Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Trend-Following vs Counter-Trend untuk Trader Pemula: Mana yang Lebih Cocok?

Trend-Following vs Counter-Trend untuk Trader Pemula: Mana yang Lebih Cocok?

by Rizka

Trend-Following vs Counter-Trend untuk Trader Pemula: Mana yang Lebih Cocok?

Dalam dunia trading, dua strategi paling populer dan sering digunakan adalah trend-following dan counter-trend. Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam membaca pergerakan pasar, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk trader pemula, memahami perbedaan mendasar dari strategi ini sangat penting sebelum memutuskan gaya trading mana yang akan diikuti. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang strategi trend-following dan counter-trend, kelebihan, kekurangan, serta panduan memilih strategi yang sesuai berdasarkan profil risiko dan gaya trading Anda.


Apa Itu Strategi Trend-Following?

Trend-following adalah strategi yang fokus mengikuti arah tren pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar sedang naik (bullish), maka trader akan mencari peluang beli (buy). Sebaliknya, jika pasar turun (bearish), maka trader akan mencari peluang jual (sell).

Strategi ini didasarkan pada prinsip bahwa harga cenderung bergerak dalam arah yang sama dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, trader akan membuka posisi setelah tren terkonfirmasi dan menutupnya ketika tren menunjukkan tanda-tanda pembalikan.

Contoh indikator yang umum digunakan dalam strategi trend-following:

  • Moving Average (MA)

  • Moving Average Convergence Divergence (MACD)

  • Average Directional Index (ADX)

  • Ichimoku Kinko Hyo

  • Parabolic SAR

Keunggulan utama dari trend-following adalah kesederhanaannya dan potensi profit besar ketika tren berlangsung kuat. Trader tidak perlu menebak titik balik pasar, cukup mengikuti arusnya.


Apa Itu Strategi Counter-Trend?

Sebaliknya, counter-trend adalah strategi yang mencoba menangkap pergerakan harga yang berbalik arah dari tren utama. Trader dengan strategi ini akan mencoba buy saat pasar oversold dalam tren turun, dan sell saat pasar overbought dalam tren naik. Tujuan utamanya adalah menangkap pembalikan harga (reversal) atau koreksi harga sementara (retracement).

Strategi ini lebih mengandalkan sinyal-sinyal pembalikan dan konfirmasi bahwa tren saat ini mulai melemah. Beberapa indikator yang sering digunakan dalam strategi counter-trend antara lain:

  • Relative Strength Index (RSI)

  • Stochastic Oscillator

  • Bollinger Bands

  • Divergence pada MACD atau RSI

  • Candlestick reversal pattern (seperti hammer, shooting star)

Strategi ini berisiko lebih tinggi karena melawan arus utama pasar. Jika pembalikan tidak terjadi sesuai perkiraan, posisi bisa mengalami floating loss yang cukup besar.


Perbandingan Keduanya untuk Trader Pemula

Aspek Trend-Following Counter-Trend
Arah posisi Mengikuti arah tren Melawan arah tren
Tingkat risiko Cenderung lebih stabil Lebih tinggi
Cocok untuk siapa Pemula, konservatif Trader berpengalaman, agresif
Kapan membuka posisi Setelah tren terkonfirmasi Saat muncul sinyal pembalikan
Alat bantu utama MA, MACD, ADX RSI, Stochastic, divergence
Durasi hold posisi Bisa jangka menengah hingga panjang Biasanya jangka pendek

Untuk pemula, strategi trend-following lebih direkomendasikan karena lebih mudah dipahami dan memiliki probabilitas keberhasilan yang relatif lebih tinggi saat tren kuat. Sedangkan counter-trend lebih cocok bagi trader yang sudah paham psikologi pasar dan mampu mengelola risiko secara disiplin.


Kesalahan Umum Trader Pemula

  1. Masuk terlalu cepat dalam counter-trend: Banyak pemula tergoda mengambil posisi beli di tengah tren turun hanya karena harga terlihat "murah", tanpa melihat bahwa tren belum berakhir.

  2. Tidak disiplin pada strategi: Trader sering berpindah-pindah strategi saat mengalami kerugian kecil. Padahal, semua strategi perlu waktu dan konsistensi agar menunjukkan hasil.

  3. Mengabaikan manajemen risiko: Baik trend-following maupun counter-trend tetap memerlukan stop loss dan take profit yang jelas untuk menghindari kerugian besar.


Bagaimana Menentukan Strategi yang Cocok?

Sebelum memilih, trader pemula perlu mengenali dirinya sendiri. Apakah Anda nyaman mengikuti arah pasar dan menunggu konfirmasi sebelum masuk? Atau Anda tipe yang lebih suka mengambil risiko dan mencari titik balik harga?

Jika Anda tidak yakin, cobalah melakukan simulasi (backtesting) kedua strategi di akun demo. Catat hasilnya, perhatikan kenyamanan psikologis Anda saat mengambil posisi, dan evaluasi secara objektif.

Jangan lupa juga untuk memperdalam pemahaman Anda tentang analisis teknikal dan fundamental. Strategi apa pun yang Anda pilih, landasan pengetahuan tetap menjadi faktor utama dalam keberhasilan trading.


Mulailah perjalanan trading Anda dengan pondasi yang kuat. Strategi boleh berbeda, tapi pemahaman yang dalam akan selalu menjadi senjata utama trader sukses.

Jika Anda masih bingung memilih strategi atau ingin mempelajari keduanya secara lebih dalam, kami mengundang Anda untuk mengikuti program edukasi trading gratis di www.didimax.co.id. Bersama para mentor profesional, Anda akan mendapatkan panduan langkah demi langkah untuk menjadi trader yang lebih percaya diri dan konsisten.

Didimax telah membantu ribuan trader pemula di seluruh Indonesia untuk menguasai strategi trend-following maupun counter-trend secara sistematis. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah bagian dari komunitas edukasi trading terbaik di Indonesia.