Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Panduan Lengkap Menggunakan Indikator Supertrend dalam Trading

Panduan Lengkap Menggunakan Indikator Supertrend dalam Trading

by DIDIMAX

Trading di pasar keuangan membutuhkan analisis teknikal yang tepat untuk membuat keputusan yang bijaksana. Salah satu alat analisis teknikal yang populer dan sering digunakan oleh para trader adalah indikator Supertrend. Indikator ini dirancang untuk membantu mengidentifikasi tren pasar dan memberikan sinyal beli dan jual yang jelas berdasarkan pergerakan harga. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang indikator Supertrend, cara kerjanya, serta bagaimana Anda bisa menggunakannya untuk meningkatkan strategi trading Anda.

 

Apa Itu Indikator Supertrend?

Supertrend adalah indikator tren berbasis harga yang menunjukkan arah pasar secara visual dan memberi sinyal potensi pembalikan tren. Indikator ini dikembangkan untuk memudahkan trader dalam memahami momentum pergerakan harga dan apakah pasar berada dalam fase bullish (naik) atau bearish (turun).

Berbeda dengan banyak indikator teknikal lainnya, Supertrend sangat sederhana dan mudah dipahami. Garis indikator ini akan berada di bawah harga ketika pasar dalam kondisi bullish, dan berada di atas harga ketika pasar dalam kondisi bearish.

Indikator Supertrend didasarkan pada dua parameter utama, yaitu Average True Range (ATR) dan Multiplier. ATR adalah ukuran volatilitas, yang mengukur seberapa besar fluktuasi harga dalam periode tertentu. Sementara itu, multiplier adalah faktor yang digunakan untuk menyesuaikan sensitivitas indikator terhadap pergerakan harga.

Cara kerjanya cukup sederhana: Supertrend akan menghitung harga rata-rata berdasarkan ATR dan mengalihkan posisi indikator ketika terjadi pembalikan tren yang signifikan. Jika harga bergerak ke atas dan melebihi nilai yang dihitung oleh Supertrend, maka garis indikator akan berada di bawah harga, memberi sinyal bullish. Sebaliknya, jika harga turun dan menembus garis indikator, Supertrend akan berpindah ke atas harga, memberi sinyal bearish.

Komponen Utama Indikator Supertrend

Terdapat dua komponen yang menjadi komponen utama dari Indikator Supertrend, yaitu sebagai berikut:

 

1. ATR (Average True Range)

ATR digunakan sebagai tolok ukur volatilitas. Semakin tinggi nilai ATR, semakin besar volatilitas pasar. Nilai ATR ini yang akan menentukan jarak antara garis indikator Supertrend dengan harga saat ini.

 

2. Multiplier

Multiplier digunakan untuk mengatur sensitivitas indikator terhadap pergerakan harga. Semakin tinggi multiplier yang Anda gunakan, semakin lambat indikator akan bereaksi terhadap perubahan harga. Sebaliknya, semakin rendah multiplier, semakin cepat indikator akan merespon pergerakan harga kecil.

Kombinasi ATR dan multiplier memungkinkan Supertrend untuk menghilangkan noise atau fluktuasi kecil di pasar, sehingga hanya tren signifikan yang terlihat.

 

Cara Menghitung dan Mengatur Default Indikator Supertrend

Supertrend dihitung berdasarkan rumus berikut:

Supertrend= (Upperband/Lowerband)

  • Upperband: Harga tertinggi + (Multiplier x ATR)

  • Lowerband: Harga terendah - (Multiplier x ATR)

Ketika harga penutupan lebih rendah dari Upperband, maka tren bearish sedang berlangsung, dan indikator akan menampilkan sinyal jual. Sebaliknya, ketika harga penutupan lebih tinggi dari Lowerband, tren bullish akan muncul, dan indikator akan menunjukkan sinyal beli.

Pengaturan default indikator Supertrend biasanya menggunakan nilai ATR periode 10 dengan multiplier 3. Namun, nilai-nilai ini bisa disesuaikan tergantung pada preferensi trader dan jenis pasar yang ditradingkan. 

Semakin besar multiplier yang digunakan, sinyal yang diberikan akan lebih sedikit, namun lebih valid untuk jangka panjang. Sebaliknya, multiplier yang lebih kecil memberikan lebih banyak sinyal, tetapi lebih mungkin menyebabkan sinyal palsu.

Bagaimana Menggunakan Indikator Supertrend dalam Trading

Salah satu fungsi utama dari Supertrend adalah untuk mengidentifikasi tren. Ketika garis Supertrend berada di bawah harga, ini menandakan tren naik atau bullish. Sebaliknya, jika garis berada di atas harga, ini menandakan tren turun atau bearish.

Sinyal beli terjadi ketika harga menembus garis Supertrend dari bawah ke atas. Ini menandakan bahwa pasar mungkin sedang beralih ke tren bullish, dan trader dapat mempertimbangkan untuk membuka posisi beli. Sebaliknya, sinyal jual terjadi ketika harga menembus garis Supertrend dari atas ke bawah, menandakan pembalikan ke tren bearish, yang bisa menjadi kesempatan untuk membuka posisi jual.

Meskipun Supertrend adalah alat yang kuat, banyak trader memilih untuk menggabungkannya dengan indikator teknikal lain, seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), atau MACD. Kombinasi ini membantu mengurangi sinyal palsu dan memberikan konfirmasi yang lebih kuat sebelum melakukan trading.

Supertrend juga dapat digunakan sebagai alat manajemen risiko. Garis indikator dapat berfungsi sebagai titik stop loss dinamis, di mana trader dapat menempatkan stop loss di dekat garis Supertrend untuk mengurangi risiko jika pasar bergerak melawan posisi mereka.

 

Keuntungan Menggunakan Indikator Supertrend

Salah satu alasan utama indikator Supertrend begitu populer adalah karena kesederhanaannya. Bahkan trader pemula pun bisa dengan mudah memahami cara kerjanya dan menggunakannya dalam analisis mereka.

Supertrend sangat efektif dalam mengidentifikasi tren yang kuat. Indikator ini memberikan sinyal yang jelas ketika pasar sedang berada dalam tren bullish atau bearish yang jelas, sehingga memudahkan untuk mengikuti pergerakan harga.

Indikator Supertrend dapat digunakan di berbagai jenis pasar, termasuk saham, forex, komoditas, dan mata uang kripto. Fleksibilitas ini menjadikannya alat yang serbaguna dalam portofolio analisis teknikal.

 

Kelemahan Indikator Supertrend

Meskipun Supertrend adalah alat yang kuat, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satu kelemahan utama dari indikator ini adalah ketidakmampuannya untuk memberikan sinyal yang akurat ketika pasar bergerak dalam kondisi sideways atau datar. 

Pada situasi seperti ini, Supertrend cenderung menghasilkan banyak sinyal palsu, yang bisa membuat trader terjebak dalam posisi yang salah.

Jika volatilitas pasar sangat tinggi, indikator Supertrend bisa menghasilkan sinyal palsu lebih sering. Trader harus selalu berhati-hati dan mungkin mempertimbangkan untuk mengurangi sensitifitas indikator atau menggunakan konfirmasi tambahan sebelum membuat keputusan trading.

 

Tips Menggunakan Indikator Supertrend

Setiap trader memiliki gaya trading yang berbeda. Uji pengaturan ATR dan multiplier yang paling sesuai dengan strategi dan toleransi risiko Anda. Anda mungkin perlu menguji beberapa pengaturan pada berbagai instrumen dan jangka waktu. Hindari menggunakan Supertrend dalam kondisi pasar yang tidak jelas atau datar. 

Indikator ini paling efektif ketika tren pasar sedang bergerak kuat. Jangan hanya mengandalkan Supertrend untuk membuat keputusan trading. Kombinasikan dengan alat lain, seperti volume, pola grafik, atau indikator momentum, untuk meningkatkan akurasi analisis Anda.

 

Memaksimalkan Trading

Indikator Supertrend adalah alat yang sederhana namun kuat untuk membantu trader mengidentifikasi tren pasar dan memberikan sinyal beli dan jual yang jelas. Dengan menggunakan pengaturan yang tepat dan menggabungkannya dengan indikator lain, Supertrend dapat menjadi bagian integral dari strategi trading Anda. 

Namun, seperti semua indikator teknikal, Supertrend juga memiliki kelemahan, terutama dalam kondisi pasar yang tidak trending atau memiliki volatilitas tinggi. Oleh karena itu, penting untuk selalu menguji dan menyempurnakan penggunaannya sebelum mengambil keputusan trading yang signifikan.

Untuk itu, lakukanlah pendampingan trading dengan broker profesional dan terpercaya seperti Didimax. Bersama Didimax, maksimalkan potensi keuntungan trading Anda dan jadikan trading Anda menjadi jalan untuk mencapai kesuksesan!

Daftar Sekarang!