Strategi trading bias directional merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh para
trader untuk mengantisipasi adanya tren. Hal tersebut didasarkan kepada beberapa faktor dari analisis fundamental serta teknikal.
Jadi sebelum Anda mengambil posisi, biasanya berbagai indikator dan analisa fundamental akan dipadupadankan. Dengan begini hasilnya akan lebih akurat terutama dalam memprediksi pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu.
Kondisi ini bukan hanya saat angkanya menunjukkan kenaikan atau bullish, melainkan juga penurunan atau bearish. Hal ini sangat penting diperhatikan demi menekan risiko dan memaksimalkan profit.
Penerapan Strategi Trading Bias Directional
Dalam melakukan penerapan teknik ini memang tidak mudah, karena setiap trader harus memahami cara membaca indikator dengan benar. Selain itu melihat situasi serta kondisi negara secara keseluruhan.
Maka dari itu, agar analisa fundamental berjalan lancar usahakan untuk mencari bahan jangan hanya tertuju pada satu akun. Tetapi, harus banyak channel sehingga mendapatkan keakuratannya terjamin.
Mungkin, Anda sudah sangat antusias untuk melihat bagaimana caranya menerapkan strategi tersebut pada saat melakukan trading. Baiklah, simak terus pembahasan singkat kami, seperti di bawah ini
1. Mencari Kabar Terbaru
Strategi trading bias directional dipengaruhi oleh analisa fundamental yang cukup kuat. Dimana kondisi perekonomian negara menjadi tolak ukur untuk menentukan kemungkinan naik atau turun dalam setiap sesi perdagangan.
Oleh karena itu, ketika mencari kabar terbaru seperti ini kami menyarankan untuk mengidentifikasi benar beberapa channel di media sosial. Karena ada yang hanya memberitakan hoax, jadi harus hati-hati.
Sebagai contoh mudah, bila melihat situasi perkembangan terkini konflik antara Israel dan Palestina. Ternyata keadaan tersebut membuat situasi global semakin memanas, dan beberapa negara ikut beraksi.
Aksi inilah yang perlu diperhatikan, bagaimana perilaku para investor mengenai terhadap negara tersebut. Apakah mereka akan menarik seluruh uangnya dan dipindahkan atau tidak ada perubahan sama sekali.
Untuk memudahkan dalam membaca situasi sehingga dalam menjalankan strategi trading bias directional lebih mampu membaca arahnya. Cobalah untuk melihat pergerakan mata uang, semakin menguat maka pertanda bagus.
Tetapi dalam melakukan perbandingan jangan hanya ke Dolar Amerika saja, termasuk ke pasangannya juga. Sebagai contoh Anda memilih pair JPY/AUD, maka melihatnya Yen ke Dolar Australia.
2. Perhatikan Sentimen Pasar
Strategi trading bias directional juga mengandalkan bagaimana sentimen pasar terhadap sebuah negara. Hal ini memang sedikit membingungkan karena, betapa sulitnya membaca keadaan tersebut, apakah positif atau negatif.
Maka dari itu, agar mudah dalam mengetahui kondisi terkini, kami menyarankan untuk aktif dalam berbagai komunitas. Biasanya di media sosial cukup banyak beredar tentang pendapat para netizen.
Jangan malas untuk membacanya sampai selesai, kalau perlu cari akun lebih dari 5 agar mendapatkan gambaran secara pasti. Tetapi, jangan sampai terjebak dengan buzzer anti pemerintah.
Biasanya mereka akan memberikan pendapatan yang bersinggungan dengan kebijakan. Kecenderungannya adalah berita hoax, inilah alasannya Anda harus rajin membaca agar tahu sentimennya seperti apa dan dampaknya untuk negara tersebut.
Saat sentimen positif, secara otomatis mata uang akan naik walaupun tidak terlalu signifikan. Namun akan terasa sekali perbedaannya, jadi kenaikannya perlahan begitu pula ketika investor merasa kurang nyaman.
Strategi trading bias directional ini memang berhubungan erat dengan sentimen pasar. Maka dari itu, jangan pernah melalaikannya dalam menentukan prediksi harga ke depan, agar tidak terlalu jauh angkanya.
Tetapi perlu menjadi catatan bagi para trader adalah investor sendiri tidak dapat ditebak. Bisa jadi, setelah melihat berita dan lainnya, Anda merasa yakin kalau tren akan naik.
Kenyataannya baru berjalan 10 menit sudah berubah dan mengalami penurunan drastis. Hal seperti ini wajar terjadi, maka dari itu harus selalu update dan lakukan analisis dengan tepat.
3. Memilih Analisa Teknikal yang Tepat
Ada begitu banyak indikator yang dapat digunakan oleh para trader untuk menjalankan teknik ini. Hanya saja dalam menjalankan strategi trading bias directional ini tidak semuanya mampu memberikan hasil positif.
Biasanya kami menjalankannya dengan memanfaatkan indikator seperti RSI, Moving Average, MACD, sampai dengan Bollinger Bands. Agar lebih jelasnya mari simak contoh berikut memakai indikator RSI.
Dalam menjalankan strategi trading bias directional ini para trader harus memahami dulu bagaimana kinerja dari Relative strength Index. Dimana angkanya antara 0 sampai dengan 100.
Jika menunjukkan 70 artinya adalah overbought kalau 30 maka oversold. Ketika konsep dasar ini sudah dipahami, sekarang Anda menentukan arah biasnya mau kemana, sesuai dengan analisa fundamental di atas.
Misalnya saja ke arah Bullish atau kenaikan, maka para trader harus mencari sinyal untuk membeli. Kemudian, perhatikan divergensinya, jadi lihat antara harga serta pola yang terbentuk seperti apa.
Karena menginginkan bullish, jadi Anda harus menunggu saat angkanya membentuk low rendah, tetapi untuk RSI sendiri tinggi. Hal ini menunjukkan pembalikan tren yang cukup potensial dan sinyal beli akan terjadi.
Saat kedua faktor ini digabungkan, ternyata grafiknya berada di angka 30, kemudian situasi ekonomi sangat bagus. Kemungkinan besar inilah tanda untuk Anda benar-benar mengambil posisi membeli.
Jika strategi trading bias directional yang dilakukan adalah bearish. Maka tunggu sinyal mencapai titik 70 dulu, dengan divergensinya high di RSI lebih rendah dan harganya lebih tinggi.
Mengapa Anda Harus Melakukan Strategi Ini?
Mungkin saat ini para trader bertanya, apakah harus melakukan teknik ini untuk perdagangan selanjutnya? Jawabannya adalah iya, karena bisa membantu dalam memprediksi keadaan pasar, apakah tren pasar akan terjadi.
Selain itu, metode ini juga memberikan sinyal prediksi yang cukup akurat. Terutama bagi Anda dengan gaya trading jangka panjang, hal tersebut mampu memberikan profit secara konsisten.
Selain itu, dalam pengelolaan manajemen risikonya menjadi lebih jelas dan terkendali. Ambil contoh memperkirakan akan terjadi bearish, maka pemakaian stop loss setidaknya berada di atas resistance.
Keadaan ini memang diperlukan demi mengantisipasi, adanya perubahan pada sentimen pasar secara signifikan. Jadi kemungkinannya harga cenderung menguat, kalau tidak memakai stop loss pasti mengalami kerugian.
Alasan lain mengapa strategi trading bias directional menjadi langkah tepat adalah para trader dapat menghindari kesalahan dalam psikologi trading. Jadi memiliki rencana bagus agar kerugian tersebut dapat ditekan.
Contoh Kasus Menggunakan Strategi Trading Bias Directional
Setelah mengetahui bagaimana cara menerapkannya dalam trading, sekarang kami akan memberikan satu contoh kasus agar mudah dalam menjalankannya. Satu catatan penting, ini hanya ilustrasi belum tentu kejadiannya sama.
Seorang trader memilih pasangan mata uang EUR/USD, suatu hari Bank Sentral Eropa ternyata memutuskan akan menaikkan suku bunga. Hal tersebut berbeda dari perkiraannya yang tetap menahan.
Kondisi tersebut pasti akan mempengaruhi harga dari pasangan EUR/USD, sehingga kemungkinannya dapat mengubah tren. Kemudian. Mencoba melihat melalui analisa teknik ternyata kemungkinannya bearish dengan posisi resistance di 1.2200
Dengan kenaikan suku bunga trader percaya, akan mengubah tren. Maka bias yang dilakukan adalah memprediksi bias bearish, masuk ke posisi jual di angka 1.2200 dengan stop loss 1.2250.
Pada saat pengumuman ternyata benar, angkanya turun di 1.2100 dari sini trader menutup posisi. Keadaan tersebut membuatnya mendapatkan keuntungan 100 pip dengan prediksi arah tren dari suku bunga Bank Sentral.
Strategi trading bias directional memang cukup rumit, tetapi dengan contoh kasus yang kami sampaikan setidaknya memudahkan Anda dalam menghadapi trading sekaligus mencobanya untuk perdagangan selanjutnya.