Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Menggunakan Pola Triple Bottom dalam Trading Forex

Menggunakan Pola Triple Bottom dalam Trading Forex

by Didimax Team

Perlu Anda ketahui bahwa pola triple bottom dianggap menjadi salah satu pola yang memberikan sinyal reversal sangat kuat. Pattern tersebut penting untuk dipahami bagi para trader salah satunya dalam dunia forex.
 
Forex sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang mulai diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena pergerakan jual belinya yang sangat cepat. Tetapi, untuk mendapatkan keuntungan tentunya trader harus memahami betul cara mainnya.
 

Mengenal Tentang Pola Triple Bottom

 
Pattern tiga lembah merupakan pola dalam chart analisis teknikal yang memiliki reputasi baik. Pattern ini berperan sebagai pola reversal bullish. Dan sesuai namanya, pattern ini memiliki tiga palung yang berjejer sebagai tanda titik harga terendah suatu aset.
 
Tetapi, jika palung ketiga sampai terbentuk, maka harga aset akan berlari kencang meninggalkan fase bearish. Selain terdapat tiga lembah, Anda juga bisa melihat adanya neckline atau garis leher pada chart ini.
 
Neckline tersebut adalah titik resistance dari harga aset saat masih terbenam dalam fase bearish. Apabila pergerakan menembus neckline setelah terbentuknya pola triple bottom, maka hal itu menandakan harga aset bersiap breakout serta memasuki fase bullish.
 
Pada dasarnya, pattern ini memang sangat populer di kalangan trader forex. Meskipun demikian, Anda tetap bisa menemukannya dalam chart harga aset di pasar mana pun, seperti saham atau komoditas.

Cara Membaca Pola Triple Bottom

Setelah mengetahui pengertiannya, trader harus mengetahui cara membacanya untuk dapat menerapkannya dalam trading. Oleh karena itu, berikut adalah cara membaca grafik tiga lembah yang perlu Anda pahami:

1. Fase Dua Kali Huruf W

Cara pertama dalam membaca pola triple bottom adalah pada saat fase menunjukkan dua kali terbentuknya huruf W. Hal ini terjadi pada saat harga ke titik terendah sampai mencapai level support.
 
Setelah itu, terdapat dua kali upaya dari pembeli untuk mendorong harga agar mencapai level resistance tetapi gagal. Kemudian harga akhirnya akan tetap jatuh di level support. Jatuhnya harga tersebut juga terjadi secara berturut-turut.
 
Sehingga pada kondisi ini, akan terbentuk dua kali huruf W dalam chart. Kondisi seperti ini termasuk dalam kondisi tiga lembah.

2. Fase Bullish 

Kemudian berikutnya terdapat fase bullish dalam pola triple bottom dimana grafik perdagangan akan naik sampai jauh melewati level resistance. Fase bullish sendiri lazimnya menjadi sebuah konfirmasi bahwa sudah terbentuknya pattern tiga lembah.

Cara Pola Ini Menggunakan dengan Mudah

Anda bisa menggunakan pattern tiga lembah sebagai salah satu strategi dalam trading forex. Tetapi tentu terdapat cara tersendiri dalam menggunakannya, yaitu seperti berikut:

1. Menentukan Stop Loss

Stop loss sebaiknya ditentukan berdasarkan posisi level terendah yang terakhir atau dikenal dengan istilah last bottom peaks. Akan tetapi, sebaiknya penentuan stop loss dilakukan dengan melihat indikator lain juga seperti fibonacci retracement level.

2. Entry Long Position

Kemudian, jika Anda ingin menggunakan pola triple bottom sebagai strategi trading maka sebelum membuka posisi, perhatikanlah fase perdagangan di pasar. Tanda dari pattern ini adalah turunnya tren harga serta volume perdagangan kemudian diakhiri dengan tren naik.
 
Dalam kondisi tersebut, trader hanya boleh memasuki posisi long saat harga sudah mencapai level resistance. Atau bisa juga pada saat perdagangan mulai menjadi tren naik serta mencapai level resistance di fase bullish.

3. Target Harga

Sejatinya, target harga yang dituju dalam meraih profit harus sama dengan jarak antara bottom peaks dan neckline. Neckline sendiri merupakan garis puncak resistance tiga kali berturut-turut yang berperan sebagai pembatas antara tren naik dan turun.

4. Identifikasi dan Konfirmasi

Meskipun akurasinya bisa diandalkan, tetapi sebaiknya jangan biarkan pola ini berdiri sendiri. Oleh karena itu, sebelum memanfaatkannya, konfirmasi keasliannya terlebih dahulu melalui sejumlah kriteria seperti volatilitas, volume, dan lainnya.

Aspek Pembentuk Pola Triple Bottom

Terbentuknya tiga lembah dalam suatu chart perdagangan memiliki tiga aspek utama. Tiga aspek utama pembentuk pattern tiga lembah ini di antaranya adalah:

1. Volume

Volume di sini merupakan banyaknya pembelian oleh trader pada saat tren terus bergerak ke bawah. Volume menjadi aspek pembentuk dari pola ini karena trader akan ramai-ramai melakukan pembelian dalam volume banyak akibat tren yang sedang di posisi bawah.
 
Pada saat trader melakukan pembelian besar-besaran tersebut bisa disebut sebagai breakout. Breakout sendiri juga bisa membentuk pola triple bottom.

2. Volatilitas

Kemudian aspek lain dari terbentuknya pattern tiga lembah adalah volatilitas. Volatilitas sendiri mempunyai peran dalam mengukur variasi harga tren secara menyeluruh dalam suatu periode.
 
Volatilitas akan menghitung perbandingan antara bullish atau bearish sehingga kemudian terbentuklah pola triple bottom. Perlu diingat bahwa bearish atau bullish merupakan siapa yang berusaha menekan harga ke bawah atau ke atas).

3. Durasi

Dan aspek pembentuk terakhir ialah durasi karena seperti yang Anda ketahui bahwa pergerakan tren sangatlah cepat. Para trader akan melakukan pembelian ataupun penjualan dalam waktu relatif singkat.
 
Apabila terjadi pergerakan tren secara tidak biasa atau berubah mendadak dalam durasi panjang maka hal itu bisa memengaruhi keputusan trader. Hal tersebut karena trader akan mengalami kesulitan dalam menentukan apakah harus membeli atau menjual.

Keunggulan dan Kekurangan Pola Triple Bottom 

Dari segala penjelasan di atas, tentu Anda membutuhkan penjelasan mengenai apa saja keunggulannya untuk menentukan apakah akan menggunakannya atau tidak. Untuk itu, ketahuilah beberapa keunggulan dari triple bottom berikut ini:
 
1. Mudah digunakan, mudah diidentifikasi, serta mudah dipahami. Oleh karena itu, penggunaan pattern ini sebagai strategi trading sangat cocok bagi para pemula.
 
2. Dapat menunjukkan terjadinya pembaliakan arah sehingga mampu memberikan sinyal. Sinyal tersebut akan menunjukkan pembalikan arah tren dari downtrend menjadi uptrend.
 
3. Dapat menjadi acuan dalam melakukan entry buy. Karena pada dasarnya pattern ini menunjukkan pembalikan harga dari bearish menjadi bullish atau disebut dengan bullish reversal. Sehingga saat muncul bisa digunakan sebagai acuan entry buy.
 
Selain memiliki banyak kelebihan dalam penerapannya sebagai strategi trading, pola triple bottom juga memiliki kekurangan. Berikut adalah beberapa kekurangan yang perlu Anda ketahui sebelum menggunakannya:
 
1. Masih harus dikombinasikan dengan indikator lainnya karena informasi yang dihasilkan belum akurat jika menjadi acuan tunggal. Untuk itu, gunakanlah bersamaan dengan indikator lain seperti MA dan RSI.
 
2. Anda tidak bisa menggunakannya sebagai acuan dalam entry sell. Jika sebelumnya pattern ini memiliki keunggulan sebagai acuan entry buy, justru kekurangannya adalah pada kondisi sebaliknya. Yaitu tidak bisa menjadi acuan dalam entry sell.
 
Hal tersebut karena tiga lembah hanya menunjukkan bullish reversal saja sehingga hanya cocok dalam penentuan entry buy. Sehingga jangan sampai salah dan malah menggunakannya sebagai acuan dalam entry sell.
 
Dari penjelasan di atas, Anda sebagai trader dapat melihat potensi dalam pola tiga lembah untuk melakukan trading. Pastikan untuk memahami pola triple bottom dengan baik jika ingin menggunakannya agar tidak sampai salah melangkah dan justru rugi.