Pada hari Jumat harga emas sedikit turun dan hal tersebut membuat kerugian lebih panjang di sesi ketiga beruntun. Hal tersebut disebabkan adanya data inflasi serta pasar tenaga kerja di AS.
Di mana data tersebut lebih kuat dari prediksi sebelumnya, sehingga menyebabkan kekhawatiran terjadinya naiknya suku bunga the Fed jadi fokus lagi. Logam mulia ini mengakhiri Minggunya di bawah 2.000 dollar AS.
Hal tersebut setelah mengalami kegagalan dalam merebut lagi levelnya di beberapa sesi terakhir. Pada Kamis, emas anjlok sementara imbal hasil Treasury naik setelah data adanya data harga pengeluaran konsumsi pribadi.
Secara tidak terduga, klaim pengangguran awal selama seminggu akhir menurun. Berdasarkan data, pasar tenaga kerja AS berjalan kuat dan ini menyebabkan kekhawatiran inflasi tetap tinggi beberapa bulan ke depan.
Buntut Rincian PDB AS Optimis pada Harga Emas
Harga logam mulia ini menunjukkan sinyal adanya optimisme inflasi dari data AS pasca pertemuan komite FOMC (komite pasar terbuka liberal) minggu depan. Kamis kemarin, PDB (produk domestik bruto) kuartal pertama (Q1).
Itu juga disebut sebagai pembacaan tingkat lanjut dan hasil yang ditunjukkan cukup beragam. PDB AS turun 1,1% dari sebelumnya 2,0%, padahal diharapkan bisa naik 2,6%.
Namun indeks harga PDB meningkat tipis menjadi 4,0% tahunan dari 3,9% kesepakatan pasar. Lebih jauh lagi, harga PCE (pengeluaran konsumsi pribadi) Q1 naik jadi 4,2% dari 3,7% dipembacaan sebelumnya.
Sementara itu harga PCE inti berada di 4,9% dan ini melebihi prediksi dari pasar yakni 4,8% serta diperiode sebelumnya 4,4%. Penurunan klaim tunjangan pengangguran awal mingguan membuat dolar AS tetap kuat.
Menyusul data itu, DXY (indeks dolar AS) sukses cetak peningkatan signifikan yakni 30 poin. Itu terjadi sebelum memotong sebagian peningkatannya, tetapi menutup pembukuan positif harian pada Kamis.
Hal tersebut juga awalnya membuat emas anjlok ke level terendah untuk mingguannya di 1.984 USD. Sebelum memotong pelemahan, akhir-akhir ini menjadi 1.990 dolar AS.
Sentimen risk-on dipimpin pendapatan raksasa teknologi AS yang kuat serta data AS beragam, membuat wall street harian naik selama seminggu. Poin yang sama juga berhasil dorong imbal hasil obligasi AS.
Di mana membuat posisi harga emas ada di level terendahnya. Walaupun demikian, kekhawatiran perbankan AS yang mendapatkan lagi momennya di tengah laporan FRB (First Republic Bank) jual setengah buku pinjaman.
Itu dilakukan agar kesenjangan pelarian deposit bisa terisi yakni sebanyak 100 miliar dolar AS. Nantinya akan membebani XAU/USD bersamaan dengan bit the Fed yang hawkish.
Hal lain yang bisa membebani harga emas ialah kemungkinan tidak adanya jalan keluar saat membicarakan pagu utang AS. Sebab hampir semua pengambil kebijakan punya pandangan berbeda-beda.
Analisis Teknikal Harga Logam Mulia
Hal lainnya, kemungkinan besar harga emas akan mengalami penurunan di tengah-tengah kekhawatiran the Fed hawkish. Selain itu juga adanya kekhawatiran market mengenai geopolitik dan juga karena permasalahan perbankan FRB.
Akan tetapi anjloknya harga emas untuk lebih lanjutnya ini tergantung pada data inflasi. Di mana paling difavoritkan oleh the Fed yakni PCE (indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi) bulan Maret lalu.
Di perkirakan PCE turun di 4,5% tahunan dari sebelumnya 4,6%. Apabila petunjuk data inflasinya lebih randah, maka harga emas bisa mengalami kenaikan sedikit dan mempertegas mengenai sentimen risk on.
Akan tetapi hasil dari perilisan data yang kuat bisa membuat the Fed menunda lagi perubahan kebijakan. Nantinya bisa menyebabkan menurunkan harga logam mulia ini dan merupakan hal yang sangat diperlukan.
Harga emas sendiri terlihat sudah semakin siap menentang bullish selama 6 pekan bersamaan perdagangan berkelanjutan. Walaupun demikian, bearish dari MACD (moving average convergence dan divergence) serta RSI (relative strength index) turun.
Angka penurunannya tidak sampai di bawah 50 di mana kini ada di level 14 dan menambahkan bias turun. Tetapi penembusan kontinyu di support 1.980 USD penting untuk menarik perhatian penjual.
Walaupun demikian, level paling tinggi terjadi pada Februari mendekati 1.960 USD dan simple moving average (SMA) 50 hari 1.930 USD. Angka tersebut dapat memeriksa bagaimana pergerakan dari bearish berikutnya.
Secara menyeluruh harga dari logam mulia ini kehilangan peluang mengalami kenaikan. Sebab pasar mulai bersiap mengukur inflasi dari the Fed dan mengenai pertemuan FOMC pada minggu depan.