Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar AS Menguat Tanggapi Komentar Bernada Hawkish

Dolar AS Menguat Tanggapi Komentar Bernada Hawkish

by Didimax Team

Ombang ambing Dolar Amerika Serikat masih terus berlanjut dengan segala prediksi dan ekspektasi pasar terhadapnya. Kondisi mata uang Amerika Serikat ini memang tengah dilanda berbagai faktor yang membuat kondisi harga Dolar AS belum bisa stabil. 

Belum lama ini, Dolar As alami pelemahan cukup besar karena rasa khawatir pasar yang kemudian mengalihkan investasi pada safe haven lain. Keadaan ini berlangsung beberapa waktu hingga akhirnya tampak kemunculan kembali. 

Dolar AS memang tengah menjadi fokus utama melihat bahwa jenis investasi satu ini dirasa cukup memiliki prediksi masa depan baik. Namun ternyata sempat dijegal oleh berbagai parameter seperti rasa khawatir pasar terhadap kasus penyebaran COVID-19 yang tidak kunjung selesai. 

Belum lagi keluar kabar bahwa ada keterkaitan dengan berbagai laporan data sampai pernyataan dari sebuah organisasi penyusun tapering yaitu The Fed yang kini menjadi fokus baru bagi pelaku pasar. 

 

Dolar AS Memantul Pasca Komentar Presiden The Fed

Dolar Amerika Serikat tampak menguat dan memantul pasca dikeluarkannya komentar yang bernada hawkish. Komentar tersebut disampaikan oleh Presiden The Fed St Louis yaitu James Bullard serta diutarakan oleh Kansas City. 

Bahwa Bank Sentral Amerika Serikat saat ini akan dengan segera melakukan tapering pembelian obligasi. Bukti komentar ini cukup berpengaruh terlihat pada berita yang dirilis pada tanggal 25 Agustus 2021. 

Tepatnya pada Kamis malam hari, Dolar AS menaik akibat komentar Presiden The Fed tersebut. Dimana pada saat diwawancarai dengan CNBC, tampak bahwa Bullard menyatakan keraguannya akan ekspektasi dari melambatnya kenaikan inflasi di Amerika Serikat. 

Melambatnya kenaikan Inflasi AS tersebut dilihat dalam laju yang moderat. Oleh karena itu, Bullard merasa bahwa bank sentral AS perlu memulai kegiatan tapering terhadap program pembelian obligasi tersebut. 

Menurut Bullard juga, AS sedang tidak membutuhkan pembelian aset pada saat ini karena yang dibutuhkan adalah melakukan tapering serta harus mengakhirinya di akhir kuartal pertama di tahun depan. 

Selanjutnya mungkin bisa dilakukan evaluasi terhadap inflasi tersebut atau juga keadaan, kondisi, dan situasinya nanti. Ternyata tidak hanya Bullard yang menyampaikan komentar bernada hawkish dari pejabat The Fed. 

Namun, terlihat dalam acara bersama Fox Business ada Esther George selaku Presiden The Fed dari Kansas City yang tampak mengindikasikan kesiapannya untuk melaksanakan pengurangan stimulus pada rencananya. 

Hal serupa dan berkaitan juga diungkapkan oleh George yaitu bahwa adanya inflasi yang kuat akan mendukung pertumbuhan ketenagakerjaan dengan harapan ekspektasi tetap berlanjut. Sehingga akan ada kemungkinan peluang untuk mulai mengurangi pembelian aset. 

Pasar Abaikan Pernyataan Bullard dan Fokus ke Powell

Disamping mencuat kembalinya Dolar Amerika Serikat pada Kamis malam, pasar tampak mengabaikan sesuatu dan memberi fokus besar pada Powell. Ini terjadi pasca komentar dari dua orang pejabat The Fed tersebut. 

Adapun indeks peningkatan Dolar AS yaitu sebesar 0.19 persen masuk pada level 93. Dari data ini kemudian diberikan pendapat bahwa indeks Dolar AS juga akan terpantau meningkat lebih dari level 93 sebagai level pendukung sekitar dua minggu ini. 

Pendapat tersebut merupakan pendapat Analis Steve Ricchiuto dari Mizuho Securities. Analis Ricchiuto memperkirakan bahwa pasar akan segera abai terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Bullard. 

Hal tersebut diabaikan oleh pasar karena mengingat bahwa Bullard tidak memiliki hak suara dalam rapat FOMC. Itu sebabnya keadaan trend Dolar tidak akan langsung serta merta berbalik arah menguat. 

Disaat tersebut, maka fokus dan perhatian besar pasar akan kembali pada komentar Powell yang akan disampaikan pada Jackson Hole nanti. Bahkan pada Jumat malam, tepatnya 26 Agustus 2021 Amerika Serikat mengeluarkan data GDP Preliminier kuarta kedua 2021. 

Dari data GDP tersebut muncul angka kenaikan sebesar 6.6 persen. Dimana level tersebut memiliki posisi lebih tinggi sedikit daripada data yang dirilis sebelumnya yaitu dengan angka 6.5 persen, meski masih dirasa kurang dari ekspektasi dari pasar terhadap angka kenaikan sebesar 6.7 persen. 

Adapun komentar dari kedua pejabat The Fed yang membuat Dolar AS menguat, muncul saat mendekati wakti symposium tahunan The Fed. Pelaksanaan tersebut akan diadakan di Jackson Hole dan akan dibuka akhir pekan ini.