Berita pelemahan nilai dolar membuat harga emas mendekati level 4 bulan tertinggi. Pertemuan terbaru Federal Reserve AS sangat diharapkan mengkonfirmasi bahwa para pembuat kebijakan kenaikan suku bunga.
Data terakhir pada pekan lalu menginformasikan harga konsumen AS yang naik mencapai 4,2 persen. Hal ini menjadi kenaikan tercepat dalam lebih dari satu dekade, tentunya sangat mengejutkan para investor.
Dolar AS akhirnya mendekati level terendah enam bulan terjadi pada mata uang Kanada. Ini juga membuat kerugian pada mata uang Eropa akibat suku bunga AS yang rendah dan merusak Greenback.
Dari pertemuan Fed pada Rabu kemarin para investor ikut memperhatikan data harga konsumen Inggris dan Kanada. Hal ini dilakukan untuk menentukan cepatnya ekonomi utama untuk mengekang kebijakan moneter.
Tidak hanya itu, spot emas juga naik sebesar 0,1 persen akibat adanya pelemahan dolar AS. Para investor emas mengkhawatirkan akan terjadinya inflasi sehingga emas memperkuat perdagangan dunia.
Harga Dolar Melemah dan Menyebabkan Kekhawatiran
Kepala strategi mata uang, Masafumi Yamamoto di Mizuho Securities, Tokyo menyebutkan kekhawatirannya terkait kekuatan relatif inflasi. Ia menyebutkan rilis harga konsumen AS dicetak cukup tinggi.
Yamamoto juga menyebutkan jika Inggris dan Kanada tetap berada di level bawah, maka hal tersebut menjadi pertanda laju normalisasi Amerika Serikat sangat cepat. Menurutnya, penjualan dolar tidak mungkin bertahan lama.
Info terbarunya, greenback diperdagangkan pada angka C $1.2069 yang mendekati level terlemah sejak mei 2015 terhadap dolar Kanada. Sedangkan, pound dibeli mendekati $1.4188 mendekati angka terkuat Februari lalu.
Sementara itu, harga Euro cukup stabil di angka $1.2223. Hal berbeda terjadi pada dolar cukup mengalami perubahan pada 108.90 yen dan mencapai 0.8976 franc Swiss.
Pada pekan lalu data menunjukkan harga konsumen AS naik sebesar 4.2 persen. Pembuat kebijakan Fed menyebutkan bahwa akan terjadi lonjakan sementara dan bukan mengharapkan suku bunga tetap rendah.
Tentunya dalam penurunan ini sangat diharapkan pengetatan kebijakan di Kanada. Selain itu, adanya pencabutan pembatasan virus corona di Inggris mampu mengangkat mata uang kedua negara tersebut.
Meskipun demikian, inflasi masih menghantui yang dapat membuat greenback menutupi beberapa kerugiannya. Sementara itu, di Australia dan Selandia Baru menahan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan Harga Emas pada Pekan Ini
Tidak hanya kabar dari penurunan harga dolar, sebaliknya emas mencapai hampir empat bulan tertinggi pada hari selasa pekan ini. Sebelum terjadi sedikit penurunan akibat imbal hasil Treasury AS lebih tinggi.
Pelemahan harga dolar dan kekhawatiran terhadap inflasi membuat emas mampu bertahan di lantai bawah harga bullion. Menurut Philip Strreible, imbal hasil mengalami kenaikan satu tingkat.
Ia juga menyebutkan bahwa harga dolar menjadi menurun memberikan beberapa dukungan. Meskipun demikian, emas masih mempunyai performa cukup bagus, sayangnya tidak berada pada pasar bullish.
Patokan imbal hasil Treasury AS yang tinggi menyebabkan terjadi peningkatan biaya peluang untuk memegang emas. Sedangkan, indeks dolar mengalami pemerosotan mendekati level terendah tiga bulan.
Hal ini membuat harga emas menjadi lebih murah dibandingkan pemegang mata uang lainnya. Ross Norman, seorang analis independen menyebutkan narasi ini sudah terlihat akan bergeser menuju arah inflasi.
Menurutnya, hal yang lebih kritis yaitu kelemahan pada dolar AS menjadi pendorong utamanya. Selain itu, arus dana yang diperdagangkan mengindikasikan para investor membeli logam mulia untuk melindungi diri dari inflasi.
Selain itu, setelah terjadinya kenaikan harga di Amerika Serikat, rapat kebijakan terakhir yang dilakukan oleh Federal Reserve sangat diharapkan mampu memberikan kejelasan terkait kebijakan moneter.
Menurut Norman, Fed tidak akan tergoda untuk membuat hal baru dalam pemulihan yang sedang mengumpulkan momentum. Pada tahap ini seperti dilakukannya penaikkan tarif atau diskusi terkait tapering.
Selain itu, emas juga terlihat memperoleh keuntungan dari adanya dukungan pembeli berbasis grafik. Hal ini terjadi setelah bullion mampu menembus di level atas rata-rata pergerakan selama 200 hari.
Sementara itu, logam mulia lainnya seperti perak mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen menjadi $28.26 per ounce. Hal ini terjadi setelah mencapai level tertinggi sejak 2 Februari dalam sesi yang dilakukan.
Pelemahan dolar beralih membuat harga emas menguat mencapai level tertinggi 4 bulan. Hal ini dikarenakan kekhawatiran para investor terhadap terjadinya inflasi usai pernyataan kebijakan moneter dari Fred.