Seperti yang diketahui bahwa harga logam mulia merosot tajam ke level terendah sejak awal Januari hingga pada akhir perdagangan hari Rabu kemarin, di mana hal ini terjadi karena logam mulia terdampak kenaikan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah.
Pada hari Kamis 16 Februari 2023 kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange bahkan anjlok 1,08% sedangkan indeks dolar mencapai lebar tertinggi sejak 6 Januari.
Data ekonomi yang dirilis pada hari rabu 15 Februari 2023 sendiri membuatnya mengurangi daya tarik emas apalagi data penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan dan inflasi sangat tinggi sehingga indeks yang mengukur greenback naik 0,63%.
Kini departemen perdagangan as melaporkan bahwa penjualan ritel AS melonjak 3% sedangkan kenaikan terbesar jatuh pada bulan Maret 2021 kemudian penjualan ritel as turun 1,1% pada Desember 2021.
Harga Emas Hari Ini Melandai?
Pada 15 Februari 2023 harga logam mulia memang naik tipis menyusul reaksi investor terhadap data ekonomi Amerika serikat terbaru di mana dikabarkan mengalami inflasi bahkan pasar spot pada hari Rabu sudah mulai melandai 0,03% setelah naik tipis.
Jadi harga logam mulia mulai melandai pada pukul 06.59 WIB, sedangkan departemen tenaga Kerja Amerika melaporkan jika IHK AS merupakan indikator inflasi penting naik 0,5% pada Januari 2023 secara bulanan.
Sedangkan secara tahunan maka pada Januari 2023 melambat 6,4% dari 6,5% bulan Desember 2022 sehingga bisa dikategorikan level terendah dalam 15 bulan dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar yaitu sekitar 6,2%.
Naik turunnya harga emas baik di pasar dunia ataupun dalam negeri memang bersifat dinamis namun pastinya hingga hari ini harga logam mulia tidak pernah menjadi nol baik dalam rupiah ataupun dollar sehingga hal ini membuat para investor tidak terlalu khawatir.
Logam Mulia masih Sangat Menguntungkan untuk Investasi
Jika membahas mengenai harga logam mulia memang seperti pembahasan di atas yaitu sangat dinamis mengingat harga emas di dalam negeri terutama untuk logam mulia terbitan Antam pada hari Rabu malah naik Rp 2.000,- per gram dibandingkan hari Selasa.
Kenaikan harga ini bahkan juga dicatatkan pada emas Pegadaian yang tersedia di Bareksa emas, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga emas dunia terkadang tidak berpengaruh terhadap harga emas di dalam negeri.
Namun dapat dipastikan bahwa hingga hari ini harga logam mulia tidak pernah menjadi nol baik di dalam negeri maupun di luar negeri, baik di dalam rupiah maupun dolar AS karena logam mulia telah lama dipilih banyak halangan sebagai instrumen investasi.
Naik turunnya harga emas bahkan sudah menjadi hal yang sangat wajar dan lumrah karena kenaikan tersebut tidak begitu signifikan. Apalagi Beberapa orang tidak hanya berinvestasi emas dalam bentuk batangan namun juga dalam bentuk perhiasan sebagai hobi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas
Memang ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga logam mulia misalnya seperti nilai tukar dolar AS, di mana hal ini erat kaitannya dengan inflasi seperti yang terjadi belakangan ini dan faktor kedua adalah ketidakpastian kondisi global.
Jadi naik turunnya harga logam mulia tidak hanya karena inflasi namun bisa saja dipengaruhi oleh situasi politik, ekonomi krisis ataupun perang dan yang ketiga adalah penawaran dan permintaan emas.
Tentu jika permintaan naik maka harga emas juga akan semakin meningkat begitu juga sebaliknya. Masih ada faktor keempat yaitu kebijakan moneter di mana harga emas sangat terpengaruh oleh kebijakan tersebut yang diambil oleh bank sentral Amerika serikat.
Ketika The Fed atau Bank Central Amerika serikat tersebut menurunkan suku bunga maka harga emas akan berpotensi naik karena nantinya dollar jadi tidak menarik sebagai pilihan investasi sehingga investor cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas.
Perlu diingat bahwa semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal juga harga emas karena masyarakat enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang karena nantinya akan lebih mudah kehilangan nilainya.
Logam mulia memang bisa dikatakan sebagai pelindung dari inflasi karena merupakan satu-satunya komoditas yang bisa dipertahankan nilainya dalam jangka waktu yang cukup panjang bahkan juga masuk kategori instrumen diversifikasi aset.
Jadi meskipun harga emas dunia merosot tajam namun investasi dalam bentuk logam mulia tidak akan merugikan. Logam mulia masih akan menguntungkan mengingat permintaan akan logam mulia tidak pernah padam.