
Pendahuluan
Dalam dunia trading forex, spread adalah salah satu istilah yang paling sering ditemui. Spread mengacu pada selisih antara harga bid (jual) dan ask (beli) suatu pasangan mata uang. Spread ini menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi profitabilitas trading, terutama bagi para trader harian yang sering membuka dan menutup posisi. Namun, tidak semua trader memahami mengapa spread bisa melebar secara tiba-tiba, terutama dalam kondisi pasar tertentu.
Di tahun 2025, dinamika forex semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi, kebijakan moneter global, dan peningkatan partisipasi trader ritel. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa spread bisa melebar, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta bagaimana trader dapat mengelola risiko yang timbul akibat pelebaran spread.
Apa Itu Spread dalam Forex?
Sebelum memahami mengapa spread bisa melebar, penting untuk memahami konsep dasar spread itu sendiri. Spread dihitung sebagai selisih antara harga bid dan ask yang ditawarkan oleh broker. Sebagai contoh, jika EUR/USD memiliki harga bid di 1.1000 dan ask di 1.1002, maka spread-nya adalah 2 pips.
Bagi broker, spread adalah salah satu sumber pendapatan utama, terutama bagi broker yang menggunakan model "market maker". Sementara itu, bagi trader, spread adalah biaya yang harus diperhitungkan setiap kali membuka posisi. Semakin kecil spread, semakin murah biaya trading. Namun, ketika spread melebar, biaya trading bisa meningkat secara signifikan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelebaran Spread
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan spread melebar, baik dalam kondisi normal maupun ekstrem. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut:
1. Volatilitas Pasar yang Tinggi
Volatilitas adalah perubahan harga yang cepat dan tajam dalam waktu singkat. Ketika volatilitas meningkat, seperti saat rilis berita ekonomi penting, spread cenderung melebar. Broker memperlebar spread sebagai langkah untuk mengelola risiko, karena harga dapat bergerak secara drastis dalam hitungan detik.
Sebagai contoh, saat pengumuman suku bunga oleh Federal Reserve atau data non-farm payrolls AS, pasar forex sering kali mengalami lonjakan volatilitas. Dalam situasi ini, spread yang biasanya hanya 1-2 pips dapat melebar hingga 10 pips atau lebih.
2. Likuiditas yang Rendah
Likuiditas mengacu pada seberapa mudah suatu pasangan mata uang dapat dibeli atau dijual tanpa memengaruhi harga pasar. Pada waktu-waktu tertentu, likuiditas pasar bisa menurun, seperti selama jam-jam pergantian sesi trading atau menjelang akhir pekan.
Misalnya, selama sesi Asia, likuiditas untuk pasangan mata uang eksotis atau minor cenderung lebih rendah dibandingkan sesi London atau New York. Akibatnya, spread bisa melebar karena lebih sedikitnya order yang tersedia di pasar.
3. Rilis Berita Ekonomi Penting
Rilis data ekonomi, seperti inflasi, tingkat pengangguran, dan kebijakan moneter, dapat memicu ketidakpastian di pasar. Ketika pasar menghadapi ketidakpastian, likuiditas sering kali menurun, dan spread pun melebar.
Sebagai contoh, jika data inflasi AS keluar jauh di atas ekspektasi, dolar AS bisa menguat secara signifikan, menyebabkan lonjakan volatilitas dan pelebaran spread.
4. Kebijakan Broker
Setiap broker memiliki kebijakan yang berbeda dalam mengelola spread, terutama saat volatilitas meningkat. Broker dengan model "market maker" cenderung lebih fleksibel dalam menetapkan spread, sementara broker dengan model "ECN" (Electronic Communication Network) cenderung memberikan spread yang lebih ketat, tetapi dengan komisi tambahan.
Selain itu, beberapa broker menerapkan spread tetap (fixed spread) dan ada pula yang menggunakan spread variabel. Spread tetap biasanya lebih stabil, tetapi dapat melebar dalam kondisi pasar yang ekstrem.
5. Perubahan Kondisi Ekonomi Global
Kondisi ekonomi global, seperti krisis keuangan, konflik geopolitik, atau pandemi, dapat memengaruhi spread secara signifikan. Sebagai contoh, pada awal pandemi COVID-19, spread di banyak pasangan mata uang utama melebar secara drastis karena ketidakpastian yang melanda pasar.
Di tahun 2025, dengan ketegangan perdagangan antara negara-negara besar, kebijakan moneter yang beragam, dan perubahan iklim ekonomi global, pelebaran spread bisa menjadi lebih sering terjadi.
Dampak Pelebaran Spread pada Trading
Pelebaran spread dapat berdampak signifikan pada hasil trading, terutama bagi trader dengan strategi jangka pendek, seperti scalping dan day trading. Berikut adalah beberapa dampak utama pelebaran spread:
-
Meningkatkan Biaya Trading:
- Spread yang lebih lebar berarti trader harus membayar lebih banyak untuk membuka dan menutup posisi.
-
Stop Loss yang Lebih Cepat Tersentuh:
- Dalam kondisi spread yang melebar, harga bid dan ask dapat bergerak melewati level stop loss lebih cepat, bahkan jika harga pasar sebenarnya belum mencapai level tersebut.
-
Kesulitan dalam Eksekusi Order:
- Order dapat dieksekusi pada harga yang jauh dari yang diharapkan, terutama saat volatilitas tinggi.
-
Pengurangan Profitabilitas:
- Bagi trader dengan target profit kecil, pelebaran spread dapat mengurangi margin keuntungan secara signifikan.
Cara Mengelola Risiko Akibat Pelebaran Spread

Meskipun pelebaran spread tidak dapat sepenuhnya dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola risikonya:
-
Trading di Jam Aktif:
- Pilih waktu trading saat likuiditas tinggi, seperti selama sesi London dan New York.
-
Hindari Trading saat Rilis Berita:
- Hindari membuka posisi menjelang rilis data ekonomi penting yang dapat memicu volatilitas.
-
Gunakan Broker dengan Spread Kompetitif:
- Pilih broker yang menawarkan spread rendah dan transparan, baik dalam kondisi normal maupun volatil.
-
Terapkan Manajemen Risiko:
- Gunakan stop loss dan take profit dengan bijak, serta sesuaikan ukuran lot sesuai dengan toleransi risiko.
-
Pantau Kalender Ekonomi:
- Selalu periksa jadwal rilis berita ekonomi untuk mengantisipasi potensi pelebaran spread.
Kesimpulan
Pelebaran spread adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam trading forex, terutama di tengah dinamika pasar yang terus berkembang di tahun 2025. Faktor-faktor seperti volatilitas pasar, likuiditas rendah, rilis berita ekonomi, kebijakan broker, dan kondisi ekonomi global semuanya berperan dalam menentukan lebar spread.
Bagi trader, memahami penyebab pelebaran spread dan mengelola risikonya adalah kunci untuk mempertahankan profitabilitas. Dengan memilih waktu trading yang tepat, menggunakan broker terpercaya, dan menerapkan manajemen risiko yang baik, trader dapat meminimalkan dampak negatif dari pelebaran spread.
Ingin memperdalam pemahaman Anda tentang trading forex dan belajar strategi mengelola risiko, termasuk dampak pelebaran spread? Bergabunglah dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax, sebagai broker forex berlisensi, menyediakan pelatihan intensif yang dipandu oleh mentor berpengalaman, baik secara online maupun offline.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan trading Anda dan meraih profit secara konsisten di pasar forex. Daftar sekarang di www.didimax.co.id dan jadilah trader yang lebih cerdas dan percaya diri!