Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar Kembali Tersungkur Akibat Sebuah Data yang Mengecewakan

Dolar Kembali Tersungkur Akibat Sebuah Data yang Mengecewakan

by Didimax Team

Mata uang Amerika Serikat belakangan menjadi sorotan terbesar karena seringkali mengalami ketidakstabilan dalam nilai jual dan belinya di perdagangan internasional. Bulan lalu tepatnya April 2021, Dolar mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup drastis mengingat banyaknya penyebab hal tersebut terjadi. 

Semenjak wabah Covid-19, Amerika Serikat banyak mengalami naik turun akibat beberapa hal seperti perilisan dari data-data AS. Tepatnya tanggal 5 Mei 2021 Dolar Amerika Serikat sempat mengalami penguatan yang cukup berarti dan signifikan setelah dua minggu mengalami penurunan besar-besaran. 

Meski belum memenuhi ekspektasi dari para pelaku ekonom dan juga analitik data tersebut, namun setidaknya ada harapan untuk membuat dolar AS terus menguat. Namun hari ini nilai mata uang dolar AS tersebut kembali mengalami nasib kurang mengenakkan akibat adanya perilisan dari sebuah data yang cukup mengecewakan. 

Dolar kembali tersungkur padahal belum menduduki posisi yang lama sejak penguatannya kembali. Tentu saja hal ini benar-benar sudah mematahkan ekspektasi pasar akan penguatan dari dolar Amerika Serikat pada pekan ini di perdagangan internasional melawan berbagai mata uang negara lainnya. 

 

Dolar AS Tertekan Jelang Perilisan Data Payroll AS

Data yang dirilis dan menjadi penyebab dolar tersungkur pagi ini adalah data NFP atau Non Farm Payroll menurun sangat tajam. Sebelumnya pasar sudah sangat optimis untuk pemulihan pada ekonomi Amerika Serikat serta melihat adanya potensi kenaikan pada suku bunga The Fed yang lebih cepat. 

Akhirnya rasa optimis tersebut menjadi bimbang kembali melihat rilisan data yang cukup mengecewakan tersebut. Di bulan April ternyata NFP AS hanya bertambah sebanyak 266,000 dan ini menjadi nilai yang cukup jauh di bawah estimasi konsensus sebesar 978,000 jika dibandingkan dengan data pada bulan Maret maka nilai ini terbilang turun. 

Padahal pada bulan Maret lalu juga data payroll terbilang turun cukup banyak setelah data direvisi, yaitu dari 916,000 ke 770,000. Tidak hanya data tersebut, data tingkat pengangguran AS juga tidak tampak lebih baik karena hanya meningkat dari 6,0% menjadi 6,1% dan data ini disebut tidak memenuhi ekspektasi yaitu turun sebesar 5,8%. 

Namun, sebaliknya pada data Average Hourly Earnings tampak melesat lebih tinggi dari ekspektasi 0,0%-0,1% dengan nilai tersebut yaitu 0,7% pada bulan Maret. Pasar tetap tidak puas dengan data tersebut karena sudah terlanjur kecewa dengan NFP dan data tingkat pengangguran sehingga tidak begitu memperhatikan laporan kenaikan pendapatan rata-rata.

Semakin Merosot Ke Level Rendah Selama Dua Bulan

Meski baru menjelang laporan NFP AS, namun ternyata dolar AS tampak semakin merosot ke level rendah selama dua bulan belakangan. Berita yang ditulis pada Jumat Malam, 7 Mei 2021 ini menunjukkan adanya data indeks Dolar AS turun sebesar 0,68% sampai pada angka 90.277 dan menjadi data terendah semenjak bulan Februari tepatnya 26 Februari. 

Kekecewaan besar dari para pelaku pasar terhadap data payroll yang tidak sesuai dengan ekspektasi tersebut sudah sangat terlihat. Harapan dan perkiraan tentang adanya kenaikan dari suku bunga super tinggi dan juga tekanan inflasi ternyata sudah mulai menurun serta kurang diperhatikan lagi. 

Salah satu komentar yaitu dari Michael Pearce dari Capital Economics menyebutkan bahwa terdapat indikasi kekurangan pada bagian ketenagakerjaan menyikapi dari perilisan data payroll malam tadi. Indikator tersebut memiliki potensi menjadi halangan terbesar untuk ekonomi negara Amerika Serikat. 

Ternyata kedudukan Dolar Amerika Serikat yang sempat menunjukkan tindakan penguatan tidak mampu bertahan bahkan tidak membuahkan hasil manis selama satu pekan juga. Dua bulan belakangan para pelaku ekonom dari Amerika Serikat harus semakin bekerja keras untuk menyikapi penurunan nilai dari mata uang Amerika Serikat tersebut. 

Bahkan dari data-data di atas dapat disebutkan bahwa tidak mudah untuk menilai besaran bobot yang harus diberikan pada laporan seperti ketenagakerjaan AS ini saat dimana ada bukti lain menunjukkan adanya aktivitas ekonomi pulih lebih cepat. 

Akan tetapi, perilisan data tersebut menjadi pengingat akan adanya pemulihan pada pasar tenaga kerja dibandingkan sektor konsumsi. Hal tersebut diungkapkan oleh Michael Pearce sebagai komentar penutup dalam menilai kemunculan data payroll yang mengecewakan pagi ini.