Harga batu bara pada bursa ICE Newcastle bertahan dengan beberapa kali menghadapi koreksi karena adanya tekanan dari dunia kepada energi fosil. Namun kinerja batu bara masih sangat baik walaupun terjadinya tekanan tersebut pada akhir pekan lalu.
Pada bursa ICE Newcastle harga emas hitam tercatat pada kontrak November telah mencapai 155,5 Dollar AS per metrik ton. Nilai tersebut naik 1,15 poin tepatnya pada hari Jum’at, 5 November 2021 jika dibandingkan dengan penutupan pada hari sebelumnya.
Sementara pada kontrak Desember, batu bara termal dihargai dengan nilai 153,60 Dollar AS per metrik ton pada hari Jum’at. Nilai tersebut naik 1,65 poin jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya, kenaikan tersebut mencapai 1,09 persen.
Harga batu bara termal memang menjauh dari harga tingginya pada 200 Dollar AS per metrik ton, namun nilai tersebut masih terbilang sebagai harga yang tinggi. Karena pada terakhir kali nilai batu bara tercatat pada 150 Dollar AS per metrik ton di bulan Juli 2021.
Bahkan pada bulan Januari 2021, harga batu bara masih berada pada nilai 85 Dollar AS per metrik ton. Terbukti harga batu bara mengalami kenaikan yang cukup positif walaupun sedang menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi.
Tekanan Pada Batu Bara
Komoditas batu bara mendapatkan tekanan yang cukup krusial pada beberapa waktu terakhir, selain karena pandemi dan beberapa hal lainnya. Diantaranya yang terbaru batu bara mendapatkan tekanan dari beberapa negara yang hadir dalam KTT COP 26 yang digelar di Glasgow, Skotlandia.
Pada pertemuan tersebut 20 negara telah sepakat untuk menghentikan pendanaan pada pembangunan pembangkit listrik dengan tenaga batu bara. Diantaranya negara yang mendukung kesekapatan tersebut adalah Kanada, Denmark dan Amerika Serikat.
Sementara 18 negara lain termasuk Polandia, Vietnam, serta Chili juga menyetujui kesepakatan dalam penghapusan menggunakan batu bara. Terpaksa komoditas penyumbang pendapatan negara bukan pajak harus menghadapi isu penutupan PLTU tersebut.
Pada seminggu terakhir Pemerintah China juga sempat menggoyahkan harga batu bara karena melakukan intervensi pada perusahaan tambang di China. China memerintahkan perusahaan tambang untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga emas hitam mereka.
Presiden Xi Jinping melakukan intervensi untuk meredakan krisis energi yang terjadi di China yang sudah terjadi pada dua bulan terakhir. Seperti yang diketahui China saat ini telah mengalami krisis energi di beberapa sektor dan daerah.
Pemerintah China juga menekan produksi batu bara agar dapat menurunkan harga serta mengatasi pasokan bahan bakar. Hal tersebut menurut Pemerintah China yang menjadi pemicu dalam kelangkaan pasokan energi di negara tersebut.
China juga mempertimbangkan pembatasan harga batu bara sebagai strategi untuk mengurangi tekanan pada produsen listrik. Selain itu China juga mendesak penambang untuk mengirimkan 100 juta ton bahan bakar untuk membantu memenuhi permintaan musim dingin di negara dengan jumlah penduduk terbesar itu.
Nasib Batu Bara di Indonesia
Menurut kesepakatan pada KTT Iklim COP26di Glasglow, Inggris negara yang hadir sudah sepakat untuk menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2030-an. Sementara untuk negara-negara dalam golongan bawah akan menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2040-an.
Menteri Bisnis dan Energi Inggris Kwasi Kwarteng mengatakan bahwa akhir dari batu bara sudah terlihat di depan mata. Serta dunia telah berjalan ke arah yang benar, dimana tidak ada batu bara dan merangkul pemanfaatan energi bersih untuk pembangunan masa depan.
Pemerintah Inggris dengan 190 negara dan organisasi akan meninggalkan batu bara sementara beberapa negara lain menolak karena ketergantungan pada batu bara yang tinggi. Sementara Indonesia melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akan menghentikan PLTU batu bara mulai tahun 2040 jika mendapat keuangan yang cukup dari Internasional.
Sementara saat ini diketahui Indonesia telah menjadi salah satu negara yang mendapat bantuan dari Dana Investasi Iklim senilai Rp 3,9 triliun dalam program percepatan transisi batubara. Hal ini dilakukan karena Indonesia serta Filipina mempunyai potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca global menurut Presiden ADB Masatsugu Asakawa.
Menurut Pemerintah Indonesia negara-negara lain pastinya tidak akan meninggalkan batubara begitu saja, mereka akan tetap menggunakan batu bara sebagai sumber energi lokal. Serta Indonesia mengutarakan tidak akan menutup pembangkit listrik batu bara sampai energi terbarukan benar-benar sudah disimpan dengan baik.