Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Euro Naik Tipis, Pemulihan Ekonomi Dunia Masih Abu-Abu

Euro Naik Tipis, Pemulihan Ekonomi Dunia Masih Abu-Abu

by Didimax Team

Vaksin Covid 19 menunjukkan uji klinis efektif hingga 90%. Jumlahnya, tidak hanya satu saja, beberapa negara sudah mulai memberikan kepastian soal pengembangan vaksin tersebut. Tetapi, pemulihan ekonomi di prediksi masih jauh dari kata baik. Kecuali, prospek ekonomi Amerika Serikat, semakin membaik.

Efek Joe Biden ke sejumlah negara, serta pasar dunia, mulai berpengaruh ke negeri Paman Sam sendiri. Diperkirakan nilai PDB terus meningkat. Pergerakan Dolar Amerika beberapa hari terakhir ke sejumlah mata uang juga mengalami kenaikan. Tetapi, para investor menilai kondisi ekonomi 2021 tidak jauh berbeda.

Vaksin tersebut memang sudah melalui uji klinis, tetapi produksi ke sejumlah negara belum dilakukan dan bukti nyata belum diketahui, sehingga efektif atau tidaknya masih perlu pengujian lebih lanjut. Pakar menilai melihat dari apa yang terjadi di beberapa negara terutama Eropa.

 

Lockdown Masih Terjadi

Masuk akhir tahun di kuartal ke IV, kondisi perekonomian Eropa masih jauh dari kata baik. Laju pertumbuhan virus corona masih belum bisa diatasi dengan baik. Lockdown di sejumlah kawasan masih berlangsung, seperti Inggris, Jerman, Prancis dan sejumlah negara lainnya. 

PDB di kuartal ke III tahun 2020, sebenarnya mengalami kenaikan 12,6%. Tetapi, dilihat dari pertumbuhan year on year mengalami kontraksi cukup besar hingga 4,4%. Hasil ini sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan dengan PDB, 3 bulan sebelumnya. Jauh lebih dalam hingga 14,4%.

Kontraksi tersebut di alami oleh 19 negara eropa seperti, Jerman, Italia, Prancis. Sementara, Inggris sendiri, menjadi negara di Eropa yang membukukan kenaikan cukup baik di kuartal ke III 15,5% sementara, sebelumnya mengalami kontrasi tajam 19,8%. Hal ini masih jadi ke khawatiran pasar soal perekonomian dunia.

Rencana Pemulihan

Virus Corona memang masih menjadi ancaman, bahkan beberapa pakar menilai tahuan 2021 masih sulit memulihkan kondisi ekonomi. Hampir semua sendi-sendi ekonomi terserang. Walaupun, ada harapan dengan vaksin. Namun, untuk bisa menumbuhkan kembali sektor menengah dinilai sulit, salah satunya adalah sejumlah resesi berbagai negara.

Sejumlah negara lebih memilih memberikan stimulus kepada masyarakatnya, dibanding memberikan stimulus pada perdagangan. Sektor pemulihan dari bawah ini dinilai kurang efektif. Daya beli masyarakat masih ikut terkontraksi, ketakutan akan situasi pandemi seperti ini seperti, menimbulkan trauma, sehingga untuk mengeluarkan uang sangat minim.

Hal ini cukup sulit mengingat pertumbuhan ekonomi hadir karena, adanya perputaran roda perekonomian. Pengangguran yang tidak bisa terkendali juga jadi salah satu faktor terberat. Beberapa perusahaan mengaku kesulitan ekonomi, sementara para pekerja butuh pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari.

Rantai ini yang harus segera diatasi agar kondisi dunia semakin membaik. Walaupun sulit, dengan hadirnya harapan baru dari Joe Biden. Membuat pasar sedikit optimis, perdagangan dunia tidak akan jadi penyebab lain, sulitnya pertumbuhan di beberapa negara sentral seperti, jepang, dan sebagian besar zona Eropa.

Bagaimana Dengan Indonesia

Mata uang sejumlah negara Eropa pada penutupan perdagangan hari jumat diketahui mengalami kenaikan atas dolar Amerika walaupun, angka hanya 0,2% saja. Hal ini sebenarnya sudah cukup baik, pasar sedikit memberikan optimis akan pergerakan ekonomi Eropa setidaknya sampai akhir tahun ini.

Sementara, posisi Indonesia sendiri masih belum terjadi penguatan. Dilihat dari pergerakan rupiah, sebenarnya perekonomian Indonesia sudah membaik. Pasar yakin kebijakan pemerintah, mampu mengatasi masalah. Apalagi, dengan hadirnya UU Cipta kerja dan lahan yang diberikan sangat luas. Membuat banyak investor akan menanamkan modalnya.

Pakar menilai, Indonesia sebagai negara dengan dampak virus corona pada kategori kecil. Walaupun, angka kemiskinan naik dan jumlah pengangguran ikut bertambah. Pemberian stimulus bantuan langsung tuni disebut cukup efektif dalam menggerakan perputaran roda ekonomi. Terbukti, dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi.

Walau masih terjadi kontraksi sebesar 3%, tetapi, pada kuartal III masih lebih baik, dari sebelumnya mencapai 5%. Kepercayaan pasar pada rupiah juga terbukti dengan terjadinya Reli, hingga aksi borong rupiah. Sehingga saat ini kondisi tersebut tidak bisa diulangi kembali, hingga posisinya tidak beranjak.

Melihat dari pergerakan mata uang, emas, dan minyak bumi. Sejumlah investor sebenarnya percaya pada tahun 2021 pemulihan ekonomi akan berjalan baik. Hanya saja, beberapa pakar menilai, bahwa vaksin saja, tidak cukup dalam mengendalikan laju Covid-19. Perlu ada terobosan baru agar, virus tidak lagi terjangkit.