Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dollar Bullish Jelang NFP, Didukung Outlook Hawkish the Fed

Dollar Bullish Jelang NFP, Didukung Outlook Hawkish the Fed

by Didimax Team

Dolar masih lanjut menguat di sesi perdagangan hari ini. Inderks Dollar AS naik 0.21% ke 92.07 dan mencatat kenaikan bulanan tertinggi sejak November 2016. Kenaikan Dollar AS ini terdukung oleh optimisme The Fek Hike yang masih kencang.

Sepanjang bulan Juni, total penguatan Dollar AS terhadap mata uang mayor lain mencapai 2.6%. Prestasi gemilang yang ditunjukkan oleh Dollar AS ini merupakan imbas dari kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2023.

Menurut pendapat Paul Mackel dari HSBC, pasar mata uang tampak sedang berada dalam masa transisi. Investor tengah bertransisi dari sikap hati-hati dalam mencermati pasang surut sentiment risiko menuju ke sensitivitas yang tinggi terhadap isu suku bungga. Hal inilah yang memicu Dollar bullish menjelang moment NFP ini. 

Tidak hanya itu, kenaikan Dollas AS juga didukung sikap investor yang membeli Dollar AS sebagai asset safe haven di tengah merebaknya virus Corona varian Delta di wilayah Asia dan Australia. Di sisi lain, mata uang antipodean justru semakin melemah terhadap Dollar AS. AUD/USD turun 0.2% ke 0.7502 sedangkan NZD/USD diperdagangkan di 0.6983 ketika berita ini ditulis.

 

ADP Employment Lebih Tinggi dari Ekspektasi

Data ADP Employment Change AS yang dirilis malam ini terpantau mengalami kenaikan lebih baik dari ekspektasi. Untuk bulan Juni, data ketenagakerjaan versi ADP mencapai 692.000. Hasil ini lebih baik dari ekspektasi yang hanya di 600, 0000. Akan tetapi data bulan Mei dikoreksi menurun dari 978.000 ke 886.000.

Selanjutnya pasar akan fokus pada data NFP yang dirilis pada hari ini (Jumat, 02/07). Polling Reuters mengekspektasikan kenaikan sebanyak 690.000 di bulan Juni. Di sisi lain, analis Erik Nelson dari Wells Fargo mengatakan bahwa narasi penguatan Dollar AS sudah melebihi jangka pendek.

Ia menambahkan, jika data NFP nantinya lebih baik daripada ekspektasi, maka The Fed akan semakin terdesak untuk mengetatkan moneter lebih cepat dari ekspektasi yang telah direncanakan sebelumnya.

Serangkaian event penting di Amerika Serikat pada pekan ini seperti pidato pejabat The Fed, rilis hasil survey PMI (Purchasing Managers Indeks) hingga publikasi data nonfarm payroll akan sangat mempengaruhi pasar global. Meskipun demikian ternyata event tersebut membawa dampak baik untuk Dollar AS yang terus menguat.

Corona Kembali Menggila, Ancaman Baru untuk Pemulihan Ekonomi Global

Rencana pemulihan ekonomi global sepertinya kembali terhambat dengan melonjaknya kembali kasus Corona khususnya di Asia dan Australia. Virus Corona varian Delta yang berasal dari India sangat cepat menyebar dan menyebabkan pemulihan ekonomi global menjadi terhambat lagi.

China merupakan salah satu negara yang mengalami kasus Corona cukup tinggi. Hal ini berimbas pada melambatnya ekspansi sektor manufaktur yang menyebabkan output semakin terbebani. 

Di sini lain, kasus Corona yang meningkat di wilayah Asia dan Australia justru membuat Dollar AS semakin menguat. Para investor berbondong-bondong membeli Dollar AS sebagai asset safe haven di tengah merebaknya kembali virus Corona varian Delta. Para investor juga tengah mencermati pasang surut sentiment risiko yang memicu lonjakan bagi Dollar AS.

Meskipun sempat anjlok pada awal pekan sebelumnya, menjelang NFP hari ini Dollar justru menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini didorong oleh sikap optimisme The Fed serta dampak dari Corona varian Delta yang mengangkat sentiment bullish terhadap USD jelas NFP ini. Positifnya data ADP juga mendorong Dollar AS semakin menunjukkan kekuatannya.