Sejak akhir bulan November 2020, Dollar AS kembali melemah di hari Selasa ini. Nilai tukar Dollar AS pun babak belur, terutama di pasar Asia. Bahkan, nilai Dollar AS mengalami penurunan terburuk sejak dua tahun terakhir ini. Bukan tanpa alasan jika Dollar AS ini terus anjlok.
Sejak invasi virus corona mewabah di AS serta isu-isu keamanan akibat Pilpres ke-59 menjadi penyebab utama mengapa nilai tukar Dollar AS makin anjlok. Sempat membaik di awal pekan bulan November 2020 karena adanya “Joe Biden Effect”. Namun, kini kembali anjlok karena beberapa faktor, salah satunya adalah optimasi vaksin virus corona.
Penyebab dan Resiko Dollar AS Kembali Anjlok di Minggu Pertama Bulan Desember 2020
Dibuka pada awal bulan Desember 2020, Indeks Dollar AS Greenback ini melacak bahwa ada penurunan sekitar 0,12% di angka 91,903 terhadap mata uang asing lainnya. Penurunan ini bukan tanpa sebab.
Salah satu penyebab utamanya adalah data-data optimasi vaksin virus corona atau Covid-19 dari pengembang ini mendorong para investor untuk menanam saham pada mata uang beresiko serta investasi aset berimbal di luar AS.
Akibatnya, Dollar AS semakin tergerus dan melemah. Salah satu perusahaan vaksin corona, Moderna Inc telah meminta izin untuk mengumumkan bahwa vaksin yang dikembangkan dinyatakan 94,1% efektif. Tak hanya Moderna Inc saja, Pfizer dan BioNTech juga masih menunggu kabar akan hasil vaksin yang telah dikembangkan oleh dua perusahaan farmasi tersebut.
Jika nilai tukar mata uang Dollar AS semakin tergerus, maka dapat dipastikan ada beberapa efek global yang bisa saja terjadi. Mulai dari meningkatnya harga produk ekspor hingga rendahnya daya beli masyarakat karena nilai tukar Dollar AS semakin hari semakin terkikis secara perlahan-lahan. Bahkan, nilai tukar Dollar AS mencapai yang terburuk sejak dua tahun lalu.
Agar Tidak Semakin Turun, Beberapa Pakar Analisis Ekonomi Berharap Ada Kelonggaran Moneter dari The Fed
Beberapa pakar analisis ekonomi dunia ini berharap akan ada kebijakan yang diambil oleh The Fed agar nilai tukar mata uang Dollar AS tidak kembali melemah di awal pekan bulan Desember 2020 ini.
Ada banyak kebijakan yang dapat menekan nilai tukar Dollar AS. Hanya saja, adanya kebijakan pelonggaran moneter dari The Fed dirasa lebih efektif dan efisien untuk mengembalikan nilai tukar mata uang Dollar AS.
Akan tetapi, Jerome Powell selaku ketua The Fed masih akan bersaksi pada pertemuan di kongres penting pada hari rabu depan. Pertemuan ini membahas beberapa hal penting sebelum kongres untuk menentukan kebijakan bank-bank dunia pada tanggal 15 hingga 16 Desember 2020 mendatang.
Pertemuan-pertemuan tersebut diawasi dengan ketat oleh para investor untuk menentukan langkah yang harus diambil selanjutnya. Mengingat, Dollar AS di pasar asia semakin tergerus.
Selain itu, presiden The Fed yakni Dallas Robert Kaplan menyatakan bahwa bulan-bulan ini memang sulit. Sebab, wabah virus corona menyebabkan isu resesi ekonomi global. Dan kemudian, The Fed datang untuk menguatkan beberapa nilai tukar mata uang yang anjlok seperti Dollar AS.
Kaplan menuturkan bahwa bank sentral selalu terbuka perihal program pembelian obligasi. Hanya saja, Kaplan masih menunggu kebijakan tersebut telah disetujui pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Apakah Hanya Nilai Tukar Dollar AS Saja yang Turun di Bulan Desember 2020 ini ?
Tidak semua nilai tukar mata uang dunia mengalami penurunan. Nilai tukar Dollar AS (USD) terhadap Yen Jepang (JPY) justru mengalami kenaikan cukup tipis di angka 0,07% atau 104,34. Peningkatan ini bisa saja terus terjadi, hanya menunggu kebijakan yang diambil oleh The Fed terhadap Dollar AS (USD)
Sementara itu, nilai tukar Australian Dollar (AUD) terhadap Dollar AS (USD) juga mengalami peningkatan sekitar 0,17% di angka 0,7358. Dan New Zealand Dollar (NZD) terhadap Dollar AS (USD) juga meningkat tipis sekitar 0,08% di angka 0,7023. Dan Great Britain Poundsterling (GBP) terhadap Dollar AS (USD) juga naik sekitar 0,17% di angka 1,3343.
Baru dibuka di awal bulan Desember 2020 ini, nilai tukar Dollar AS semakin melemah. Ada berbagai faktor pelemahan terhadap nilai tukar Dollar AS. Untuk itu, beberapa pengamat ekonomi mengatakan bahwa pelonggaran moneter The Fed menjadi salah satu faktor untuk menstabilkan nilai tukar mata uang Dollar AS.