Kata yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan dari nilai batubara saat ini hanyalah luar biasa. Sepanjang pekan lalu, harganya di pasar ICE Australia mengalami peningkatan dan belum pernah terjadi semenjak 2011 lalu.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, harga baru bara pekan lalu sukses menduduki level paling tinggi selama kurang lebih 10 tahun belakangan. Hal tersebut dibarengi dengan adanya simultan yang baik.
Dimana simultan tersebut memberikan dukungan penuh untuk membuat nilainya menguat. Sesuai data yang diberikan pada closing perdagangan pekan lalu, harga dari batu bara Australia pada kontrak paling aktif menguat.
Nilai tersebut naik hingga 1,85% menjadi USD 126 per tonnya. Hal ini merupakan rekor terbaru serta paling tinggi yang pernah terjadi selama 10 tahun ini, tepatnya sejak 2011 silam.
Selama tahun 2021 ini, harga dari batubara di level global juga mengalami kenaikan sekitar 54,74%. Berdasarkan analisis yang dilakukan juga menunjukkan jika ada banyak pendapat dari market perdagangan.
Dimana pasar sekarang ini memberikan dukungan untuk harga batubara agar dapat melanjutkan trennya yakni menguatkan nilai. Menurut analisis yang dibuat oleh Aldaricita Sekuritas Timothy Gracianov ada gangguan pada supply batu hitam di Cina.
Ada banyak alasan mengapa harga untuk batu bara bisa mengalami peningkatan. Bahkan peningkatannya sukses pecahkan rekor selama satu dekade dalam level paling tingginya, membuat saham mengalami perubahan juga.
Alasan Batu Bara Meroket
Pasukan batubara di Cina utara mengalami masalah dikarenakan adanya hujan lebat serta banjir. Hal ini dialami karena mulai masuk musim dimana memang tidak sesuai prediksi pasar sebab lebih ektrim.
Selain itu, adanya permintaan dari pasar yang mulai semakin banyak dimana dipakai untuk merestok guna musim panas nanti. Pasalnya konsumsi listrik untuk musim dingin mengalami peningkatan.
Tidak heran jika reaksi pasar dapat membuat harga dari barang tambang ini mengalami kenaikan di level global. Bukan hanya itu saja, alasan lain mengapa harganya semakin naik karena India tunda lelang blok batubara.
Dimana India punya peluang menghasilkan kurang lebih 250 juta ton batu bara. Apalagi awalnya batubara tersebut bloknya diprediksi akan selesai sekitar tahun 2022 atau saat 2023 nanti.
Aksi yang terjadi tersebut membuat prospek untuk pasokan batubara di dunia mengalami tekanan semakin parah sejak tahun 2020. Sebagian besar dari sisa barang tambang ini di Australia juga diserap India.
Hal tersebut terjadi sejak bulan November 2020 lalu, yang mana china sendiri memberhentikan kegiatan impornya dari Australia. Selain itu juga ada kejadian kebakaran yang terjadi di turbin PLTN Shin-Kori.
Dimana pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut punya kapasitas sekitar 1,4 juta kilowatt. Pembangkit listrik yang berada di Korea Selatan itu terpaksa harus berhenti berjalan selama kurang lebih satu bulan lamanya.
Tidak heran jika negara dapat menggunakan pembangkit listrik dari tenaga lainnya seperti batubara. Dengan demikian, maka permintaan barang tambang tersebut juga semakin meningkat, meskipun pasokan dunia mengalami masalah.
Harga Si Batu Hitam
Seperti yang diungkapkan sebelumnya jika permintaan menjadi salah satu alasan mengapa harga komoditas tambang satu ini mengalami kenaikan. Apalagi di negara China yang pada bulan Mei lalu bahkan dicatat 21,73 juta ton.
Selama waktu 2021 ini, negara China membeli batubara sekitar 111,17 juta ton. Karena Cina masih menghentikan memesan batu hitam ke Australia, tentu saja Indonesia seakan mendapatkan keuntungan besar.
Hubungan antara Beijing dan Canberra sendiri sejak 2020 lalu memang kurang baik. Apalagi saat Australia juga melakukan investigasi pada cina mengenai awal mula terjadi penyebaran pandemi virus covid-19.
Relasi yang terjadi antara australia dan china tersebut menjadi kurang harmonis dan membuat negara tirai bambu enggan melakukan pembelian apapun. Bahkan termasuk batu bara itu sendiri yang penting untuk cina juga.
Padahal awal mulanya memang Australia sendiri selalu memberikan stok batubara paling besar untuk negara Cina. Jika tidak ada stok dari Australia tersebut, maka Cina akan beralih ke Rusia maupun Indonesia.
Tidak heran jika bursa efek di Indonesia mengalami peningkatan saham yang cukup pesat. Hal tersebut terjadi juga seiring dengan adanya aktivitas penjualan yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan.
Bahkan beberapa harga saham dari badan usaha milik negara di Indonesia juga mengalami peningkatan cukup besar. Karena beberapa alasan juga membuat perminatan batu hitam ini mengalami lonjakan cukup tinggi.