Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar AS Melemah, Temuan Varian Virus Baru Diwaspadai

Dolar AS Melemah, Temuan Varian Virus Baru Diwaspadai

by Didimax Team

Sempat melonjak beberapa hari selama perdagangan, akhirnya Dolar AS mengalami pelemahan pada akhir perdagangan kemarin. Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya berita tentang varian virus baru.

Para investor telah mencermati bahwa berita tentang kemunculan varian baru virus corona beresiko terjadi resisten terhadap vaksin. Hal ini tentunya akan mengkhawatirkan para investor pada mata uang ini.

Adanya berita ini membuat para investor mulai beralih untuk mencari mata uang lain yang lebih aman. Selain itu, para pedagang juga mengambil untung usai terjadi reli panjang pada Dolar AS.

 

Melemahnya Dolar AS

Harga indeks dolar tercatat turun sebesar 0,75 persen menjadi 96,030. Angka ini menjadi pencapaian tertinggi usai terjadi selama 16 bulan di angka 96,938 dan memberikan efek pada perdagangannya.

Sedangkan, untuk beberapa jenis mata uang lain mengalami penguatan terhadap Dolar AS akibat penurunan indeks ini. Beberapa diantaranya ialah mata uang Yen Jepang dan mata uang franc Swiss.

Keuntungan yang diperoleh yen dan franc berpengaruh pada harga dolar Australia dan krona Norwegia. Tentunya hal ini merugikan perdagangan untuk mata uang tersebut dalam waktu yang bersamaan.

Adanya berita tentang varian covid-19 ini memicu aturan baru yang dikeluarkan pihak Amerika Serikat. Amerika Serikat membatasi perjalanan dari Afrika Selatan menuju tempat mutasi baru ditemukan.

Selain itu, beberapa perjalanan ke negara tetangga juga ikut dibatasi dan disampaikan langsung oleh pejabat senior pemerintahan Biden. Tidak hanya itu, ada beberapa organisasi yang mempengaruhi perjalanan tersebut.

Salah satunya adalah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah memberikan peringatan mengenai varian virus terbaru bernama omicron. Label yang diterapkan sudah mencapai empat varian hingga saat ini.

Untuk dapat melakukan sepenuhnya memahami mutasi varian dan potensi bahayanya para ilmuan memerlukan waktu berminggu-minggu. Karena hal itulah bisa mempengaruhi harga perdagangan mata uang dunia.

Temuan Virus Menjadi Faktornya

Mengenai temuan virus baru corona juga disampaikan oleh Bipan Rai yang merupakan kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto. Beliau memberikan pendapat terkait hal ini.

Menurutnya, melihat kondisi yang memiliki mutasi baru pada mutasi protein pelonjakan. Selain itu, ia juga menyebutkan asumsi kerja awal bagi beberapa pelaku pasar dianggap sebagai fase baru pandemi.

Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya penguncian serta pembatasan baru jika diberlakukan akan membutuhkan vaksin baru. Tentunya hal seperti ini juga bisa ikut mempengaruhi perdagangan mata uang dunia.

Melihat kondisi ini, salah satu mata uang yang mendapatkan keuntungan ialah yen. Hal ini dikarenakan memantul dari posisi terendah lima tahun terakhir terhadap greenback dan berhasil dicapai minggu ini.

Bahkan dengan kondisi ini berhasil membawa yen meningkat hampir 2,0 persen menduduki level tertinggi di angka 113,09 yen per dolar. Bahkan angka ini berhasil mencapai kinerja terbaik sejak Maret 2020.

Selain yen yang mengalami peningkatan beberapa mata uang juga ikut bergerak naik. Contohnya ialah Euro yang berhasil menguat mencapai angka 0,97 persen ke level tertinggi 1,1312 Dolar AS.

Kondisi ini berhasil dicapai oleh euro usai jatuh ke level terendah lebih dari enam tahun. Terjadi terhadap kebangkitan franc Swiss yang mencapai 1,0428 frans per euro.

Kondisi Dolar AS Saat Ini

Seorang ahli strategi di Societe Generale di London bernama Kenneth Broux juga ikut berkomentar. Menurutnya kondisi seperti ini menjadi pelarian textbook ke kualitas yen dan franc Swiss.

Menurutnya disebabkan oleh varian virus baru yang memiliki likuiditas tipis menjadi penyebabnya. Kondisi seperti ini bisa mempercepat pelepasan posisi jual (short) obligasi pada waktu yang sama.

Beberapa akun spekulatif sudah bergerak untuk memperdagangkan secara masif aset safe-haven mereka. Dijual dalam angka CFTC AS yang menunjukkan posisi bearish bersih sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk yen.

Sedangkan, untuk franc Swiss mencapai 10,3 miliar dolar AS dalam beberapa minggu terakhir. Rai dari pihak CIBC juga menyampaikan tentang penurunan dolar pada perdagangan terakhir.

Menurutnya hal ini lebih mungkin terjadi karena investor telah mengambil keuntungan setelah terjadi kenaikan mata uang tersebut. Karena hal itulah bukan perubahan statur safe haven dolar yang mempengaruhinya.