Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Pivot Point untuk Analisis Multi Time Frame dalam Forex Trading

Pivot Point untuk Analisis Multi Time Frame dalam Forex Trading

by Rizka

Pivot Point untuk Analisis Multi Time Frame dalam Forex Trading

Dalam dunia forex trading yang dinamis, penggunaan indikator teknikal merupakan salah satu kunci sukses dalam pengambilan keputusan. Salah satu indikator populer yang banyak digunakan oleh trader profesional maupun pemula adalah pivot point. Meski terlihat sederhana, pivot point memiliki kekuatan besar dalam mengidentifikasi area support dan resistance yang potensial. Namun, agar analisis menjadi lebih kuat dan akurat, banyak trader kini menggabungkan pivot point dengan pendekatan multi time frame analysis (MTFA). Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana pivot point dapat digunakan dalam analisis multi time frame untuk meningkatkan akurasi dan profitabilitas dalam trading forex.


Apa Itu Pivot Point?

Pivot point adalah indikator teknikal yang digunakan untuk menentukan potensi area support dan resistance berdasarkan harga tertinggi (high), terendah (low), dan penutupan (close) dari periode sebelumnya. Dalam praktiknya, trader biasanya menggunakan harga penutupan harian sebelumnya untuk menghitung pivot point harian, atau harga mingguan untuk pivot point mingguan, dan seterusnya.

Perhitungan pivot point klasik adalah sebagai berikut:

Pivot Point (P) = (High + Low + Close) / 3

Dari nilai pivot point utama tersebut, akan dihitung level-level support (S1, S2, S3) dan resistance (R1, R2, R3) sebagai panduan area penting dalam market.


Apa Itu Analisis Multi Time Frame?

Analisis Multi Time Frame atau Multi Time Frame Analysis (MTFA) adalah pendekatan analisis teknikal yang mengamati pergerakan harga dalam beberapa kerangka waktu sekaligus—misalnya grafik harian (daily), 4 jam (H4), 1 jam (H1), hingga 15 menit (M15). Tujuannya adalah untuk memahami gambaran besar (big picture) sekaligus momentum jangka pendek.

Trader profesional menggunakan MTFA untuk menyelaraskan arah tren utama (di time frame besar seperti daily atau H4) dengan sinyal entry yang muncul di time frame kecil (seperti H1 atau M15). Pendekatan ini membuat keputusan trading menjadi lebih terkonfirmasi dan tidak terjebak oleh false signal di time frame kecil.


Menggabungkan Pivot Point dan Multi Time Frame

Saat menggabungkan pivot point dengan analisis multi time frame, trader dapat memperoleh konfirmasi level-level harga penting dari berbagai sudut pandang. Berikut ini adalah cara umum penggunaan kombinasi keduanya:

1. Mengidentifikasi Level Pivot dari Time Frame Besar

Langkah awal dalam strategi ini adalah menghitung pivot point dari time frame yang lebih besar, seperti time frame mingguan (weekly) atau harian (daily). Level pivot dari time frame besar ini dianggap sebagai level support/resistance mayor yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap pergerakan harga.

Sebagai contoh, jika harga berada di dekat R1 dari pivot point mingguan, maka trader perlu berhati-hati untuk membuka posisi buy, karena harga sudah berada di area resistance penting. Sebaliknya, jika harga mendekati S1 atau S2 dari pivot mingguan, maka bisa menjadi peluang entry buy jika ada sinyal pendukung di time frame kecil.

2. Menggunakan Time Frame Kecil untuk Entry dan Exit

Setelah menentukan area penting dari time frame besar, trader dapat beralih ke time frame kecil seperti H1 atau M15 untuk mencari konfirmasi sinyal entry. Misalnya, jika harga menyentuh level S1 pada pivot mingguan dan di M15 muncul pola bullish engulfing, maka hal ini bisa menjadi peluang entry buy dengan target di level pivot utama atau R1 mingguan.

Level pivot dari time frame kecil juga dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan area take profit dan stop loss, dengan tetap memperhatikan batas-batas dari time frame besar.

3. Konfirmasi Tren dan Momentum

Dengan menggabungkan pivot point dan analisis multi time frame, trader juga dapat membaca kekuatan tren secara lebih jelas. Jika harga di time frame besar berada di atas pivot point utama dan mencetak higher high secara konsisten, maka tren umumnya sedang bullish. Trader kemudian mencari peluang buy di time frame kecil ketika harga pullback ke area support yang ditentukan oleh pivot point kecil.

Sebaliknya, jika harga di time frame besar berada di bawah pivot dan terus mencetak lower low, tren besar cenderung bearish. Dalam situasi ini, trader bisa mencari peluang sell ketika harga mendekati area resistance berdasarkan pivot point kecil.


Manfaat Penggunaan Pivot Point dalam MTFA

Menggunakan pivot point dalam pendekatan multi time frame memberikan beberapa keuntungan signifikan bagi trader:

  • Peningkatan Akurasi Entry: Dengan menyelaraskan level pivot dari time frame besar dan kecil, trader bisa menghindari entry di area yang berisiko.

  • Identifikasi Level Kritis: Pivot point membantu trader mengidentifikasi area harga di mana kemungkinan terjadi pembalikan arah atau breakout.

  • Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik: Pivot point memberikan panduan objektif untuk penempatan stop loss dan take profit, mengurangi emosi dalam trading.

  • Validasi Tren: Dengan mengamati bagaimana harga bereaksi terhadap pivot point di berbagai time frame, trader bisa memahami apakah tren saat ini kuat atau mulai melemah.


Contoh Penerapan Nyata

Bayangkan Anda trading EUR/USD. Anda menghitung pivot point mingguan dan mendapati level R1 berada di 1.0950 dan S1 di 1.0830. Saat ini harga berada di 1.0840, mendekati level support mingguan S1.

Kemudian Anda beralih ke grafik H1, dan melihat bahwa harga membentuk pola double bottom di area S1 mingguan, dengan RSI mulai naik dari area oversold. Ini bisa menjadi sinyal untuk entry buy, dengan target di pivot mingguan (1.0890) dan stop loss di bawah level low terakhir.

Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya mengandalkan sinyal dari H1 saja, tetapi juga memperkuat keputusan dengan dukungan dari time frame yang lebih besar.


Kesalahan Umum dalam Menggunakan Pivot Point untuk MTFA

Beberapa trader seringkali melakukan kesalahan saat menerapkan pivot point dalam analisis multi time frame, antara lain:

  • Mengabaikan Time Frame Besar: Banyak trader terlalu fokus pada sinyal time frame kecil tanpa memperhatikan level-level penting dari time frame besar.

  • Terlalu Banyak Level Pivot: Menggunakan pivot point dari berbagai time frame tanpa seleksi bisa membuat grafik penuh dan membingungkan.

  • Tidak Mengonfirmasi dengan Price Action: Hanya mengandalkan pivot point tanpa melihat konfirmasi price action bisa menyebabkan entry yang prematur.

  • Salah Memilih Time Frame: Tidak semua kombinasi time frame cocok untuk semua strategi. Misalnya, D1 - H1 cocok untuk swing trading, sedangkan H1 - M15 lebih pas untuk scalping.


Trading forex adalah seni yang membutuhkan ketelitian, strategi, dan konsistensi. Menggabungkan pivot point dengan pendekatan multi time frame analysis merupakan langkah cerdas untuk meningkatkan akurasi dalam mengambil keputusan. Dengan memahami dinamika pasar dari berbagai sudut pandang waktu, Anda tidak hanya akan lebih siap menghadapi fluktuasi harga, tapi juga memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi momen terbaik untuk masuk dan keluar pasar.

Jika Anda ingin lebih mendalami bagaimana cara menerapkan strategi ini secara praktis dan langsung dipandu oleh mentor profesional, Anda bisa bergabung dalam program edukasi trading forex dari Didimax. Di sana, Anda akan belajar cara membaca market menggunakan pivot point, memadukannya dengan indikator lain, hingga menerapkan multi time frame dalam strategi trading harian.

Didimax menyediakan edukasi trading gratis dengan sistem one-on-one mentoring, cocok untuk pemula hingga trader berpengalaman. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga, dan dapatkan bimbingan langsung dari para analis profesional yang siap membantu Anda mengembangkan kemampuan trading ke level selanjutnya.