Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengapa Jepang Sering Dianggap Safe Haven? Memahami Daya Tarik Yen di Tengah Gejolak Pasar Global

Mengapa Jepang Sering Dianggap Safe Haven? Memahami Daya Tarik Yen di Tengah Gejolak Pasar Global

by Rizka

Mengapa Jepang Sering Dianggap Safe Haven? Memahami Daya Tarik Yen di Tengah Gejolak Pasar Global

Dalam dunia keuangan internasional, istilah safe haven adalah salah satu konsep yang paling sering muncul ketika pasar global berada dalam kondisi penuh ketidakpastian. Investor dari berbagai penjuru dunia akan mencari instrumen atau mata uang yang dianggap aman dan stabil ketika risiko meningkat. Salah satu instrumen yang paling sering menjadi tujuan adalah mata uang Jepang, yaitu Yen (JPY). Fenomena ini sering menimbulkan pertanyaan: mengapa Jepang—meskipun memiliki tingkat pertumbuhan rendah dan utang publik tinggi—sering dianggap sebagai safe haven? Artikel ini akan mengulas secara mendalam alasan-alasan di balik reputasi Yen sebagai salah satu aset paling aman di dunia.


1. Stabilitas Ekonomi Jepang yang Teruji Waktu

Salah satu alasan terbesar Jepang dianggap sebagai negara safe haven adalah reputasinya sebagai negara dengan ekonomi stabil. Meskipun mengalami pertumbuhan lambat selama beberapa dekade terakhir, ekonomi Jepang dikenal sangat kuat, terstruktur, dan berbasis industri dengan teknologi tinggi. Ekonomi yang stabil membuat investor lebih percaya diri bahwa mata uang negara tersebut tidak akan mudah terpengaruh oleh gejolak global.

Selain itu, Jepang adalah salah satu negara penghasil barang industri terbesar di dunia, terutama di sektor otomotif, elektronik, robotik, dan manufaktur berat. Struktur ekonomi yang kuat dan ekspor yang besar membantu menjaga stabilitas nilai tukar Yen, bahkan ketika ekonomi global terguncang.


2. Jepang Memiliki Surplus Akun Berjalan yang Tinggi

Faktor lain yang membuat Yen dianggap aman adalah surplus akun berjalan (current account surplus) Jepang yang konsisten. Surplus ini menunjukkan bahwa negara tersebut lebih banyak menabung daripada berutang, dan memiliki posisi finansial yang sangat kuat di tingkat global.

Surplus akun berjalan menggambarkan bahwa suatu negara:

  • Menjual lebih banyak barang dan jasa ke luar negeri daripada membeli,

  • Memiliki aliran pendapatan investasi yang positif dari aset luar negeri,

  • Tingkat tabungan masyarakatnya tinggi,

  • Tidak bergantung pada pembiayaan asing.

Kondisi ini membuat investor memandang Yen sebagai aset yang tidak rentan terhadap risiko eksternal. Ketika terjadi gejolak keuangan, negara dengan surplus kuat memiliki daya tahan lebih besar dibandingkan negara dengan defisit besar.


3. Investor Global Percaya pada Struktur Politik dan Hukum Jepang

Salah satu inti dari konsep safe haven adalah kepercayaan. Jepang memiliki lingkungan politik yang stabil dan sistem hukum yang kuat, sehingga investor memandang negara ini sebagai tempat penyimpanan modal yang aman. Risiko politik yang rendah membuat Yen menjadi salah satu pilihan utama ketika terjadi ketidakpastian global.

Selain itu, Jepang memiliki hubungan diplomatik baik dengan berbagai negara besar dan merupakan bagian dari berbagai organisasi internasional seperti G7, WTO, dan OECD. Hal ini semakin memperkuat persepsi bahwa Jepang adalah negara yang aman dan dapat diandalkan.


4. Likuiditas Yen yang Tinggi di Pasar Forex

Yen Jepang adalah salah satu mata uang paling banyak diperdagangkan di seluruh dunia, menempati posisi ketiga setelah USD dan EUR. Tingginya likuiditas membuat investor mudah keluar masuk posisi tanpa risiko terganggunya harga secara signifikan.

Likuiditas tinggi membuat Yen menjadi pilihan ideal sebagai safe haven, karena investor dapat dengan mudah membeli atau menjual JPY dalam jumlah besar, bahkan ketika pasar sedang sangat volatil.

Tidak seperti mata uang dari negara berkembang yang sering mengalami slippage besar dalam kondisi panik, Yen tetap stabil dan terjaga karena memiliki pasar yang dalam dan aktif.


5. Kebiasaan Investor Jepang yang Lebih Konservatif

Masyarakat Jepang dikenal memiliki budaya menabung yang kuat. Investor dan institusi Jepang—termasuk dana pensiun dan perusahaan asuransi—lebih konservatif dalam mengelola aset mereka. Mereka sering menarik investasi luar negeri dan memindahkannya kembali ke Jepang ketika pasar global mulai berisiko. Fenomena ini disebut flight-to-quality atau repatriasi modal.

Ketika jumlah modal besar dipulangkan ke Jepang, permintaan terhadap Yen otomatis meningkat, sehingga nilai tukarnya menguat. Hal ini memperkuat reputasi Yen sebagai safe haven, karena setiap kali terjadi krisis, Yen cenderung terapresiasi.


6. Tingginya Kepemilikan Aset Luar Negeri oleh Jepang

Jepang adalah salah satu negara dengan kepemilikan aset luar negeri terbesar di dunia. Mulai dari obligasi, saham, properti, hingga investasi korporat, Jepang memiliki portofolio global yang besar. Ketika krisis terjadi dan investor Jepang melakukan repatriasi modal, maka permintaan terhadap Yen melonjak kuat.

Inilah salah satu alasan Yen hampir selalu menguat setiap kali terjadi:

  • Krisis keuangan global (2008),

  • Gejolak geopolitik,

  • Kekhawatiran resesi global,

  • Pandemi COVID-19.

Saat modal besar kembali ke negara asal, aliran dana ini menciptakan tekanan beli signifikan pada Yen.


7. Suku Bunga Rendah yang Stabil

Bank of Japan (BoJ) adalah salah satu bank sentral dengan kebijakan suku bunga terendah di dunia. Bahkan sebelum banyak negara mengadopsi kebijakan suku bunga rendah, Jepang sudah menerapkannya sejak tahun 1990-an.

Suku bunga rendah menciptakan dua efek utama:

  1. Mendorong carry trade, di mana investor meminjam Yen dengan bunga rendah untuk membeli aset berimbal hasil tinggi.

  2. Meningkatnya permintaan Yen ketika risiko global naik, karena investor menutup posisi carry trade dan membeli kembali Yen yang mereka pinjam.

Setiap kali pasar global gonjang-ganjing, investor menutup posisi carry trade tersebut, sehingga Yen menguat secara signifikan.


8. Reputasi Yen dalam Krisis Global

Selama beberapa dekade terakhir, berbagai peristiwa besar telah membuktikan kekuatan Yen sebagai safe haven. Contohnya:

  • Krisis Finansial Asia 1997–1998
    Yen tetap stabil dan malah menguat dibandingkan banyak mata uang Asia lainnya.

  • Dot-com Bubble 2000
    Yen menjadi tujuan pelarian investor ketika teknologi global ambruk.

  • Krisis Keuangan Global 2008
    Yen menguat tajam karena repatriasi modal besar-besaran.

  • Brexit 2016
    Ketika pasar panik setelah hasil referendum diumumkan, Yen melonjak dalam hitungan jam.

  • Pandemi COVID-19 (2020)
    Yen menunjukkan ketahanannya di tengah ketidakpastian ekstrem.

Setiap episode krisis semakin memperkuat persepsi bahwa Yen adalah mata uang aman.


9. Ketahanan Yen Meski Jepang Memiliki Utang Publik Tinggi

Banyak yang bingung mengapa Yen dianggap aman padahal utang Jepang sangat tinggi. Jawabannya adalah struktur utangnya. Lebih dari 90% utang Jepang dimiliki oleh masyarakat dan institusi dalam negeri, bukan investor asing. Artinya, risiko gagal bayar sangat rendah.

Sistem ini membuat Jepang tetap dipercaya meski angka rasio utang terlihat besar. Selama struktur utang didominasi oleh investor domestik, risiko eksternal tetap rendah.


10. Ketergantungan Rendah pada Modal Asing

Berbeda dengan banyak negara lain, Jepang tidak bergantung pada investasi asing untuk mendanai ekonominya. Dengan tingkat tabungan domestik yang tinggi, Jepang dapat mempertahankan stabilitas ekonomi meski pasar global bergejolak.

Hal ini membuat Yen tidak mudah dipengaruhi oleh:

  • Perubahan sentimen investor global,

  • Arus keluar modal yang besar,

  • Ketergantungan pada aliran dana asing.

Semua faktor ini semakin memperkokoh kedudukan Jepang sebagai pusat finansial yang aman.


Kesimpulan: Yen Tetap Menjadi Pilihan Aman di Tengah Ketidakpastian

Dari stabilitas ekonomi, likuiditas pasar, kebiasaan investor Jepang, hingga reputasi dalam berbagai krisis global, semua faktor tersebut membuat Yen menjadi salah satu mata uang safe haven utama dunia. Ketika volatilitas meningkat, investor global hampir selalu berpaling kepada Yen sebagai bentuk perlindungan nilai.


Ketika dunia trading terasa membingungkan atau penuh risiko, memiliki pemahaman yang benar tentang konsep seperti safe-haven currency akan sangat membantu Anda mengambil keputusan lebih matang. Jika Anda ingin belajar lebih dalam tentang analisis pasar, strategi trading, hingga manajemen risiko, Anda bisa mendapatkan edukasi lengkap dan komprehensif langsung dari para mentor profesional.

Di www.didimax.co.id, Anda bisa mengikuti program edukasi trading yang dirancang untuk pemula hingga trader berpengalaman. Materinya lengkap, praktik langsung, dibimbing mentor berpengalaman, dan 100% GRATIS. Ayo tingkatkan kemampuan trading Anda dan mulai perjalanan menuju trader yang lebih percaya diri bersama Didimax!