Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Ekspor Jepang Mengalami Kenaikan Menyentuh Level Tertinggi

Ekspor Jepang Mengalami Kenaikan Menyentuh Level Tertinggi

by Didimax Team

Perdagangan Asia mengalami naik turun pada hari kemarin. Kegiatan bursa saham Asia-Pasifik Kamis kemarin tergelincir. Data ini didukung oleh data ekonomi yang memperlihatkan ekspor Jepang melonjak pada bulan April lalu.

Data ini dipublikasikan oleh Biro Statistik Jepang terkait dengan data ekspor. Data ini menunjukkan terjadi pelonjakan cukup signifikan dari angka 16.1 persen naik mencapai angka 38 persen.

Kenaikan ini tidak terduga karena melampau ekspektasi yang diperkirakan sebelumnya. Ekspektasi kenaikannya sekitar 30.9 persen, melainkan pencapaiannya melebihi angka ini dan membuat rekor baru sejak 11 tahun lalu.

Pemulihan sektor ekspor di negara Jepang dipengaruhi oleh beberapa hal. Hal pertama dikarenakan adanya kenaikan permintaan global dari produk yang dihasilkan oleh Jepang berupa produk otomotif.

Selain itu, permintaan produk elektronik Jepang yang juga ikut meningkat membuat angka ekspor menaik tajam. Adanya pemulihan ekonomi di negara AS dan China menjadi faktor utama penyebab kenaikan permintaan ini.

 

Melonjaknya Ekspor Jepang ke Beberapa Negara

Jika dilihat dari tujuan ekspor yang dilakukan oleh Jepang, tujuan negara tertinggi adalah ke China. Ekspor ke negara China meningkat 33.9 persen secara tahunan di bulan April ini.

Beberapa komoditas barang otomotif dan elektronik mendominasi seperti pengiriman alat untuk pembuatan chip, mobul hybrid hingga tembaga bekas. Selain itu, beberapa barang juga mendukung peningkatannya.

Beberapa diantaranya ekspor Jepang ke negara AS meningkat menjadi 45.1 persen akibat melonjaknya permintaan mobil, suku cadang mobil dan mesin kapal. Tentunya kenaikan ini diuar dari dugaan.

Tidak hanya ekspor, peningkatan juga terjadi pada impor Jepang yang meningkat dari angka 5.8 persen menjadi 12.8 persen. Angka ini juga berhasil melampaui ekspektasi sebesar 8.8 persen.

Kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute, Yuichi Kodama juga ikut memberikan pendapat terkait hal ini. Ia menyebutkan data perdagangan di Jepang mengkonfirmasi proses ekspor semakin pulih.

Yuichi juga menyebutkan bahwa sektor ekspor bidang otomotif seperti mobil yang mengalami penurunan pada tahun lalu kini telah mengalami peningkatan. Di Jepang kini belanja modal dengan pergerakan permintaan sudah selaras.

Hal ini juga dipertegas dengan adanya pemulihan ekspor yang mampu mendukung pesanan mesin dan belanja mobil. Ia menyebutkan beberapa hal ini menjadi penentu kenaikan ekspor di Jepang.

Pergerakan USD/JPY yang Stabil

Secara umum, rilis data ekspor dan impor di Jepang cukup impresif. Hal ini berpengaruh pada negara perdagangan secara umum yang meningkat pada surplus data mencapai 255.3 miliar Yen.

Meskipun angka ini lebih kecil dibandingkan angka surplus periode sebelumnya yang mencapai angka 662.2 miliar Yen. Pencapaian angka ini melebih ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan jatuh di angka 140 miliar Yen.

Kendati demikian, kenaikan ini belum membuat Jepang tenang karena kasus Corona baru dari India sudah mulai menyentuh beberapa negara Asia. Hal ini juga berisiko mempengaruhi sektor ekspor para bulan berikutnya.

Menurut data dari CNBC, perdagangan pada Kamis pagi kemarin menunjukkan penurunan pada indeks Nikkei 225 turun ke angka 0,53 persen. Sementara itu, indeks Topix turun ke angka 0,28 persen.

Data lain menunjukkan indeks Kospi Korea Selatan juga mengalami penurunan ke angka 0,56 persen. Sedangkan, di Australia S&P/ASX 200 juga turun ke angka 0,17 persen.

Data indeks MSCI Asia-Pasifik di luar perdagangan Jepang juga mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Indeks dolar AS ikut berpengaruh yang berada di angka 90,22 usai adanya pembaruan dari bawah 90.

Sementara itu, yen Jepang dipergadangkan pada angka 109,27 per dolarnya. Angka ini lebih lemah dari level bawah 108,8 yang melawan pergerakan greenback pada awal pekan ini.

Sementara itu, dolar Australia juga ikut berpindah ke angka US$0,7718. Angka ini lebih lemah dari level di atas angka US$0,78 yang terlihat pergerakannya pada awal minggu ini.

Pergerakan ini terjadi di tengah sentimen bullish dolar AS usai rilisnya notulen rapat dari The Fed. Pergerakan ekspor-impor jepang berhasil membantu pergerakan Yen terhadap dolar AS yang diperdagangkan sekitar 109.12.

Pergerakan ekspor Jepang yang relatif meningkat usai pemulihan ekonomi di China dan AS. Kendati demikian, pergerakan USD/JPY masih relatif stabil meskipun melampui batas pergerakan pasar sebelumnya.