Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan EUR/USD Diperkirakan Akan Kembali Melemah, Ini Alasannya

EUR/USD Diperkirakan Akan Kembali Melemah, Ini Alasannya

by Didimax Team

Dalam beberapa hari terakhir EUR/USD mengalami pelemahan. Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa hal yang membuat dollar Amerika Serikat mendapat sentimen positif dari pasar. Pada minggu lalu, kenaikan dollar dipicu yields obligasi pemerintah. Yield dari treasury bencmark 10 tahun Amerika Serikat sempat mengalami kenaikan tertinggi hingga mencapai 1,62 persen pada awal minggu lalu. Kemudian pada pertengahan minggu sempat turun ke angka 1,47 persen. Akan tetapi kembali naik ke nilai tertinggi ada akhir minggu lalu.

Pada hari kamis minggu lalu pasangan mata uang EUR/USD sempat berada pada puncaknya yaitu pada 1.1098. hal tersebut dikarenakan adanya pengumuman kebijakan moneter yang dilakukan oleh Europian Central Bank (ECB). Akan tetapi tidak lama setelah itu dollar Amerika Serikat kembali menguat. Menguatnya dollar tersebut dikarenakan adanya yields Amerika Serikat.

Suku bunga dan QE tidak mengalami perubahan sama sekali, itu seperti apa yang sudah diperkirakan sebelumnya. Menurut presiden Christine Lagarde, bank sentral sedang memperhatikan nilai tukar mata uang. Berdasarkan berita yang beredar ECB siap untuk membeli obligasi dengan lebih cepat dari sebelumnya secara signifikan.

 

Berita Beberapa Negara Uni Eropa Menghentikan Vaksinasi

Sentimen buruk terjadi akibat keluarnya berita-berita mengenai beberapa negara uni eropa menghentikan vaksinasi. Padahal beberapa negara tersebut masih memiliki tingkat penyebaran Covid-19 cukup tinggi. Bahkan masih ada yang jumlahnya justru terus meningkat. Penghentian vaksinasi AstraZeneca dilakukan akibat adanya beberapa kasus yang menyebabkan penggumpalan darah. 

Di samping itu juga terjadi pelambatan distribusi vaksin di eropa, bahkan sampai ada yang mengalami penundaan. Di mana secara tidak langsung hal tersebut akan membuat perekonomian region uni eropa kembali menurun. Karena penundaan yang dilakukan menyebabkan terjadinya kekurangan stik vaksin di beberapa negara.

Lebih buruknya lagi beberapa negara uni eropa bergantung pada vaksin AstraZeneca. Penghentian vaksinasi yang dilakukan di beberapa negara jelas memberikan masalah baru. Karena pandemi Covid-19 varian baru telah menyebar di wilayah uni eropa. Varian baru virus corona diberitakan memiliki tingkat penyebaran lebih tinggi.

Imbah Hasil Amerika Serikat Membuat Dollar Merangkak Naik

Pengembalian utang Amerika Serikat memberikan dampak yang positif bagi dollar. Kenaikan imbal hasil Amerika Serikat 10 tahun di atas 1.60 persen. Hal tersebut memicu dollar naik bergerak naik. Hal tersebut membuat nilau EUR/USD semakin melemah setelah sebelumnya sempat mengalami penguatan pada minggu lalu.

Selain itu, pemicunya yaitu pidato yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat yaitu Joe Biden. Biden telah menandatangani undang-undang paket Covid-19 hingga mencapai $1,9 trilliun. Selain itu pemerinatah Amerika Serikat juga memberikan stimulus kepada warganya yang terdampak Covid-19. Itu semua dilakukan oleh pemerintah agar vaksinasi dapat dilakukan dari waktu yang telah ditentukan. Diharapkan pada awal bulan Mei semua warga Amerika Serikat memenuhi persyaratan untuk menerima vaksin.

Pemerintah nampaknya sangat serius untuk mempercepat program vaksinasi. Ini mungkin strategi yang dilakukan untuk menarik hati para investor. Dengan program vaksinasi yang dilakukan, mungkin pada akhir bulan Mei, hampir setengah warga Amerika Serikat sudah mendapatkan vaksin. Pergerakan percepatan atau perlambatan program vaksin akan memberikan pengurus terhadap pasar.

Data makro ekonomi yang dikeluarkan juga cukup mengejutkan. Dimana turun dengan sangat besar, yaitu diperkirakan mencapai 712.0000. sementara itu inflasi masih aman sampai saat ini, hanya terkontraksi 1,4 persen ke 1,3 persen. Gabungan dengan cepatnya pembukaan ekonomi membuat dollar semakin diminati.

Paket kelegaan Covid-19 yang dilakukan oleh gedung putih sepertinya masih membutuhkan waktu untuk berdampak pada perekonomian. Tetapi rencana baru telah disiapkan oleh Joe Biden. Pemerintah Amerika Serikat sedang merancang undang-udang untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara massif. Diperkirakan dana yang akan dikeluarkan pemerintah mencapai $2,5 trilliun. Kebijakan yang tampak sangat menggoda, jumlah tersebut lebih besar dari dua stimulus sebelumnya yang dilakukan.

Berdasarkan kalender ekonomi, data mengenai ekonomi makro lainnya yaitu mengenai retail sales Amerika Serikat. Pada bulan januari terjadi lonjakan yang sangat tinggi yaitu mencapai 5,3 persen. Untuk bulan Februari juga diperkirakan tidak akan mengalami penurunan. Jika terjadi penurunan mungkin jumlahnya juga tidak akan signifikan. Akan tetapi paket stimulus yang telah diberikan sebelumnya nampaknya akan membuat dollar merangkak naik.