Harga emas keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mulai merangkak naik setelah mengalami penurunan beberapa waktu yang lalu. Peningkatan ini dipengaruhi oleh harga emas global. Nilai logam mulia tersebut diprediksi akan mengalami kenaikan sampai akhir tahun 2021.
Berdasarkan situs logammulia.com, logam mulia Antam sebelumnya jatuh ke angka Rp 922.000 per gram di hari Rabu (17/2). Jatuhnya harga tersebut menyebabkan Antam semakin merosot ke bawah. Tetapi, pada hari Selasa (23/2) logam mulai tersebut kembali berjaya dengan meraih Rp 938.000 per gram.
Kenaikan nilai emas Antam seiring dengan nilai emas global. Kontrak emas dalam pengiriman bulan April dalam divisi Commodity Exchange New York Exchange mengalami peningkatan sebesar 31 poin atau 1,74% sehingga berada dalam rentang US$1.808,40 dolar per ounce.
Emas Global Merangkak Naik Akibat Melemahnya Dolar AS
Harga emas memperoleh kejayaan setelah menguat menuju US$ 1.800. Hal tersebut sejalan dengan nilai dolar yang semakin melemah. Namun, nilai logam mulia tersebut masih berpotensi mengalami penurunan akibat obligasi yield Treasury AS yang mengalami fluktuasi.
Dalam penutupan perdagangan Senin (22/2), nilai emas spot mengalami peningkatan sebanyak 1,68% menuju rentang harga US$ 1.807,3 per troy ounce. Sedangkan nilai emas COMEX untuk kontrak April 2021 meningkat 1,74% menuju rentang harga US$ 1.808,4 per troy ounce.
Kenaikan nilai logam mulia dipengaruhi oleh melemahnya dolar. Dolar AS mengalami koreksi sebesar 0,29%, membuatnya berada pada level 90,1. Sementara obligasi sedang mengalami peningkatan sebesar 1,76 persen dan berada pada rentang 1,369.
Monex Investindo Futures menyatakan bahwa harga emas berpotensi mengalami kenaikan dalam suasana melemahnya the greenback. Namun, di sisi lain juga menyimpan potensi penurunan apabila imbal obligasi AS semakin merangkak naik. Hal tersebut akan berpeluang menyebabkan terjadinya aktivitas penjualan logam mulia oleh investor.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf memprediksi emas akan semakin menguat berdasarkan kebijakan moneter yang longgar. Nilai logam mulia tersebut berpotensi naik bersamaan dengan suku bunga rendah yang diberlakukan oleh bank sentral dunia. Kemungkinan adanya inflasi berpotensi menambah nilai logam mulia tersebut.
Sedangkan Ibrahim Assuabi, Direktur TRFX Garuda Berjangka memprediksi emas akan naik oleh faktor stimulus AS. Hingga saat ini, belum pasti bagaimana realisasi stimulus tersebut. Apabila stimulus keluar dalam jumlah besar, logam mulia memiliki kemungkinan naik menuju rentang US$ 1.900 per ons troi.
Dalam satu waktu, ketika stimulus AS rilis, terdapat kemungkinan nilai emas terkoreksi. Hal ini disebabkan oleh proses penyuntikan vaksin covid-19 yang semakin meluas. Ketika terjadi optimisme pemulihan ekonomi global, nilai logam mulia berpotensi turun ke bawah.
Emas Antam Semakin Berjaya dan Memiliki Prospek Cerah
Berdasarkan situs logammulia.com, harga emas Antam mencapai angka Rp 938.000 pada hari Selasa (23/2). Sedangkan satu hari sebelumnya nilai logam mulia tersebut masih berada pada rentang harga Rp 930.000 per gram. Sedangkan harga buyback mencapai level Rp 818.000 per gram. Meningkat sebanyak Rp 11.000.
Pada waktu ini, aset yang paling diminati adalah dolar AS. Namun, ketika the greenback menurun, maka logam mulia mendapat tempat di hati investor. Melemahnya dolar AS membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemilik mata uang lainnya.
Seiring melemahnya dolar AS, Emas berpotensi menguat dan tetap menjadi aset pilihan untuk lindung nilai (hedging) dari inflasi. Kenaikan inflasi akan membantu penambahan nilai logam mulia dalam jangka panjang. Perak juga menguat dalam waktu terakhir. Dengan kenaikan 3,05%, perak meraih harga US$ 28,085 per ounce.
Meskipun terdapat potensi kenaikan harga, Alwi menyatakan bahwa nilai logam mulia Antam tidak akan mudah mencapai angka Rp 1 juta. Di saat inflasi meningkat terdapat potensi perubahan minat investor. Hal ini karena obligasi yield Treasury AS meningkat sehingga investor lebih tertarik pada saham.
Menurut Alwi, nilai logam mulia Antam juga sulit naik karena nilai tukar rupiah terhadap dolar berada pada kestabilan. Apabila emas global naik dan rupiah menurun, saat itulah logam mulia Antam akan semakin berjaya dengan memperoleh penguatan harga.
Nilai logam mulia Antam akhirnya mengalami penguatan setelah jatuh tersungkur selama beberapa waktu terakhir. Tercatat, logam mulia Antam meraih harga Rp 938.000 per gram seiring dengan kenaikan harga emas global yang mencapai US$1.808,40 dolar per ounce. Harga logam mulia tersebut memiliki prospek cerah dalam waktu mendatang.