Beberapa hari terakhir dalam pekan ini dolar AS terus bergerak naik karena beberapa faktor. Penyebab kenaikannya yang terbaru ialah adanya tapering dari the Fed yang memberikan dampak paling banyak.
US Dolar mengalami pelonjakan khususnya pada perdagangan Eropa Kamis kemarin. Bahkan, dolar AS berhasil naik ke level tertinggi sembilan bulan setelah Federal Reserve meningkatkan kemungkinan untuk memulai pengurangan.
Pelonjakan dolar ke level tertinggi sembilan bulan ini usai Federal Reserve yang ingin mengurangi beberapa hal. Salah satunya ingin mengurangi stimulus moneter pada era pandemi khususnya di tahun ini.
Berbagai faktor lainnya juga mempengaruhi peningkatan US dolar dalam beberapa sesi. Meskipun demikian, beberapa mata uang lainnya mengalami penurunan terhadap US dolar dalam beberapa hari terakhir.
Peningkatan US Dolar
Peningkatan indeks dolar melakukan pelacakan terhadap enam mata uang lainnya. Tentunya hal ini diperdagangkan sebesar 0,4 persen lebih tinggi pada angka 93,460 dari level angka perdagangan sebelumnya.
Perdagangan sebelumnya berada di level 93,517, sekaligus level terkuat sejak awal November kemarin. Sementara itu, EUR/USD juga mengalami penurunan sebesar 0,3 persen ke angka 1,1675.
Posisi ini jatuh ke posisi terendah yang tidak terlihat sejak November 2020 lalu. Sementara itu, GBP/USD mengalami penurunan sebesar 0,4 persen menjadi 1,3708 yang jatuh ke level terendah empat minggu.
Sedangkan, mata uang lainnya yaitu AUD/USD mengalami penurunan sebesar 0,6 persen ke angka 0,7188. Angka ini menjadi level yang tidak terlihat sejak tanggal 5 November tahun kemarin.
Adanya pertemuan kebijakan dari Federal Reserve bulan Juli kemarin dirilis pada hari Rabu. Hal ini membuat pejabat Fed terlihat mengurangi stimulus pembelian obligasi di tahun ini.
Pengurangan stimulus ini akan dilakukan jika emang ekonomi terus membaik seperti yang diharapkannya. Fed melakukan pertemuan sebelum adanya laporan nonfarm payrolls bulan Juli yang kuat.
Selain itu, kemungkinan juga untuk memperkuat pandangan bank sentral yang mengungkap rincian rencana pengurangannya. Pengurangan yang akan dilakukan pada symposium Jackson Hole di akhir minggu terakhir.
USD/JPY juga diperdagangkan sebesar 0,3 persen lebih tinggi berada di angka 110,06. USD/CHF naik sebesar 0,2 persen ke angka 0,9186. Dolar juga berhasil mengungguli yen Jepang dan franc Swiss.
Selain itu, nada dari hawkish pada notulen FOMC tersebut semakin mempertegas ketangguhan dolar AS. Selain itu, perkara virus corona juga ikut memicu sentimen risk-off yang menekan rival utama.
Pengaruh Tapering The Fed
Greenback menjadi pemenang dan berada di puncak tertinggi pada pasar forex usai notulen rapat FOMC dirilis. Notulen tersebut menunjukkan terkait proyeksi tapering yang dimulai pada tahun ini.
Hal ini terjadi usai mayoritas pejabat The Fed menyetujui perihal proyeksi tapering ini. Tapering sendiri merupakan pengurangan bertahap terhadap program pembelian aset atau disebut juga Quantitative Easing.
Hal tersebut merupakan bentuk kebijakan hawkish yang biasanya memiliki dampak positif terhadap nilai tukar mata uang. Notulen yang dirilis oleh Federal Reserve tersebut merupakan hasil rapat FOMC bulan Juli lalu.
Notulen tersebut menyebutkan bahwa sebagian besar peserta rapat memberikan penilaian adanya ruang untuk melaksanakan tapering. Hal ini bisa dilakukan jika kondisi ekonomi terus membaik sesuai ekspektasi.
Meskipun demikian, ada pula persyaratan progress substansial secara lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk menuju ketenagakerjaan secara maksimum, khususnya pada ketenagakerjaan maksimum yang belum terpenuhi.
Notulen yang dirilis tersebut membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa tapering akan diumumkan bulan ini atau bulan depan. Hal ini juga dikomentari oleh pakar strategi dari Commonwealth Bank of Australia.
Pakar tersebut bernama Joseph Capurso menyebutkan patut adanya yang diingat bahwa rapat FOMC Juli diadakan sebelum perilisan laporan, terjadi perilisan pelaporan Non-farm Payroll JUli yang fantastis.
Comdoll menjadi pemegang klasemen mayor dengan AUD/USD yang anjlok sebesar 0,8 persen. Selain itu, USD/CAD mengalami pelonjakan ke angka 0,6 persen dan NZD/USD merosot sebesar 0,5 persen.
Tidak hanya itu, GBP/USD juga mengalami penurunan lagi usai rilis dari inflasi dari Inggris. Sementara itu, EUR/USD mencetak rekor terendah sejak bulan November 2020 kemarin sehingga berpengaruh pada dolar AS.