh para trader, terutama scalper, adalah Renko chart. Renko chart bukanlah jenis chart konvensional seperti candlestick atau bar chart. Justru karena keunikannya inilah, Renko chart menawarkan keunggulan tersendiri dalam membantu scalper mengidentifikasi tren dan potensi titik entry secara lebih bersih dan jelas.

Apa Itu Renko Chart?

Renko chart merupakan jenis grafik harga yang dikembangkan di Jepang dan difokuskan pada perubahan harga tertentu, bukan waktu. Nama “Renko” berasal dari kata Jepang “renga” yang berarti “batu bata”, karena tampilan grafik ini menyerupai susunan bata. Setiap "bata" atau blok baru akan terbentuk hanya jika harga bergerak dalam jumlah tertentu—disebut sebagai box size. Berbeda dengan candlestick yang membentuk bar berdasarkan satuan waktu seperti 1 menit atau 5 menit, Renko chart hanya membentuk blok baru jika harga telah bergerak sesuai dengan ketentuan box size tersebut.

Karakteristik inilah yang menjadikan Renko chart sangat efektif dalam menyaring noise pasar—yaitu pergerakan harga yang tidak signifikan—sehingga visualisasi tren menjadi jauh lebih bersih. Hal ini tentu saja menjadi kabar baik bagi para scalper yang membutuhkan konfirmasi tren yang cepat dan jelas.

Mengapa Renko Chart Cocok untuk Scalping?

Scalping memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Trader yang menggunakan strategi ini biasanya membuka dan menutup posisi dalam hitungan menit, bahkan detik. Oleh karena itu, mereka membutuhkan alat bantu yang bisa memotong kerumitan dan menyajikan informasi yang to the point. Di sinilah Renko chart memainkan peran penting.

Berikut beberapa alasan mengapa Renko chart sangat cocok digunakan untuk strategi scalping:

  1. Menyaring Noise Pasar
    Renko chart tidak menunjukkan pergerakan harga kecil yang tidak signifikan. Ini sangat membantu scalper dalam menghindari sinyal palsu (false signal) yang sering muncul pada grafik candlestick.

  2. Menunjukkan Tren Lebih Jelas
    Karena hanya fokus pada pergerakan harga dalam jumlah tertentu, arah tren akan terlihat lebih jelas pada Renko chart. Ini memudahkan scalper dalam menentukan kapan harus masuk dan keluar pasar.

  3. Lebih Mudah untuk Mengidentifikasi Support dan Resistance
    Renko chart membantu trader melihat area support dan resistance dengan lebih tajam, karena grafiknya lebih bersih dan terstruktur.

  4. Mendukung Penggunaan Strategi Price Action
    Bagi scalper yang mengandalkan price action, Renko chart bisa menjadi alat visualisasi yang sangat efektif untuk memahami perilaku pasar secara real time.

Setting Renko Chart untuk Scalping

Agar Renko chart bekerja optimal dalam strategi scalping, trader perlu melakukan penyesuaian pada box size. Umumnya, untuk scalping di pasar forex, ukuran box antara 5 hingga 10 pips adalah yang paling ideal. Ukuran ini sudah cukup untuk menangkap pergerakan signifikan tanpa terlalu banyak noise.

Jika menggunakan platform seperti MetaTrader 4 (MT4), trader biasanya perlu mengunduh indikator Renko khusus atau menggunakan Renko EA (expert advisor) untuk bisa menampilkan grafik Renko. Di platform lain seperti TradingView, pengguna bisa dengan mudah mengakses grafik Renko dengan memilih jenis chart tersebut pada opsi tampilan.

Strategi Scalping Menggunakan Renko Chart

Ada beberapa pendekatan scalping yang bisa dikombinasikan dengan Renko chart, antara lain:

1. Renko + Moving Average

Menggunakan dua Moving Average—misalnya EMA 10 dan EMA 21—trader bisa masuk posisi ketika terjadi crossing pada Renko chart. Jika EMA 10 memotong EMA 21 dari bawah ke atas, ini bisa menjadi sinyal buy. Sebaliknya, jika EMA 10 memotong EMA 21 dari atas ke bawah, ini bisa menjadi sinyal sell.

2. Renko + Support & Resistance

Scalper bisa menandai area-area penting yang sering menjadi titik pembalikan harga. Ketika harga menyentuh support dan memantul dengan membentuk bata baru berwarna hijau, bisa menjadi sinyal buy. Jika harga menyentuh resistance dan memantul dengan membentuk bata merah, menjadi sinyal sell.

3. Renko + RSI (Relative Strength Index)

RSI dapat membantu trader mengenali kondisi overbought atau oversold. Saat RSI menunjukkan kondisi oversold dan Renko membentuk bata hijau pertama, itu bisa menjadi sinyal masuk posisi buy. Begitu pula sebaliknya.

4. Renko Reversal Strategy

Strategi ini berfokus pada pembalikan tren. Ketika setelah deretan bata merah muncul satu atau dua bata hijau, itu bisa menandakan awal perubahan tren, dan scalper bisa mengambil posisi buy, begitu pula sebaliknya.

Kelebihan dan Kekurangan Renko Chart untuk Scalping

Kelebihan:

  • Menyajikan tren dengan sangat bersih.

  • Mengurangi noise dari pergerakan harga yang tidak signifikan.

  • Mudah digunakan bahkan untuk trader pemula.

  • Bisa dikombinasikan dengan banyak indikator teknikal.

Kekurangan:

  • Tidak menampilkan volume perdagangan secara langsung.

  • Karena berbasis pergerakan harga, chart bisa terlambat memberikan sinyal saat pasar bergerak sangat cepat.

  • Memerlukan platform khusus atau plugin tambahan di beberapa aplikasi trading.

Tips Sukses Scalping dengan Renko Chart

  1. Uji Coba di Akun Demo
    Jangan langsung menggunakan strategi Renko scalping di akun real tanpa ujicoba. Cobalah di akun demo terlebih dahulu agar Anda memahami karakteristiknya.

  2. Gunakan Timeframe Pendek
    Meskipun Renko tidak berbasis waktu, penggunaan dalam konteks scalping tetap perlu dukungan time-based chart untuk analisis tambahan, seperti M1 atau M5.

  3. Kombinasikan dengan Manajemen Risiko yang Ketat
    Scalping bisa sangat menguntungkan, tetapi juga sangat berisiko. Gunakan stop loss dan take profit yang terukur.

  4. Perhatikan Berita Ekonomi
    Hindari scalping saat rilis berita ekonomi berdampak tinggi karena dapat menyebabkan lonjakan harga yang sulit diprediksi dengan Renko chart.

Penutup

Renko chart adalah alternatif yang cerdas bagi para scalper yang ingin menyederhanakan analisis teknikal dan mendapatkan visualisasi tren yang lebih jelas. Dengan menyaring noise pasar, Renko membantu menghindari sinyal palsu yang seringkali menjebak scalper di kondisi pasar sideways atau tidak menentu. Namun, seperti semua strategi, Renko chart tidak menjamin profit jika tidak disertai dengan manajemen risiko yang tepat dan pemahaman mendalam mengenai pergerakan pasar.

Jika Anda tertarik untuk memperdalam pemahaman mengenai strategi Renko chart untuk scalping dan berbagai teknik trading lainnya, Anda bisa mengikuti program edukasi trading eksklusif dari Didimax. Didimax memberikan pelatihan gratis baik secara online maupun offline, langsung dari para mentor berpengalaman yang siap membimbing Anda dari nol hingga mahir.

Jangan lewatkan kesempatan emas untuk belajar langsung dari praktisi dan mendapatkan akses ke komunitas trader aktif di seluruh Indonesia. Kunjungi website resmi kami di www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda sekarang juga. Jadikan Renko chart dan strategi scalping sebagai bagian dari perjalanan sukses Anda di dunia trading bersama Didimax!