Kebanyakan dari Anda pasti sudah tahu dengan scalping bukan? Ya tapi untuk kali ini Kami akan mengajak Anda untuk membahas seputar scalping dengan fibonacci yang akan membantu dapatkan cuan lebih besar.
Seperti yang sudah Kita ketahui bersama bahwa scalping ini dapat mengantarkan banyak trader mencapai hasil yang bagus, terkhusus pada kondisi entry dan close dengan periode cepat atau time frame rendah.
Nah, Kita akan bersama mencoba guna kombinasikan itu bersama teknik fibonaci yang sudah terkenal sejak lama dan ditemukan pertama kali oleh ahli matematika dari Italia bernama Leonardo Fibonacci, ini dia penjelasannya.
Scalping dengan Fibonacci? Kenali Dulu Fibonacci
Sepintas mengenai fibonaci ini memang sebuah konsep dengan matematika yang akan memudahkan Anda mengatur instrumen keuangan. Termasuk juga pada dunia probabilitas mata uang negara di dunia.
Pengguna teknik fibonaci ini percaya bahwa harga
pasar akan sering kali bergerak ke dalam pola dan koreksi. Dan ini dapat mempermudah untuk proses identifikasi menggunakan level fibonaci.
Sehingga pada akhirnya akan membantu semua pengguna guna mengidentifikasi level support dan resistance yang potensial. Nah, sudah paham tentang scalping dengan fibonacci bukan? Intinya adalah mempermudah para penggunanya untuk mengidentifikasi level.
Hanya saja apakah mungkin hal tersebut dapat digunakan pakai scalping? Di mana dengan metode scalping haruskan trader guna mendapatkan titik entry dan close cepat secara akurat?
Scalping dengan Fibonacci Ternyata Bisa, Hanya Saja Ada Catatannya
Pertanyaan tersebut pasti akan terlontar di benak Anda yang ingin mencoba terapkan fibonaci pada scalping. Mungkin terdengar kurang masuk bagi pemula namun itu tetap saja bisa.
Di mana pada time frame rendah sekalipun pada (scalping dengan fibonacci) akan membuat Anda tetap bisa memperoleh untung, hanya saja ada catatan di balik itu semua yakni tentang bagaimana keahlian, pengalaman, dan insting.
Itu bisa terjadi karena pada scalping haruskan trader guna mencari peluang dengan keuntungan cepat dari pada pergerakan harga kecil dalam waktu yang sangat singkat, bahkan 10 menit sampai 1 menit.
Time frame ini biasanya juga akan digunakan untuk identifikasi pergerakan harga cepat pada potensi entry dan exit lebih sering. Tentu itu bisa timbulkan tantangan utama yakni sinyal palsu.
Dengan adanya sinyal palsu akan buat banyak trader mati kutu bila salah dalam mengambil keputusan. Makanya sebisa mungkin agar selalu jeli dalam melihat agar peluang bisa disabet sempurna.
3 Cara Scalping dengan Fibonacci
Meski terlihat sangat sulit dengan adanya catatan Anda harus sudah pengalaman serta memiliki insting. Sebenarnya siapa saja bisa melakukan scalping secara mudah, intinya harus paham akan tiga poin berikut.
Ada tiga poin atau cara yang bisa Anda pergunakan, dan ini merupakan satu kesatuan dan tidak boleh dilewatkan satu pun. Untuk lebih jelasnya mari simak beberapa cara scalping dengan fibonacci tersebut.
1. Identifikasi tren harga yang sedang terjadi
Tentu saja langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi tren dari harga yang sedang terjadi. Kebanyakan akan disarankan untuk melakukan analisa pergerakan harga pada time frame relevan seperti M15 atau H1.
Setiap trader harus mampu teliti untuk mengecek apakah tren harga sedang naik, turun, atau sideways. Penting sekali untuk memahami hal tersebut agar bisa tahu arah dominan pasar dan mengarahkan penggunaan metode secara efektif.
Lebih detail untuk maksimal dalam melakukan identifikasi adalah pakai moving average, untuk contoh nyata jika tren naik maka akan ditandai dengan harga berada di atas garis moving average.
Sementara jika tren turun maka harga berada pada garis moving average, apakah hanya itu untuk menjadi langkah awal gunakan scalping dengan fibonacci? Tentu tidak karena ada langkah dengan price action.
Ini adalah metode untuk melihat harga tertinggi dan terendah yang sudah terbentuk. Tren naik tentu akan ditandai bersama harga yang semakin meninggi baik rendah atau tinggi, sedangkan tren turun sebaliknya.
Tentunya dengan bantuan arah tren akan membuat Anda bisa mudah menentukan posisi yang hendaknya akan diambil. Sebab Anda tinggal mengikuti arah tren yang sedang berlangsung tersebut.
Jika tren naik maka lanjutkan saja dengan posisi buy, dan sementara jika turun maka ambil posisi sell. Semua sudah tergambarkan bila tahu bahwa arah tren itu bisa menjadi penentu, khususnya pada metode ini.
2. Menentukan level potensial dengan fibonacci
Ketika arah tren sudah berhasil ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan level potensial agar bisa maksimal. Dalam menentukan level tersebut, Anda bisa mengandalkan level retracement untuk memberikan peluang entry atau exit.
Macam level yang dimaksudkan adalah 38,2%, 50%, dan tentu saja 61,8%. Sementara untuk tim frame harus pada level sama seperti time frame untuk tren H1 atau M15. Jika harga bergerak naik maka bisa mencari peluang entry buy.
Tentunya itu akan terjadi saat harga mengalami koreksi atau retracement dalam tren tersebut, untuk konteks ini ketiga level tersebut akan menjadi titik menarik untuk mencari apakah terjadi tanda tren berlanjut atau pembalikkan.
Lebih tepatnya ketika harga mencapai salah satu level retracement fibonaci tersebut, tentunya trader dapat menggunakan scalping dengan fibonacci dengan indikasi pergerakan harga berbalik ke arah tren dominan.
Di sisi lain, jika harga bergerak dalam tren turun, sepantasnya akan dapat digunakan sebagai indikasi level entry untuk posisi sell, ini peluang untuk menjual kembali agar dapatkan untung darinya.
Acuan untuk mencari tanda-tanda pembalikan atau kelanjutan tren turun, ada level 38,2%, 50%, 61,8%. Dengan begitu trading akan menjadi lebih mudah dan tentunya mendapatkan hasil maksimal. Baca juga tentang :
Teknik Fibonacci Dan Trendline Dalam Trading Forex
3. Menunggu konfirmasi sinyal untuk membuka posisi
Terakhir, ketika sudah melakukan dua hal di atas. Ada baiknya untuk melakukan konfirmasi untuk membuka posisi di time frame yang kecil, seperti pada M1 atau M5 dan mungkin bisa lebih kecil lagi.
Fibonacci sendiri mungkin tidak akan memberikan sinyal cukup kuat guna dijadikan alat satu-satunya dalam melakukan analisis. Masih butuh alat tambahan lainnya guna melakukan konfirmasi terhadapnya.
Macam indikator teknikal ada banyak dan dapat digunakan untuk itu. Seperti pada osilator, dan indikator momentum lainnya guna mendapatkan validasi atas sinyal yang dihasilkan dari level fibonacci.
Masih bingung scalping dengan fibonacci? Contoh nyatanya di mana jika sudah ada indikasi tren naik dan koreksi level retracement pada 38.2% sampai 61,8%, dan ditambah dengan indikator serta stochastic posisi sell masuk.
Entry buy menggunakannya menunjukkan adanya persilangan di bawah angka 20, sedangkan sinyal entry sell menunjukkan persilangan di atas garis 80. Supaya lebih masuk ada sinyal lainnya.
Seperti pada candlestick lebih spesifik seperti engulfing atau pin bar. Tentunya untuk penggunaan scalping harus lebih berhati-hati karena banyak sinyal palsu yang terbentuk padanya.
Dengan bekal ini tentunya Anda semakin percaya diri untuk dapatkan hasil terbaik. Bahkan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat karena scalping dengan fibonacci memang sangat dapat diandalkan.