Pada awal perdagangan di hari Selasa pagi dollar mengalami kenaikan mengikuti perdagangan semalam yang naik pada level tertinggi selama sesi berlangsung. Dollar mengalami kenaikan karena China mengalihkan fokusnya.
Laporan data dari China menunjukkan pemerintah tengah mengalihkan fokusnya dari regulasi yang ketat pada sector yang selama ini menjadi perhatian menjadi ke arah yang menopang pertumbuhan.
Selain itu imbal hasil obligasi yang semakin curam dan jatuh tempo obligasi yang pendek membuat dollar mengalami kenaikan. The Indeks Dolar yang melihat mata uang Amerika terhadap mata uang lainnya mengatakan bahwa dollar naik 0,04 % atau ke 93,84 pada 09:30 ET (01.30 GMT).
Posisi Dolar terhadap Mata Uang Negara Lainnya
Pasangan mata uang USD / JPY berada pada 113,85 atau naik 0,14 %. Yen mengalami kenaikan terhadap dollar Amerika dalam beberapa hari terakhir. Indeks harga produsen Negara Jepang naik 0,9 % data year on year, dari data peningkatan yang diharapkan sebesar 1 %.
Pasangan mata uang USD / KRW berada pada 1.164,94 atau turun 0,26 % disebabkan pertumbuhan ekonomi Korea yang melambat. PDB Negara itu naik 0,3 %. Sementara itu peningkatan yang diharapkan sebesar 0,6 %.
Pasangan mata uang AUD / USD berada pada 0,7503 atau naik 0,18 % sedangkan pasangan mata uang NZD / USD berada pada 0,7165 atau naik 0,07 %. Indeks ANZ – Roy Morgan tentang Keyakinan Konsumen di Australia turun menjadi 106,8 dari 107.
Pasangan mata uang USD / CNY berada pada 6,3820 atau turun 0,06 %. Kekurangan listrik di China membayangi produsen. Mereka khawatir itu dapat menghentikan produksi dan kekurangan pasokan bahan dapat menghambat pertumbuhan.
Dilansir dari Kantor Berita Xinhua, pemerintah China tengah focus menyelesaikan 10 tantangan paing urgen bagi kepentingan perekonomian negara. Prioritas utama adalah meningkatkan konsumsi sector swasta dan investasi.
Setelah pertumbuhan ekonomi China menurun menjadi 4,9 % pada kuartal ketiga. Konsumsi swasta dan investasi adalah mesin yang harus digenjot agar tercapai permintaan domestik yang meningkat. Pasangan mata uang GBP/USD berada pada 1,3759 atau turun 0,06 %.
Strategi The Fed dan Bank Sentral Negara Lainnya
Pada hari Senin sore dollar telah memantul dari posisi terendah dalam satu bulan. Ini dikarenakan investor melihat prospek suku bunga mata uang lain yang lebih tinggi dan memperhatikan komentar bank sentral serta data ekonomi dapat berpengaruh.
Dollar naik ke atas dengan mengorbankan franc Swiss, yen Jepang dan euro. Ekspektasi terjadinya inflasi di luar Amerika memaksa peningkatan suku bunga mata uang lainnya lebih cepat dari pada dollar. Perubahan juga menunjukkan bahwa solar dikeluarkan terlalu banyak ke pasar.
Indeks dollar meraup keuntungan hampir 0,2 % terhadap mata uang utama di bulan pertama pada awal perdagangan. Setelah mengalami kehilangan 1 % pada dua minggu sebelumnya.
Posisi ini dapat terancam dari data inflasi Amerika, data ekonomi Negara Amerika, pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis dan pertemuan Bank Kanada pada hari Rabu. Sedangkan The Fed berencana bertemu pada pekan depan.
Ada banyak peristiwa yang terjadi pada pekan ini dapat menimbulkan resiko terhadap dollar. Selama dua pekan terakhir juga dollar telah berkinerja buruk. Namun saat ini pasar mulai membeli dollar kembali.
Yang membuat dollar tumpul adalah gagasan bahwa bank sentral negara lain tampaknya lebih siap untuk menaikkan suku bunga dibandingkan The Fed. Pada suatu kondisi ketika imbal hasil obligasi 10 – tahun Amerika meningkat maka indeks dollar naik 0,4 %. Namun ketika dollar melemah, imbal hasil 10 – tahun juga turun kembali. Harga minyak mentah yang naik juga ikut turun pada hari itu.
Bank Sentral Eropa yang akan mengadakan pertemuan di hari Kamis diprediksi tidak akan mengeluarkan berita besar. Namun komentar bank sentral dapat mengubah pandangan terkait seberapa besar inflasi memiliki dampak pada suku bunga.
Pembuat kebijakan tidak mungkin tidak mengakui kalau inflasi sudah meningkat lebih tinggi. Namun mereka juga tidak mau terseret dalam ekspektasi pasar, mengingat ada kecenderungan untuk menunda kenaikan suku bunga dan melonggarkan kebijakan moneter.
Ekonomi Eropa diperkirakan jauh lebih baik dibandingkan ekonomi Inggris dan Amerika dilihat dari data pertumbuhan ekonomi yang dirilis pekan ini dan data inflasi yang ditampilkan.