Dollar Amerika Serikat turun dari level tertinggi 2 bulan terhadap yen. Serta berada di jalur untuk kerugian mingguan terbesarnya vs mata uang utama lain sejak pertengahan Januari lalu.
Yen yang sangat sensitif terhadap perbedaan suku bunga jangka panjang antara Amerika Serikat dan juga Jepang. Nampaknya akan menghentikan penurunan beruntun 6 minggunya terhadap dolar.
Sebab telah mendapatkan kekuatan dengan imbal hasil Amerika Serikat 10 tahun mundur dari level tertinggi hampir 4 bulan mendekati 4,1%. Indeks dolar Amerika Serikat, yang mengukur dolar AS.
Pada awal minggu terhadap 6 mata uang utama, turun dari 0,25% menjadi 104,76, dari setinggi 105,36. Sejak tanggal 6 Januari itu merupakan level terkuat. Sepanjang minggu ini, indeks turun 0,4%.
Dolar AS Berada di Jalur Kerugian
Dolar Amerika Serikat berhasil memangkas kerugiannya secara singkat. Sesudah data menunjukkan sektor jasa Amerika Serikat tumbuh dengan kecepatan stabil di bulan Februari lalu. Dengan pesanan baru dan juga lapangan kerja.
Naik ke level tertinggi lebih dari setahun. Institute for Supply Management mengatakan, pada hari Jumat PMI non-manufaktur turun menjadi 55,1 dari pembacaan 55,2 pada bulan Januari.
Mengambil sedikit tenaga dari dolar dan juga kenaikan tajam dalam imbal hasil Amerika Serikat ialah komentar dari pembuat kebijakan Fed. Termasuk Atlanta Raphael Bostic, Presiden Federal reserve.
Dia mengatakan, lambat dan stabil akan menjadi tindakan yang tepat. Walaupun angka tenaga kerja baru menambah menjalankan data yang kuat baru-baru ini. Analis yang disurvei Reuters mengatakan bahwa.
Penguatan dolar baru-baru ini kemungkinan sifatnya hanya sementara. Dan juga mata uang akan menjadi lemah sepanjang tahun di tengah membaiknya ekonomi global serta ekspektasi Fed akan dapat.
Menghentikan kenaikan suku bunganya jauh di depan Bank Sentral Eropa. BOJ atau Bank of Japan sementara itu, diperkirakan akan mulai membongkar langkah-langkah stimulus luar biasa.
Beberapa saat sesudah Gubernur Haruhiko Kuroda mulai pensiun bulan depan. Data inflasi Tokyo untuk bulan Februari melebihi target BOJ untuk bulan ke 9. Namun ukuran inti melambat.
Dari level tertinggi dalam 42 tahun. Dollar melemah 0,4% menjadi 136,14 yen, sesudah naik ke 137,10 pada Kamis, tertinggi sejak 20 Desember. Untuk minggu ini, dollar turun 0,4% vs yen.
Namun kenaikan apapun akan dapat mempertahankan kemenangan beruntunnya sejak pertengahan Januari. Sementara Euro sedikit berubah pada $1,0614, berhasil naik dari level terendah hampir 2 bulan di $1,0533 pada awal minggu.
EUR/USD Pulih Sedikit Sesudah data Uni Eropa
Sterling berhasil menambahkan 0,42% menjadi $1,1991, di jalur untuk kenaikan mingguan 0,2%. Sesudah Inggris berhasil mencapai kesepakatan perdagangan Irlandia Utara pasca Brexit dengan Uni Eropa.
Sedangkan survei menunjukkan bahwa sektor jasa Inggris tumbuh pada laju tercepat dalam 8 bulan pada bulan Februari. Sebuah analisa memperkirakan untuk perdagangan berikutnya, dolar Amerika Serikat.
Akan mencermati sentimen kenaikan suku bunga Amerika Serikat, yang bila muncul sentimen hawkish kenaikan suku bunga. Baik itu dari pernyataan pejabat The Fed sendiri maupun data ekonomi, akan menguatkan dolar.
Pada jam perdagangan sesi AS, EUR/USD diperdagangkan di sekitar 1.0606. Berhasil pulih sedikit dari kerendahan harian di bawah 1.0600 sesudah keluarnya data inflasi HICP dari zona Euro.
Yang lebih kuat daripada seperti diperkirakan. Risalah pertemuan kebijakan ECB telah gagal memicu reaksi dan juga pasar menantikan data dari AS. Pada hari Rabu, EUR/USD justru turun.
Dari ketinggian mingguan di 1.0690 dan juga diperdagangkan di sekitar 1.0620. Dolar Amerika Serikat mengambil keuntungan dari meningkatnya keprihatinan terkait tekanan inflasi global serta potensi efeknya.
Terhadap keputusan kebijakan moneter ke depannya. Euro terpukul oleh naiknya tekanan inflasi yang jauh lebih tinggi daripada yang telah diperkirakan. HICP atau Harmonised Index of Consumer Prices.
Naik 8.5% YoY pada bulan Februari dibandingkan dengan 8.6% di bulan Januari. Walaupun masih lebih rendah dibandingkan yang telah diperkirakan di 8.2%. Hal yang lebih dikhawatirkan ialah angka inti tahunan.
Yang muncul 5.6% lebih tinggi dari angka sebelumnya yakni 5.3% serta di atas daripada yang diperkirakan pasar. Para pejabat FED AS ECB sama-sama memelihara retorika yang hawkish.