Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Alami Perlambatan PMI Manufaktur, USD/JPY Menguat Tajam Ke Level Tertinggi

Alami Perlambatan PMI Manufaktur, USD/JPY Menguat Tajam Ke Level Tertinggi

by Didimax Team

Pekan ini dibuka dengan kabar dari pasangan mata uang USD/JPY yang sedang mengalami penguatan sangat tajam. Setelah sebelumnya kasus Omicron menjadi masalah dan faktor besar untuk meningkatkan perekonomian dunia, namun USD bangkit dengan cara berbeda. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya jual beli mata uang dalam perdagangan internasional ada cukup banyak. Apalagi dimasa seperti sekarang ini yang masih berpusat pada pengaruh COVID-19. 

Akibatnya ada banyak hal yang berdampak cukup besar dan sampai ke faktor-faktor lainnya. Dolar AS yang sempat alami pelemahan pada banyak pasangan mata uang dunia baik besar maupun kecil menjadi masalah dalam sepekan lalu. 

Namun, sejak tiga hari belakangan, Dolar Amerika Serikat ini tampak mengalami kenaikan yang disebut-sebut mencapai ke level tertingginya. Salah satu penyebabnya adalah PMI Manufaktur Jepang yang melambat. 

 

Laju Indeks Manufaktur Jepang Tertekan

Memang sampai saat ini belum semua pasangan mata uang yang disandingkan dengan Dolar AS mengalami penguatan. Akan tetapi, untuk pasangan mata uang USD/JPY cukup memberikan kabar dan angin segar untuk Amerika Serikat. 

Pasalnya, meski terus melakukan ekspansi dalam 11 bulan terakhir, laju indeks dari manufaktur negara Jepang tampak tertekan oleh harga bahan baku yang mahal serta adanya kemacetan dari rantai pasokan. 

Tepatnya pada hari Selasa, 04 Januari 2022, Kantor Kabinet Jepang merilis sebuah data PMI Manufaktur. Data tersebut merupakan data final bulan Desember yang bertengger pada level 54.3. 

Dimana angka tersebut menunjukkan perlambatan dari level sebelumnya yaitu di angka 54.5. Keuntungan dari meredamnya kasus penyebaran atau pandemic COVID beberapa bulan terakhir ini mendorong pulihnya aktivitas ekonomi di sektor industri dan bisnis Jepang.

Akan tetapi, masalah dari rantai pasokan serta harga bahan baku masih terus membayangi outlook dari manufaktur negara Jepang. Lantas terlihat bahwa permintaan konsumen yang masih terpantau positif secara garis besarnya. 

Usamah Bhatti selaku ekonom HIS Markit menyebutkan dalam sebuah catatan yaitu bahwa Pasar domestik masih didukung oleh pemulihan secara bertahap dari dampak besar pandemi yang sempat memukul keras dan mundur sektor manufaktur Jepang. 

Adapun pukulan mundur tersebut terlihat pada data kuartal III/2021 alias beberapa bulan terakhir sebelum tutup tahun. Pemulihan untuk pasokan suku cadang yang sebenarnya terjadi cukup sukses membantu pengurangan dampak dari lonjakan harga bahan baku. 

Tidak hanya itu, kemacetan rantai perdagangan secara global yang sudah terjadi sejak tahun 2020 juga cukup dibantu oleh pemulihan tersebut. Meski begitu, pesanan produktif dari bidang otomotif serta kendaraan bermotor Jepang dari luar negeri masih tampak lemah. 

Penyebab dibalik hal ini yaitu adanya peningkatan tajam mengenai kasus penyebaran COVID dalam varian baru di beberapa negara tujuan dari ekspor Jepang. Negara tujuan tersebut beberapa diantaranya seperti Korea Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat. 

USD/JPY Tampak Melambung Tajam

Merespon kabar tersebut, para ekonom melihat bahwa saat ini kondisi yang sedang dihadapi oleh produsen Jepang adalah salah satu kinerja paling buruk sejak dilakukannya survei PMI Manufaktur. 

Kondisi ini terjadi selama kuartal terakhir tahun lalu dan produsen Jepang masih mewaspadai dampak lanjutan dari pandemic yang dianggap masih menjadi gangguan rantai pasokan global. 

Bhatti menyebutkan bahwa hal tersebut sudah mendorong kepercayaan para produsen yang merosot sampai ke level paling rendah sejak bulan Agustus 2021. Hal ini membuat negara Amerika Serikat merasa cukup diuntungkan, dilihat dari melambungnya harga Dolar AS. 

Data PMI Manufaktur yang dirilis tersebut menunjukkan pergerakan mata uang Yen terlihat melemah terhadap pasangan mata uang Amerika Serikat tersebut. Dimana kisaran harga pasangan USD/JPY berada di 115.35, yang berarti menguat sebesar 0.04 persen secara harian. 

Bahkan Dolar AS saat ini sedang berada di jalur penguatan lima sesi berturut-turut dilihat secara teknikal. Imbal hasil obligasi dari Amerika Serikat yang lebih tinggi menjadikan mata uang AS ini terlihat lebih menarik di mata para investor. 

Tidak cukup disitu, ternyata meredamnya sentiment terhadap risk off ikut menjadi faktor meningkatkan ketertarikan terhadap Dolar Amerika Serikat ini. Setidaknya sampai hari ini, Dolar AS cukup melambung tajam sampai ke level tertingginya sejak beberapa bulan lalu.