Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Diprediksi Kembali Melemah, Akankah Dollar AS Mencapai Titik Terendah?

Diprediksi Kembali Melemah, Akankah Dollar AS Mencapai Titik Terendah?

by Didimax Team

Di hari kamis 03 Desember 2020 ini, Dollar AS kembali semakin anjlok. Melemahnya nilai tukar Dollar AS ini diyakini akan terus berlanjut. Bahkan, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam ini hampir mencapai titik terendah dua setengah tahun lalu. Untuk itu, pemerintah AS akan mengambil kebijakan-kebijakan tertentu guna menyelamatkan Dollar AS dari keterpurukan.

Pelemahan nilai tukar Dollar AS ini disebabkan oleh ketidakpercayaan para investor terkait langkah stimulus yang dilakukan oleh pemerintah AS, melalui Kementerian Keuangan AS yakni Steven Mnuchin dan anggota DPR AS. Para investor tentu tidak mau menyuntikkan dana untuk nilai valuta asing (valas) yang berisiko mengalami penurunan setiap harinya.

Sementara itu, pakar ekonomi dunia menilai bahwa tim ekonomi transisi di bawah kepemimpinan Joe Biden akan bersifat dovish. Sikap tersebut menunjukkan bahwa tim transisi ekonomi AS secara tidak langsung mengeluarkan mata uang Dollar AS ke arah yang lebih lemah.

 

Rentetan Penyebab Nilai Tukar Mata Uang Dollar AS yang Semakin Merosot Tiap Minggunya

Sejak adanya “Joe Biden Effect” di tanggal 03 hingga 04 November 2020 lalu membawa angin segar terkait meningkatnya nilai tukar Dollar AS. Akan tetapi, nilai tukar Dollar AS kembali melemah di minggu kedua bulan November. Hal ini disebabkan oleh wabah virus corona yang semakin tidak terkendali di Negeri Paman Sam. 

Kemudian, kegaduhan politik juga berimbas pada nilai valuta asing Dollar AS. Sempat stabil, namun nilai tukar Dollar AS kembali terkikis karena faktor optimasi vaksin virus corona, Kemudian, para investor juga tidak yakin dengan langkah stimulus yang telah direncanakan oleh pemerintah AS dibawah kepemimpinan Steven Mnuchin.

Hingga hari Kamis, 03 Desember 2020 ini nilai tukar Dollar AS tetap berada di angka 91,040. Sedangkan, nilai tukar Dollar AS paling rendah ini ada di angka 90,987 pada bulan April 2018. Oleh sebab itu, AS mengalami tekanan ekonomi karena nilai tukar Dollar AS terhadap mata uang Negara asing tengah merosot tajam.

Langkah-Langkah Penyelamatan Ekonomi yang Dilakukan Oleh Pemerintah AS

Sadar akan nilai tukar mata uang Dollar AS semakin terpuruk, maka pemerintah dari Negeri Paman Sam telah bersiap mengambil kebijakan untuk menyelamatkan Dollar AS agar kembali stabil. 

Ada berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS bersama anggota DPR dan senat AS. Pertama, pemerintah AS berencana mengucurkan dana sebesar $ 908 miliar untuk bantuan ekonomi bagi masyarakat yang terdampak virus Covid-19. 

Kebijakan selanjutnya adalah pengucuran dana sebesar $ 1,4 triliun untuk menyuntik modal investasi agar nilai tukar Dollar AS kembali stabil. Namun, para investor melihat upaya dari pemerintah AS ini masih belum berdampak secara signifikan. 

Para investor masih menganalisis adanya efek dari pengucuran dana segar pemerintah AS terhadap pergerakan nilai tukar Dollar AS terhadap mata uang Negara lain. Selain itu, kebijakan tentang optimasi vaksin virus corona juga masih menjadi penghambat nilai tukar mata uang Dollar AS. 

Nilai Tukar Euro Semakin Menguat di Tengah Krisis Resesi Ekonomi Global

Hal ini tentu berbeda dengan nilai tukar Euro. Mata uang Euro semakin menguat sejak Inggris Raya menyetujui pengembangan vaksin Pfizer dan BioNTech. Nilai tukar mata uang Euro tetap berada di kisaran $ 1,2113. 

Pakar ekonom memprediksi bahwa Euro akan terus meningkat ketika ECB mengambil kebijakan berupa pelonggaran kebijakan seperti di minggu-minggu sebelumnya. Euro diprediksi akan berada di kisaran $ 1,2555 pada kuartal minggu kedua. Nilai tukar Euro ini menjadi yang tertinggi sejak bulan Februari 2018 silam.

Selain Euro, nilai tukar Great Britain Poundsterling (GBP) terhadap Dollar AS (USD) juga mengalami kenaikan tipis. Nilai tukar GBP kini berada di kisaran $ 1,3370. Para pengamat yakin jika nilai tukar GBP akan semakin meningkat.

Mengingat, adanya kesepakatan brexit antara pemerintah Inggris Raya dengan Uni Eropa tanpa adanya sanksi atau perdebatan lainnya. Para investor tentu melihat hal ini sebagai peluang untuk berinvestasi valas lebih besar.

Nilai tukar Dollar AS terancam mencapai titik terendah seperti di bulan April 2018 atau bahkan lebih parah. Hingga kini, nilai tukar Dollar AS berada di kisaran 91,040. Sementara itu, Euro dan GBP semakin berjaya karena Inggris Raya menyetujui pengembangan vaksin Pfizer dan BioNTech. Lalu, adanya kesepakatan brexit di sektor perdagangan antara Inggris Raya dengan Uni Eropa.