Perbedaan Pivot Point dengan Support dan Resistance Biasa
Dalam dunia trading, khususnya forex, konsep support dan resistance sangatlah penting untuk membantu trader dalam menganalisis pergerakan harga. Selain support dan resistance biasa, ada satu alat yang sering digunakan trader untuk menentukan level harga potensial, yaitu pivot point. Meski memiliki tujuan yang mirip, pivot point dan support-resistance biasa memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam cara perhitungan dan penggunaannya. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara pivot point dengan support dan resistance biasa agar Anda dapat memanfaatkannya secara optimal dalam trading.
Pengertian Pivot Point
Pivot point adalah indikator teknikal yang digunakan untuk menentukan level support dan resistance berdasarkan data harga sebelumnya. Biasanya, pivot point dihitung menggunakan harga tertinggi (high), harga terendah (low), dan harga penutupan (close) dari sesi perdagangan sebelumnya. Pivot point ini kemudian digunakan untuk menentukan beberapa level support dan resistance tambahan.
Rumus dasar untuk menghitung pivot point adalah sebagai berikut:
Pivot Point (PP) = (High + Low + Close) / 3
Dari pivot point utama ini, level support dan resistance tambahan dihitung dengan rumus:
-
Resistance 1 (R1) = (2 x PP) - Low
-
Resistance 2 (R2) = PP + (High - Low)
-
Resistance 3 (R3) = High + 2 x (PP - Low)
-
Support 1 (S1) = (2 x PP) - High
-
Support 2 (S2) = PP - (High - Low)
-
Support 3 (S3) = Low - 2 x (High - PP)
Level-level ini kemudian digunakan untuk menentukan potensi pergerakan harga pada hari berikutnya.
Pengertian Support dan Resistance Biasa
Support dan resistance biasa adalah level-level harga yang terbentuk berdasarkan pergerakan historis harga. Support adalah level di mana harga cenderung berhenti turun dan mulai naik karena tekanan beli meningkat. Sebaliknya, resistance adalah level di mana harga cenderung berhenti naik dan mulai turun karena tekanan jual meningkat.
Support dan resistance ini bisa ditentukan dengan berbagai cara, seperti:
-
Swing High dan Swing Low: Trader sering mengamati titik-titik tertinggi dan terendah sebelumnya untuk menentukan area support dan resistance.
-
Level Psikologis: Angka-angka bulat seperti 1.0000 atau 1.5000 dalam pasangan mata uang sering menjadi level support atau resistance yang kuat.
-
Fibonacci Retracement: Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi level koreksi berdasarkan rasio Fibonacci.
-
Trendline: Garis tren yang menghubungkan titik-titik tertinggi atau terendah juga bisa berfungsi sebagai support dan resistance dinamis.
Perbedaan Pivot Point dan Support-Resistance Biasa
-
Cara Perhitungan
-
Pivot point dihitung menggunakan rumus matematis berdasarkan harga sebelumnya.
-
Support dan resistance biasa lebih subjektif dan bisa ditentukan berdasarkan pengamatan trader terhadap pergerakan harga historis.
-
Sifat Dinamis vs. Statis
-
Pivot point lebih bersifat statis dalam satu sesi perdagangan karena dihitung berdasarkan harga hari sebelumnya.
-
Support dan resistance biasa dapat berubah seiring dengan pola harga terbaru, terutama jika ada breakout atau reversal signifikan.
-
Jumlah Level yang Ditentukan
-
Pivot point menyediakan beberapa level support dan resistance yang jelas dalam satu sesi perdagangan.
-
Support dan resistance biasa tidak memiliki jumlah yang pasti karena tergantung pada pola pergerakan harga dan preferensi trader.
-
Akurasi dalam Prediksi Pergerakan Harga
-
Kegunaan dalam Trading
-
Pivot point lebih sering digunakan oleh day trader untuk menentukan titik masuk dan keluar dalam trading jangka pendek.
-
Support dan resistance biasa lebih umum digunakan dalam berbagai strategi trading, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Kapan Menggunakan Pivot Point dan Kapan Menggunakan Support-Resistance Biasa?
Pemilihan antara pivot point dan support-resistance biasa tergantung pada gaya trading yang digunakan:
-
Pivot Point: Lebih cocok untuk day trader yang mencari level entry dan exit dengan cepat.
-
Support-Resistance Biasa: Lebih cocok untuk swing trader dan position trader yang menganalisis level harga dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Namun, banyak trader yang menggabungkan kedua konsep ini untuk mendapatkan analisis yang lebih komprehensif.
Sebagai contoh, jika harga mendekati level pivot point yang juga bertepatan dengan area support historis yang kuat, maka kemungkinan besar area tersebut akan menjadi titik balik yang signifikan. Sebaliknya, jika harga menembus level pivot point dan tidak menemukan support pada level tersebut, maka kemungkinan besar harga akan terus melanjutkan trennya.
Kesimpulan
Pivot point dan support-resistance biasa memiliki tujuan yang sama, yaitu menentukan area harga potensial yang dapat menjadi titik balik pasar. Namun, keduanya memiliki cara perhitungan dan penggunaan yang berbeda. Pivot point memberikan level yang lebih terstruktur dan sering digunakan dalam trading intraday, sementara support-resistance biasa lebih fleksibel dan sering digunakan dalam berbagai strategi trading.
Untuk menjadi trader yang lebih baik, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode serta bagaimana menggunakannya dalam strategi trading Anda. Dengan memahami perbedaan antara pivot point dan support-resistance biasa, Anda dapat meningkatkan akurasi dalam analisis teknikal dan mengambil keputusan trading yang lebih cerdas.
Jika Anda ingin mendalami lebih lanjut tentang strategi trading dan penggunaan analisis teknikal seperti pivot point serta support-resistance, bergabunglah dalam program edukasi trading kami di www.didimax.co.id. Didimax menawarkan pembelajaran trading secara gratis dengan mentor profesional yang siap membimbing Anda dalam memahami berbagai strategi trading secara lebih mendalam.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dari para ahli dan tingkatkan keterampilan trading Anda bersama Didimax! Segera daftar dan mulailah perjalanan Anda menuju kesuksesan dalam trading forex dengan bimbingan yang tepat.