Beberapa hari terakhir pekan ini dolar AS terus mengalami peningkatan. Kekhawatiran akan adanya infeksi virus corona yang terus meluas menjadi salah satu penyebab peningkatan harga dolar AS.
Selain itu, adanya risalah rapat Federal Reserve yang juga menunjukkan adanya pertimbangan terkait pengurangan stimulus era pandemi tahun ini. Hal tersebut juga menunjukkan adanya pengurangan pembelian obligasi.
Adanya beberapa faktor tersebut mendorong indeks saham Wall Street yang lebih rendah. Selain itu, aset safe haven yang dimiliki oleh US Treasuries juga mengalami peningkatan dengan adanya benchmark.
Benchmark ini memberikan imbal hasil 10 tahun 3 basis poin lebih rendah pada angka 1,241 persen. Dolar AS mengalami peningkatan ke level tertinggi sembilan bulan pada hari Kamis pekan ini.
Federal Reserve juga mengurangi stimulus era pandemi untuk memukul saham global dan mata uang terkait komoditas. Indeks dolar juga mengalami peningkatan selama enam mata uang mencapai 93.587.
Adanya peningkatan kinerja ini menjadi tertinggi sejak awal November di tahun lalu. Angka tersebut mengalami peningkatan terakhir sebesar 0,3 persen pada angka 93,359 beberapa hari terakhir.
Peningkatan Dolar As
Adanya keadaan penurunan pembelian utang oleh The Fed secara luas memberikan dampak positif. Hal ini dikarenakan dolar diperkirakan dapat meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Faktor tersebut juga dapat membuat investor lebih menarik untuk memegang aset berdenominasi dolar. Adanya risalah pada pertemuan Fed bulan Juli juga menunjukkan adanya pengurangan pembelian obligasi bulanan.
Meskipun demikian, adanya konsensus terkait masalah-masalah utama lainnya juga terlihat sulit dipahami. Beberapa diantaranya saat dimulai taper, inflasi, pengangguran bahkan pandemi Covid-19 yang mewabah saat ini.
Seorang ahli strategi FX di UBS di New York bernama Vassili Serebriakov juga ikut berkomentar. Ia mengatakan terkait ekspektasi pasar menjelang risalah Fed mungkin akan mengalami pelambatan sejak tahun 2021.
Adanya risalah The Fed dan kekhawatiran pandemi Covid-19 yang berkelanjutan mendorong indeks saham Wall Street menjadi lebih rendah. Hal ini juga berpengaruhi pada perdagangan di pasar Eropa.
Bahkan, dolar hampir tidak bereaksi terkait dengan data pengangguran mingguan yang menunjukkan penurunan pengangguran. Data ini terlihat sejak awal Agustus ke level terakhir terlihat pada pertengahan Maret 2020.
Euro jatuh ke $ 1,6665 terhadap dolar untuk pertama kalinya sejak turun 0,3 persen ke angka $ 1,1676. Selain itu, sterling mengalami penurunan sebesar 1 persen ke angka $ 1,3642.
Dolar Australia dan Selandia Baru juga mengalami kemerosotan ke level terendah sejak November 2020 tahun kemarin. Dolar Australia turun di angka 1,2 persen menjadi US$0,6827.
Dampak Peningkatan Dolar As
Adanya peningkatan harga dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Pada hari Kamis kemarin, emas mengalami penurunan harga akibat dari dolar yang lebih kuat dan adanya kebijakan dari Federal Reserve AS.
Kebijakan dari The Fed membebani sentimen meskipun kerugian logam safe haven ini dibatasi. Pembatasannya akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara sehingga memperlambat pertumbuhan global.
Spot gold mengalami penurunan sebesar 0,5 persen ke angka $1.778,65 setiap ouncenya. Hal ini juga dampak dari para pejabat yang sebagian besar berharap mengurangi stimulus di tahun ini.
Seorang analis Commerzbank Daniel Briesemann juga ikut berpendapat terkait hal ini. Satu hal yang belum pasti ialah kapan adanya peningkatan harga meskipun saat ini tapering dihargai menjadi emas.
Menurut data sebelumnya menunjukkan data orang Amerika yang melakukan klaim untuk tunjangan pengangguran mengalami penurunan. Hal ini digarisbawahi terkait dengan pejabat Fed pada pasar tenaga kerja.
Selain itu, adanya pembicaraan dan kekhawatiran peningkatan kasus varian Delta virus corona memukul sentimen risiko. Khususnya hal ini terjadi pada pasar keuangan yang mendorong investor memilih aset safe haven.
Seorang analis OANDA Craig Erlam juga ikut berkomentar perihal ini. Ia menyebutkan bahwa emas memang memiliki status safe haven dan pasar ekuitasnya jatuh berat sehingga kembali diminati para investor.
Selain itu, adanya pergerakan di atas angka $1.800 juga dapat dicapai. Khususnya dalam jangka menengah, tekanan terhadap penurunan tetap ada pada emas meskipun tetap memberikan kegelisahan.