Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Akhir Maret Berapa Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As

Akhir Maret Berapa Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As

by Didimax Team

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar As diprediksi akan kembali menguat pada akhir Maret ini. Pada jumat lalu nilai tukar rupiah ditutup pada angka 0,06%. Naik sekitar 9 poin daripada hari sebelumnya. Pada hari selasa dan rabo depan kemungkinan nilai rupiah akan bergerak naik, dan menjadi trend yang positif.

Penyebab dari naiknya nilai rupiah terhadap dolar ini karena terjadi pelemahan ekonomi di AS dan negara-negara eropa. Tren baik ini akan bertahan hingga akhir Maret, Vaksinasi yang cukup sukses di Indonesia juga menjadi salah satu instrument menguatnya rupiah. Di tambah juga akan dibukan PPKM mikro.

Karena sudah divaksinasi maka kemungkinan besar masyarakat sudah bisa hidup berdampingan dengan covid-19. Usaha perekonomian langsung bisa berjalan sesuai sebelum datangnya covid. Hingga nantinya akan sangat mungkin terjadi pertumbuhan ekonomi disetiap daerah Indonesia. Untuk hari ini perdagangan rupiah di buka pada rentang 14.420-14450.

Selain berita tentang rupiah yang diperkirakan akan makin menguat untuk akhir bulan ini. Minyak dunia masih seperti kemarin, harga minyak dunia mulai merangkak naik akibat dari tersumbatnya Terusan Suez beberapa hari yang lalu. Pada hari ini usaha untuk mengeluarkan kapal besar masih dilakukan.

 

Minyak Dunia Kembali Terkoreksi

Berita minyak pada hari ini, menganalisis bahwa harga minyak kembali terkoreksi, ini terjadi karena sikap dari pelaku pasar yang mempertimbangkan dampak dari kebijakan lockdown. Dan juga karena adanya pertemuan OPEC+ beberapa hari mendatangkan. Beberapa analisis harga sebagai berikut.

Harga minyak WTI pada akhir bulan Maret ini terpantau naik ke level 60,01 USD. Sedangkan untuk Minyak mentah Brent kembali menyentuh angka 63,66 USD. Pada pekan ini dan kemungkinan pekan depan harga minyak diperkirakan akan naik turun. Akibat beberapa peristiwa, salah satunya adalah tersumbatnya Terusan suez.

Pada hari senin perusahaan penyedia jasa martitim Inchape, mengatakan jika kapal Ever Given telah berhasil di angkat. Tapi meskipun demikian pembukaan jalur Terusan suez belum pasti dibuka kapan. Masih menunggu beberapa hal yang perlu dikaji, salah satunya adalah pertemuan OPEC+.

Banyak pelaku pasar juga menunggu kontrak jangka panjang di Abu Dhabi. Ini menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan kontrak acuan regional khususnya di wilayah Timur Tengah. Tapi tren kenaikan minyak akan terus berlanjut. Khususnya adalah karena adanya pernyataan dari pihak OPEC+ untuk menghentikan produksi.

Pasar juga sudah positif terkait permintaan minyak mentah, setelah beberapa negara sudah memulihkan ekonominya. Beberapa analis juga mengatakan jika karena adanya pertemuan OPEC+ akan berakibat pada harga minyak dunia, sehingga bisa naik ataupun turun. Harga akan kembali stabil setelah pertemuan OPEC+ pekan depan.

Potensi Tembaga, Diperkirakan Harganya Naik

Logam tembaga mengalami kenaikan harga. Koreksi harga tersebut terjadi selama 1 bulan terakhir. Hal ini terjadi karena penurunan permintaan dari China, dan juga naiknya Dolar AS. Tapi meskipun demikian diprediksi harga dalam jangka 1 tahun mendatang, atau setidaknya akhir tahun akan tetap Bullish, dikarenakan defisit pasokan.

Berdasarkan data dari Bloomberg bahwa harga tembaga naik sekitar 2,8 %, atau 8.962 USD per metric ton. Meski demikian menurut para analis, selama 5 hari terakhir. Harga dari logam tembaga terkoreksi sebesar 1,05 %.  Terkoreksinya tembaga ini juga karena adanya posis contago pada kontrak tembaga.

Karena itulah menandakan jika adanya keterbatasan pada pasokan timah dunia. Hingga sekarang jumlah persediaan tembaga dunia telah melesat hingga 80% dari posisi terendahnya. Dalam satu dekade pada bulan lalu.  Meskipun demikian pada tahun 2011 tembaga sempat menyentuh angka terbaiknya.

Harga Tembaga Malah Menurun Hari Ini

Jika sebelumnya sempat naik, tembaga masih saja terkoreksi. Ini terjadi lantaran adanya penyebaran virus corona yang meningkat di belahan bumi Eropa. Dan juga karena adanya penurunan jumlah permintaan dari China. Hal tersebutlah yang menjadikan harga tembaga kembali menurun daripada satu pekan lalu.

Kenaikan jumlah persediaan juga menyebabkan harga tembaga masih terkoreksi. Sementara itu Analis Marex Spectron menyebutkan selain kenaikan dolar AS. Koreksi harga tembaga juga disebabkan karena penurunan pesanan daripada tahun lalu.  Belum pulihnya ekonomi global juga menyebabkan tembaga belum bisa naik.

Tapi di sisi lain, analis Bloomberg Intelligence, Andrew Cosgrove mengatakan jika harga tembaga pada pekan depan akan baik. Dan kemungkinan akan kembali naik walau sedikit. Hal ini terjadi karena adanya sejumlah indikator positif pada pasar tembaga.