Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Di Tengah Kekhawatiran Tentang China, Minyak Justru Turun

Di Tengah Kekhawatiran Tentang China, Minyak Justru Turun

by Didimax Team

Harga minyak belum memperlihatkan tanda-tanda akan membaik. Kondisi ini juga terlihat pada sesi sebelumnya. Jika dilihat secara keseluruhan, penurunan ini disebabkan oleh banyak hal. 

Tetapi untuk penyebab paling umum, penurunan ini bisa dikatakan sebagai dampak dari China. Itu karena, China memperlihatkan data permintaan yang lemah. Dengan kecilnya data permintaan tersebut, harga justru akan menurun.

Jika melihat sekarang, prospek ekonomi yang suram juga memperburuk situasi. Kondisi ini membuat harga minyak semakin tertekan. Belum lagi harga Dollar AS memang sekarang sedang tertekan. 

Karena tekanan yang terjadi, harga minyak dipercaya akan menjadi semakin sulit. Penurunan harga minyak sendiri sudah mencapai 3,11 dollar per barel. Penurunan tersebut membuat harga satu barelnya berada di angka 77,15 dollar. 

Ini membuat penurunan yang terjadi sudah mencapai 3,9 persen. Angka penurunan tersebut tidak bisa dianggap sebelah mata. Itu karena, angka penurunannya adalah yang terbesar untuk satu bulan terakhir.

 

Brent Berjangka untuk Pengiriman Maret

Sebelumnya sudah dijelaskan kalau harga minyak sudah turun hingga 3,9 persen. Penurunan tersebut membuat harganya menjadi 77,15 dollar per barel. Sebenarnya penurunan ini juga terlihat pada brent berjangka. Fokus penurunan sendiri terlihat untuk pengiriman Maret.

Angka penurunannya sendiri cukup besar karena mencapai 3,58 dollar atau sekitar 4,2 persen. Dengan penurunan tersebut, harga per barelnya menjadi 82,33 dollar. Ini membuat penurunan yang terjadi mendapat label penurunan harian terbesar. Belum pernah terjadi kondisi semacam ini dalam 3 bulan terakhir.

Pemerintah China sendiri sebenarnya menaikkan kuota ekspor. Ini terlihat pada produk minyak sulingan. Kenaikan tersebut akan diterapkan juga untuk gelombang pertama di tahun 2023.

Sebenarnya kenaikan tersebut terus dikaitkan dengan ekspektasi pemintaan domestik. Itu karena, ekspektasi permintaan domestik yang terlihat pada data nampak sangat buruk. Ini terjadi karena importir minyak mentah belum bergerak secara stabil.

Importir yang memegang label terbesar di dunia tersebut sekarang sedang berjuang melawan gelombang infeksi. Gelombangnya sendiri belum memperlihatkan tanda-tanda akan membaik.

Aktivitas Pabrik China Juga Menyusut

Aktivitas pabrik China juga sama-sama mengalami penyusutan di bulan Desember. Itu karena, lonjakan infeksi yang terjadi masih mengganggu jalannya produksi. Ini tentu memberikan beban tersendiri untuk permintaan.

Hal tersebut terjadi setelah Beijing menghapus pembatasan anti virus yang sebelumnya terus dilakukan. Direktur pelaksana IMF yaitu Kristalina Georgieca di hari Minggu juga memberikan pernyataan yang menambah kegelisahan akan prospek ekonomi yang suram. 

Itu karena, Ia mengatakan kalau ekonomi Amerika, eropa, dan China sedang melambat. Ini membuat tahun 2023 akan menjadi lebih sulit dibandingkan tahun 2022. Dollar sendiri nampak memperlihatkan kenaikan satu hari terbesar dalam dua minggu.

Ini tentu berefek pada kondisi minyak itu sendiri. Ketika Dollar AS menguat, permintaan akan minyak biasanya menurun. Itu karena, modal yang perlu dikeluarkan oleh pemegang mata uang lain menjadi lebih besar.

Peringatan dari Kepala Dana Moneter Internasional

Kepala Dana Moneter Internasional memberikan peringatan kalau tahun 2023 pasti lebih sulit. Itu karena, ekonomi utama yang sebelumnya memberikan kestabilan justru nampak sedang melemah.

Ini semakin terlihat setelah presiden Vladimir Putin memberikan kebijakan berupa larangan pasokan minyak mentah. Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Februari selama 5 bulan.

Harga minyak nampak memperlihatkan tanda-tanda menetap lebih dari 2%. Ini membuat angkanya lebih tinggi pada hari Jumat. Ketika itu, Brent dan WTI menutup 2022 dengan kondisi naik. Kenaikannya sendiri adalah 10,5 persen dan 6,7 persen.

Komoditas juga sekarang sudah melihat aliran bullish substansial. Aliran bullish tersebut sudah mencapai 12,3 miliar rupiah. Ini terjadi dalam seminggu terakhir di bulan Desember tanggal 27.

Ini terlihat pada analis Scoete Generale. Catatan itu sendiri dirilis pada tanggal 3 Januari. Masih perlu ditunggu bagaimana informasi terbaru yang akan keluar.

Larangan pasokan minyak yang dilakukan Vladimir Putin sendiri sebenarnya tidak dilakukan pada setiap negara. Dekrit ini hanya merujuk pada negara-negara yang mematuhi batas tersebut.

Tentu Putin sendiri memiliki kuasa penuh akan larangan yang diberikan. Itu karena, ada klausul yang memperbolehkan Putin untuk membatalkan larangan tersebut. ini hanya bisa dilakukan pada kasus-kasus khusus.

Pastikan untuk tidak sembarangan ketika berbicara tentang keberadaan minyak. Itu karena, update perlu dilakukan secara terus menerus. datanya sendiri terus berubah setiap menit sehingga pengecekan perlu dilakukan secara berkala.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama