Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Pengaruh Lonjakan Komoditas Dunia terhadap Market Forex

Pengaruh Lonjakan Komoditas Dunia terhadap Market Forex

by Iqbal

Pasar forex atau foreign exchange merupakan salah satu pasar keuangan terbesar di dunia dengan volume transaksi harian yang mencapai triliunan dolar. Pergerakan nilai tukar mata uang di pasar forex dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kebijakan moneter bank sentral, data ekonomi makro, hingga sentimen pasar. Namun, salah satu faktor penting yang sering kali mendapat perhatian besar adalah pergerakan harga komoditas dunia.

Komoditas seperti minyak mentah, emas, tembaga, dan bijih besi bukan hanya berperan sebagai aset investasi atau kebutuhan industri, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan stabilitas ekonomi suatu negara. Negara-negara pengekspor dan pengimpor komoditas tertentu bisa terdampak secara signifikan oleh naik turunnya harga komoditas global. Dalam konteks ini, lonjakan harga komoditas sering kali menciptakan dampak besar pada nilai tukar mata uang suatu negara, yang pada akhirnya turut memengaruhi dinamika pasar forex secara keseluruhan.

Hubungan Komoditas dan Mata Uang

Beberapa mata uang dikenal sebagai "komoditas currencies" karena keterkaitan erat negara tersebut dengan ekspor komoditas. Contohnya adalah Dolar Australia (AUD), Dolar Kanada (CAD), dan Dolar Selandia Baru (NZD). Ketiganya sangat dipengaruhi oleh harga komoditas global karena struktur ekonomi negara-negara tersebut bergantung pada ekspor barang mentah.

Ketika harga komoditas seperti emas atau minyak naik, negara pengekspor komoditas tersebut mendapatkan keuntungan lebih besar dari sisi neraca perdagangan. Pendapatan ekspor yang meningkat memberikan arus masuk mata uang asing, memperkuat nilai tukar mata uang domestik. Sebaliknya, jika harga komoditas turun drastis, pendapatan dari sektor ekspor menurun, yang kemudian dapat menyebabkan depresiasi nilai mata uang negara tersebut.

Lonjakan Harga Minyak dan Dampaknya terhadap Forex

Minyak mentah merupakan salah satu komoditas paling berpengaruh di dunia. Negara-negara seperti Kanada, Rusia, dan negara-negara Timur Tengah sangat bergantung pada ekspor minyak. Lonjakan harga minyak biasanya mendorong penguatan mata uang dari negara-negara tersebut.

Sebagai contoh, ketika harga minyak dunia melonjak akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah atau pemangkasan produksi oleh OPEC+, CAD cenderung menguat terhadap USD. Hal ini terjadi karena Kanada adalah salah satu eksportir minyak terbesar dunia. Permintaan yang tinggi atas minyak Kanada akan mendorong permintaan atas CAD, sehingga memperkuat nilainya.

Namun, dampaknya tidak selalu seragam. Negara pengimpor minyak seperti Jepang atau India justru akan menghadapi tekanan karena beban impor meningkat, menyebabkan defisit neraca perdagangan dan potensi depresiasi mata uang. Yen Jepang (JPY) misalnya, bisa mengalami tekanan ketika harga minyak dunia naik tajam.

Emas sebagai Safe Haven dan Penggerak Forex

Emas juga merupakan komoditas yang memiliki hubungan erat dengan pasar forex. Emas sering dianggap sebagai safe haven, yakni aset yang dicari investor saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau geopolitik. Ketika terjadi lonjakan harga emas, biasanya terdapat ketakutan pasar terhadap ketidakstabilan global.

Lonjakan harga emas sering kali mendorong penguatan Dolar Australia, karena Australia merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia. Dalam situasi seperti ini, AUD cenderung menguat, terutama terhadap mata uang lain yang tidak terlalu terkait dengan komoditas.

Namun di sisi lain, harga emas juga berkorelasi negatif dengan Dolar Amerika Serikat (USD). Karena emas dihargai dalam USD, ketika harga emas naik, sering kali USD justru melemah, karena investor beralih dari USD ke emas sebagai bentuk lindung nilai. Hal ini menciptakan dinamika menarik di pasar forex, di mana pergerakan emas bisa menjadi indikator sentimen terhadap USD itu sendiri.

Inflasi Global dan Daya Dorong Komoditas

Lonjakan harga komoditas juga sering memicu inflasi, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada impor energi dan pangan. Inflasi yang tinggi bisa menyebabkan tekanan pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang.

Sebagai contoh, lonjakan harga gandum atau minyak goreng di pasar global dapat menyebabkan lonjakan harga kebutuhan pokok di negara-negara seperti Indonesia atau India. Inflasi yang tidak terkendali ini dapat memperlemah mata uang lokal, karena menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya biaya produksi.

Namun, di sisi lain, negara pengekspor komoditas bisa diuntungkan oleh inflasi global karena permintaan terhadap produk mereka meningkat. Ini memberi mereka daya tawar lebih tinggi dan memperkuat nilai mata uang mereka, selama stabilitas ekonomi dalam negeri tetap terjaga.

Sentimen Pasar dan Spekulasi Komoditas

Selain faktor fundamental, pasar forex juga sangat dipengaruhi oleh sentimen dan spekulasi. Banyak trader institusional dan ritel yang menggunakan data pergerakan komoditas sebagai acuan dalam mengambil keputusan trading forex. Ketika harga komoditas menunjukkan tren naik yang kuat, banyak spekulan akan mulai memosisikan diri pada mata uang terkait.

Sebagai contoh, jika harga tembaga naik akibat meningkatnya permintaan dari sektor konstruksi global, trader bisa mulai membeli AUD karena Australia merupakan salah satu produsen utama tembaga. Spekulasi semacam ini bisa menciptakan volatilitas tinggi di pasar forex, meskipun tidak selalu sejalan dengan kondisi ekonomi riil.

Dampak Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Penting untuk memahami bahwa pengaruh lonjakan harga komoditas terhadap pasar forex bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang, tergantung dari sifat perubahan harga tersebut. Jika lonjakan harga hanya bersifat sementara akibat gangguan pasokan atau ketegangan geopolitik sesaat, maka dampaknya terhadap mata uang cenderung jangka pendek.

Namun, jika lonjakan harga mencerminkan perubahan struktural dalam permintaan dan penawaran global, maka pengaruhnya bisa berlangsung lebih lama. Trader forex yang mampu membaca perbedaan ini akan memiliki keunggulan dalam mengambil keputusan investasi.

Strategi Trading Menghadapi Lonjakan Komoditas

Bagi para trader forex, memahami korelasi antara komoditas dan mata uang menjadi sangat penting, khususnya ketika terjadi lonjakan harga komoditas dunia. Strategi yang umum digunakan meliputi:

  • Carry Trade: Memanfaatkan perbedaan suku bunga antar negara dengan memperhatikan mata uang yang dipengaruhi oleh komoditas.

  • Hedging: Menggunakan komoditas atau kontrak berjangka untuk melindungi posisi forex dari volatilitas yang disebabkan oleh lonjakan harga.

  • Correlation Analysis: Mengidentifikasi pasangan mata uang yang memiliki korelasi tinggi dengan harga komoditas tertentu, seperti AUD/USD dengan emas, atau USD/CAD dengan minyak.

Strategi ini tentunya membutuhkan pemahaman yang mendalam dan keterampilan analisis yang kuat. Namun dengan latihan yang konsisten dan edukasi yang tepat, trader bisa memaksimalkan peluang yang muncul dari dinamika harga komoditas global.


Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana pergerakan harga komoditas memengaruhi pasar forex dan bagaimana memanfaatkannya dalam strategi trading yang efektif, saatnya Anda mengambil langkah nyata. Jangan biarkan fluktuasi pasar hanya menjadi tontonan — jadikan itu peluang untuk tumbuh dan meraih keuntungan.

Bergabunglah bersama ribuan trader lainnya dalam program edukasi trading profesional dari Didimax. Di www.didimax.co.id, Anda akan mendapatkan pelatihan langsung dari mentor berpengalaman, pembelajaran interaktif, serta komunitas trader aktif yang siap membantu perjalanan Anda. Investasi ilmu hari ini adalah kunci sukses Anda di pasar forex esok hari.