Tidak hanya Rupiah saja yang terus menguat beberapa hari belakangan. Tetapi, tren tersebut diikuti oleh Dolar Australia, bergerak ke level 0,72 di sesi perdagangan pada hari Selasa, 10 November 2020. Pergerakannya tidak terlalu signifikan hanya 0,08% saja. Hal ini menandakan bahwa AUD/USD mampu mempertahankan Bullish.
Penguatan juga ditujukan saat melawan Dolar Singapura. Hanya saja, saat melawan mata uang Indonesia masih kalah. Penguatan tersebut merupakan kabar gembira, karena beberapa hari terakhir terus mengalami penurunan. Hal ini tidak lepas dari peran bank sentral yang tidak mempertahankan suku bunga positif.
Penguatan Ekonomi
Dengan kuatnya mata uang Australia di pasar perdagangan membuat kondisi perekonomian negeri Kanguru tercatat ikut membaik. Hal ini tidak lepas dari peran Bank Sentral, berani memotong, suku bunga acuan hingga 0,1% dari angka 0,25%. Cara tersebut cukup efektif dalam memperbaiki perekonomian negara.
Pandemi virus Corona membuatnya mengalami resesi untuk pertama kalinya setelah 30 tahun perekonomian mereka selalu tumbuh positif. Keputusan lockdown membuat pergerakan ekspor dan impor terhalang. Ditambah lagi polemik perang dagang antara Amerika dan China, semakin menggerus Australia hingga beberapa kuartal selalu minus.
Penguatan tersebut juga terjadi dari, berbagai saham yang selalu menguat dalam beberapa sesi perdagangan. Hal tersebut disambut positif oleh berbagai saham seperti berbagai bank Commonwealth, National Australia Bank. ANZ, Westpac, serta ada beberapa bank lainnya dengan kenaikan di atas 4%.
Joe Biden Efek
Perang dagang Amerika dan China akhir-akhir ini memang berpengaruh besar hampir ke seluruh negara termasuk Australia. Dengan kemenangan dari Biden membuat pasar percaya bahwa Mata uang mereka mampu bersaing lebih jauh. Kekuatan ekonomi negeri kanguru akan jauh lebih baik.
Belum ada jaminan Biden akan menghentikan perang dagang dengan Tiongkok. Tetapi, pasar percaya kondisinya tidak akan seburuk saat Trump menjabat. Hubungan ini yang dipercaya mampu mengangkat ekonomi Negeri Kanguru tersebut. Mengingat, China adalah mitra dagang utama mereka.
Ada banyak komoditi di ekspor ke sana, seperti gandum, daging sapi, hingga Wine. Walaupun, saat ini hubungan kedua negara tercatat sedang kurang baik. Tetapi, diyakini prinsip perdamaian yang selalu diinginkan oleh presiden terpilih Amerika saat ini. Bukan tidak mungkin, hubungan tersebut akan kembali baik.
Pfizer Efek
Pasar sedang bergairah karena keyakinan mereka terhadap vaksin Pfizer yang diuji dan mampu memberikan hasil nyata. Seperti diketahui, hampir semua negara harus menutup diri karena, adanya Covid 19. Penemuan vaksin ini memang di laur harapan dari para peneliti ahli bisa menemukan obat dengan cepat.
Menurut penelitian lebih lanjut, penemuan obatnya baru hadir pada pertengahan 2021. Dengan menggunakannya, diyakini penekanan virus akan berjalan dengan baik. Australia sendiri menjadi satu negara, membatasi pergerakan semua warga serta aktivitas perdagangan. Tidak heran perekonomian mereka terkontraksi terlalu dalam.
Bahkan, saat terjadi gelombang ke dua membuat Negeri Kanguru ini mengalami penurunan tajam termasuk mata uang mereka. Optimisme ini sebenarnya tidak hanya dari Pfizer saja. Melainkan, beberapa negara lain mengaku sudah menemukan vaksin Covid 19 dan berhasil. Seperti, BionTech dan Rusia.
Klaim 90% mampu mencegah virus membuat dunia mempunyai banyak pilihan. Tidak ketinggalan pula Indonesia. Walau, masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Namun, kepastian pasar terhadap pergerakan ekonomi sudah terlihat. Beberapa pekan lalu setelah presiden Jokowi mengumumkannya.
Masih Harus Diuji
Optimisme menyambut vaksin tersebut tetap harus diuji kembali. Mengingat Covid 19 hadir dengan penyakit penyerta. Apakah, dengan pemberian obat tersebut mampu menyembuhkan mereka yang mempunyai penyakit penyerta dan kondisinya sudah cukup parah. Atau hanya untuk orang sehat saja.
Pengujian ini sangat penting untuk menekan laju kematian yang disebabkan karena penyakit lain. Selanjutnya, batas usia penggunaan obat tersebut, apakah bisa digunakan untuk anak atau lansia. Karena, keduanya sangat rentan terpapar Covid 19. Menarik untuk ditunggu bagaimana perkembangan selanjutnya.
Tidak hanya investor saja, melainkan hampir seluruh penduduk dunia. Dengan kepastian tersebut, roda perekonomian akan kembali berjalan. Setidaknya, mampu menekan pengangguran yang semakin banyak di seluruh negara, karena perusahaan belum bisa bertahan dengan kondisi tidak menentu seperti ini.
Pergerakan Dolar Australia masih harus menanti bagaimana pergerakan pasar ke depan. Dengan beberapa efek dunia seperti euforia Presiden Amerika serta kehadiran vaksin. Perkembangan ekonomi negara tersebut juga semakin membaik. Walaupun, masih dalam masa resesi. Namun, dipercaya tahun depan akan lebih baik.