Peningkatan yang terjadi pada GDP AS ternyata tidak cukup untuk menguatkan kembali dolar AS. Hal tersebut tentu saja dipengaruhi oleh masalah risk on yang masih ada terkait dengan vaksin corona saat ini masih dalam proses pembuatan. Memang belakangan ini tidak ada hal lain yang menjadi penyebab melemahnya AS yang tak kunjung usai selain mengenai vaksin ini.
Efeknya begitu besar untuk perkembangan dari dolar AS sendiri. Bahkan kondisi tersebut bisa membuatnya gagal melanjutkan rebound. Betapa memang masalah virus corona dapat memberikan pengaruh sangat besar termasuk pada negara sekelas Amerika Serikat. Apalagi pada berbagai negara kecil lainnya.
Data GDP yang baru saja dirilis memang memiliki pertumbuhan tertinggi sepanjang masa. Meskipun hal tersebut adalah berita yang positif sebenarnya, tetapi tidak cukup untuk mengatasi masalah risk on saat ini masih terjadi. Tentunya hal tersebut tidak luput dari perhatian para pelaku pasar dan investor untuk mengambil tindakan tepat.
Risk On Karena Vaksin Masih Berlanjut
Dalam membantu mengatasi masalah pandemi virus corona di seluruh belahan dunia ini tentu saja adalah vaksin virus corona. Selain itu, untuk bidang ekonomi hal yang bisa dilakukan adalah stimulus fiskal. Memang hingga saat ini masalah stimulus memang masih menjadi perbincangan hangat di kalangan parlemen Amerika Serikat.
Pihak farmasi Amerika Serikat telah mengumumkan hasil uji coba vaksin yang mengalami keberhasilan. Saat ini penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan bahwa vaksin tersebut bisa tersedia bahkan sebelum akhir tahun. Isu belakangan keras beredar tersebut membuat posisi dolar rentan melemah dan cukup sulit untuk mengalami peningkatan.
Adanya masa transisi kepemimpinan negara di Amerika Serikat tentu saja juga membuat pembahasan mengenai stimulus fiskal sedikit terhambat atau menunggu waktu yang tepat. Meskipun saat ini presiden sebelumnya Amerika Serikat, yaitu Donald Trump sudah mulai menunjukkan sikap kooperatif terhadap transisi kepemimpinan setelah pemilu.
Sikap dari Donald Trump tersebut memang mampu membuat saham-saham Amerika Serikat mulai menghijau. Namun masih membuat dolar AS sebagai safe haven currency masih tertekan dengan berbagai isu lainnya. Kondisi ini masih akan berjalan panjang untuk posisi mata uang dolar AS karena memang keadaan sekarang masih belum banyak berubah dalam jangka waktu dekat.
Berbagai hal yang belakangan ini terjadi di Amerika Serikat memang begitu beragam dan tentu saja berdampak terhadap posisi mata uangnya. Hal ini tidak mengherankan bahwa meskipun sempat menguat, tetapi dolar Amerika mengalami kegagalan untuk melanjutkan rebound sehingga posisinya bisa kembali melemah secara signifikan.
GDP Meningkat Tidak Cukup Untuk Posisi Dolar AS
Ekonomi di Amerika Serikat memang mengalami pertumbuhan hingga 33.1% pada kuartal ketiga tahun 2020. Hal ini dinyatakan oleh departemen perdagangan Amerika Serikat yang memang sudah sesuai estimasi sebelumnya. Tentunya hal ini sebenarnya sangat baik untuk menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di AS tetap berjalan dengan baik dalam kondisi seperti sekarang ini.
Namun departemen ketenagakerjaan memberikan unemployment claim mingguan yang hasilnya mengecewakan. Jumlah masyarakat yang mengajukan tunjangan pengangguran mencapai 778.000 angkanya meningkat dari sebelumnya. Angka ini tidak sesuai dengan estimasi dari para ekonom yang berharap bahwa pengangguran akan berkurang sampai pada angka 732.000.
Adanya kondisi ini memang berkebalikan dengan GDP. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, tetapi kondisi pandemi memiliki dampak besar terhadap pemilihan pasar tenaga kerja. Apalagi sekarang ini lockdown kembali diberlakukan karena lonjakan kasus virus corona di sana sehingga kegiatan ekonomi juga sangat terhambat.
Belum teratasinya masalah ini dengan baik membuat kondisi perekonomian di Amerika Serikat terlihat baik, tetapi tidak secara penuh. Tentu saja akan sangat memengaruhi bagaimana posisi mata uang dolar AS hingga risk on yang dimilikinya. Oleh karena itu, memang ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan perhatian dari para investor dan pelaku pasar.
Jadi memang semua pihak yang memegang dolar AS harus sangat berhati-hati sekarang ini. Kesalahan dalam mengambil keputusan sedikit saja akan memberikan pengaruh besar terhadap kerugian diri. Untuk itu, mengikuti setiap perkembangan berita yang ada membuat para investor juga turut khawatir dengan adanya kondisi berikutnya karena apa saja bisa terjadi tiba-tiba.