Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar Australia dan New Zealand Cetak Rekor Sejak 2018

Dolar Australia dan New Zealand Cetak Rekor Sejak 2018

by Didimax Team

Dolar Australia dan New Zealand kompak mengalami penguatan. Paling membanggakan, kenaikan tersebut menjadi yang paling tinggi sejak bulan April di tahun 2018 silam. Hal ini tidak lepas dari sentimen risk-on yang terjadi serta terjadinya depresiasi mata uang Amerika Serikat karena, banyak faktor menyertainya.

AUD dan NZD merupakan dua mata uang dengan status antipodean. Pada pembukaan perdagangan pertama di awal tahun 2021 ini mereka tampak disukai oleh para investor. Dalam perjalanannya AUD/USD sudah jauh melonjak ke angka 0,7810. Tidak jauh berbeda dengan nilai dari NZD/USD 0,73.

Dari dukungan data domestik yang dapat dipercaya, Baik Australia atau New Zealand menunjukkan peningkatan ekonomi domestik lebih baik. Hal tersebut terbukti dari kemampuan mereka dalam mengatasi masalah pengangguran. Banyak media cetak, serta beberapa platform mencoba menayangkan iklan seputar lowongan pekerjaan.

Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa, pemulihan ekonomi lantaran diterjang krisis Covid 19 yang menyebabkan sektor ekspor terluka parah. Negeri Kanguru tersebut juga harus masuk dalam masa resesi. pertumbuhan ekonomi mereka selalu minus dalam dua kuartal. Laju lowongan pekerjaan dapat tumbuh mencapai 9,2%.

 

Data Fakta dari Perekonomian Australia dan New Zeakand

Tumbuhnya lowongan pekerjaan tersebut menjadi sentimen positif serta optimisme tinggi. Tidak heran, bila pelaku pasar mulai kembali berinvestasi. Sementara, negeri penghasil kiwi juga menunjukkan sebuah data menarik. Harga perumahan masyarakat diperkirakan sanggup mengundurkan waktu pemangkasan suku bangsa yang rencananya akan dilakukan.

Fakta tersebut membuat mata uang mereka mampu mencetak reli. Dalam acara lelang pada tanggal 5 Januari Indeks harga global Dairy trade meroket sangat jauh. Nilainya mencapai 3,9%. Pencapaian ini membuat optimisme pemerintah semakin tinggi. Karena, pada lelang sebelumnya hanya menunjukkan1,3%.

Dengan kata lain dalam satu malam terjadi kenaikan 3 kali. Hal ini sangat membanggakan dan  merupakan yang paling tinggi sejak tahun 2017 tepatnya di bulan Mei. Hal tersebut tidak lepas dari kinerja mereka dalam menangani laju pertumbuhan Virus Corona yang tampak mulai melandai.

Kebijakan Tentang Corona Sangat Efektif

Semenjak Virus ini menyebar ke berbagai negara termasuk, Aussie dan New Zealand. Kedua pemerintahan sudah melakukan tindakan cukup efektif. Salah satu kebijakannya adalah penerapan sistem Lockdown. Larangan perjalanan bepergian ke luar negeri dinilai sangat efektif mencegah penyebarannya.

Mengurangi penduduknya ke luar negeri membuat benteng dari kedua negara ini tampak kuat. Pembatas sosial juga dilakukan terutama soal jaga jarak. Mereka menutup kawasan yang memang menimbulkan keramaian sehingga, penyebarannya akan sangat mudah. Penekanan ini dirasa cukup efektif.

Walaupun, mengandung risiko sangat besar yaitu jatuh ke resesi. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka takut. Apalagi, waktu itu hubungan perdagangan antara China dan Amerika sedang sangat genting. Akibatnya, mitra utama Negeri Kanguru yaitu, China juga ikut berdampak hingga memanas sampai saat ini.

Optimisme tinggi pemerintah membuat mereka mampu kembali bangkit. Hal itu dapat ditunjukkan dengan membatasi penurunan dari GDP. Menambah kebijakan lain seperti,  melakukan tambahan stimulus moneter agar perekonomian dapat kembali pulih dengan cepat. Hal tersebut terbukti efektif dan mampu memikat pelaku pasar dalam perdagangan.

Ternyata kenyataan tersebut berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh negara lain seperti, Amerika sampai Inggris. Mereka masih belum mampu menuntaskan masalah virus serta kelonggaran dalam kebijakan moneter menghadapi krisis ini. Selain itu, tindakan  investor juga jadi pengaruh terbesar pergerakan laju mata uang mereka.

Tindakan Sejumlah Pelaku Pasar

Para pelaku pasar sedang bersemangat dalam mencari aset yang mengandung risiko sangat tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari New York Stock Exchange dalam mengambil sejumlah langkah. Salah satunya adalah tidak melakukan niatan mereka mengeluarkan seluruh perusahaan telekomunikasi China dari berbagai bursa Amerika.

Sementara, kondisi dari Negeri Paman Sam sendiri memang sedang tidak begitu bagus. Pertarungan antara Joe Biden dan Donald Trump masih berlangsung sangat ketat. Perebutan tahta Senat saat pemilu Georgia masih terus berlanjut. Pelaku pasar seakan menahan uangnya dan mengalihkannya untuk mata uang lainnya.

Saat ini gelombang kedua Virus Corona sedang terjadi di berbagai negara. Bahkan, jenis baru dari Virus tersebut juga sudah terdeteksi di Australia dan New Zealand. Sangat menarik dinantikan, bagaimana cara kedua pemerintahan tersebut mengatasinya. Apakah kebijakan kali ini akan berhasil, masih layak untuk ditunggu.