Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Emas Antam Terus Naik, Prediksi Tembus Rp1,8 Juta

Harga Emas Antam Terus Naik, Prediksi Tembus Rp1,8 Juta

by Didimax Team

Fluktuasi harga emas beberapa pekan terakhir sangat menarik untuk diikuti. Tidak stabilnya keadaan perekonomian dunia, serta kabar dari pemilu Amerika memicu naik turunnya harga. Seperti, pada hari Jum’at 13 November 2020, emas antam mengalami kenaikan 1% ke level Rp978.000/gram. Setelah 3 hari berturut-turut turun.

Angkanya mencapai 4%, keadaan ini membuat logam mulia tersebut mencapai harga terendah semenjak 21 Juni 2020 lalu. Penurunan terjadi akibat kabar dari vaksin virus Pfizer yang mengaku efektif dalam menangkal persebaran virus. Bahkan, angkanya bisa mencapai 90%.

Vaksin yang bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman BioNTech tersebut di klaim tidak mempunyai efek samping apa-apa, aman digunakan untuk segala usia. Kabar tersebut membuat pelaku pasar mulai bergembira. Mereka yakin bahwa tahun 2021 kondisinya akan kembali seperti semula.

Oleh karena itu, para investor mulai memberanikan diri membeli beberapa aset berisiko. Sementara, produk logam mulia ini merupakan aset aman, risiko yang akan ditanggungnya sangat kecil. Tidak heran, para pelaku pasar tidak terlalu tertarik membelinya, sehingga terjadi penurunan hingga 4,6%.

 

Kenaikan Emas Antam

Pemicu dari naik turunnya logam mulia tersebut sebenarnya ada banyak, pertama melihat dari harga emas dunia. Apakah mengalami kenaikan atau tidak. Selanjutnya, nilai tukar rupiah berpengaruh besar pada harga. Dalam beberapa hari terakhir, mata uang Indonesia sedang perkasa terhadap Dolar Amerika.

Sedangkan, perhitungan emas dunia mengacu pada Dolar Amerika. Jadi, saat Rupiah sedang melonjak naik dan logam mulia dunia turun. Kontraksinya akan sangat terasa, penurunan tajam pasti terjadi. Bahkan, nilainya bisa mencapai 10% atau lebih. Saat ini, logam mulia dunia tersebut harganya cenderung stabil 

Para pakar menilai, emas tidak akan mengalami perubahan harga signifikan. Jika, ada kenaikan tidak akan mencapai 10%. Seperti, saat awal terjadinya pandemi. Walaupun, virus sudah hilang pemulihan ekonomi setiap negara masih membutuhkan waktu. Hal ini dipicu oleh kebijakan lockdown yang dilakukan.

Resesi Sejumlah Negara

Dalam perjalanannya, resesi di sejumlah negara tetap mempengaruhi pelaku pasar. Tidak hanya seputar mata uang saja, emas sebagai produk safe heaven juga akan berdampak cukup besar. Prediksi pemulihan ekonomi akan lama bukan tanpa alasan. Pandemi menyerang hampir seluruh sektor.

Terutama pariwisata yang lumpuh total. Beberapa negara yang bergantung pada dunia pariwisata perlu menerapkan strategi khusus, agar wisatawan bersedia melakukan kunjungan kembali. Seperti yang di alami oleh Indonesia. Pertumbuhan laju wisatawan menurun tajam, roda ekonomi sulit berputar.

Tetapi, ada sejumlah prediksi menyebutkan. Negara dengan pertubuhan ekonomi didasarkan pada pariwisatanya, pemulihan ekonomi jauh lebih cepat. Hal ini didasarkan pada psikologi manusia di mana mereka sudah jenuh dengan kebijakan lock down. Dengan adanya vaksin, harapan untuk kembali berlibur sangat besar.

Harga Naik Tajam

Keadaan resesi tersebut membuat prediksi tahun depan emas akan naik tajam yaitu, US$ 4.000/troy ons. Jika, kurs rupiah saat ini berada di kisaran Rp14.000,- maka, setidaknya emas antam akan bertengger di Rp1,8 juta. Ramalan seperti ini pernah terjadi pada tahun 2008 ketika krisis terjadi.

Melihat dari pergerakan dunia yang terus melesat dari tahun ke tahun, membuat perkiraan harga tersebut menjadi masuk akal. Kondisi negara tahun ini dengan 2008 sebenarnya, tidak jauh berbeda. Hanya saja, kondisi bank sekarang jauh lebih baik. Tetapi, kondisi fiskal dan stimulus Amerika merupakan faktor lain.

Stimulus fiskal tersebut sebenarnya adalah bahan bakar utama dari Dolar dalam melesat jauh. Secara teori rumusnya demikian, semakin banyak stimulus merupakan pertanda bahwa uang dalam perekonomian sangat besar. Hal ini akan memicu perlemahan Dolar Amerika. Dengan kondisi tersebut mata uang akan jauh lebih murah.

Hal ini jadi faktor utama dari kenaikan harga emas. Hal lainnya adalah hadirnya inflasi. Secara teori perekonomian tradisional sebagai pelindung dari laju inflasi adalah logam mulia ini. Sehingga, saat laju inflasi tersebut naik begitu tajam, investor akan dibeli dalam jumlah yang cukup banyak.

Menarik untuk disimak bagaimana kondisi pergerakan harga emas selanjutnya. Prediksi hanya sebagai prediksi saja, keadaan sesungguhnya tidak ada yang tahu. Karena, naik dan turunnya logam mulia ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Nilai tukar mata uang, serta kondisi perekonomian secara global.