Produsen gas alam di North Sea sedang terburu-buru untuk meningkatkan produksi karena tekanan pasokan mengangkat harga gas di Inggris dan Eropa ke rekor tertinggi. Namun hal itu tidak akan mudah karena produksi gas di kawasan itu anjlok awal tahun ini.
Kemerosotan produksi adalah akibat dari tertundanya pemeliharaan jaringan pipa Forties, yang ditutup sementara di 67 tambang lepas pantai yang terhubung dengannya selama tiga minggu di bulan Juni.
Beberapa ladang tetap ditutup lebih lama, seperti pernyataan dari Wood Mackenzie yang mengatakan dalam sebuah laporan tentang gas North Sea, idtu disebabkan karena beberapa bagian dari sistem pipa membutuhkan pekerjaan tambahan.
Akibatnya, produksi gas Inggris dalam delapan bulan pertama tahun ini hanya mencapai 17 M meter kubuk. Ini turun dari 24M meter kubik tahun sebelumnya. Namun, ini pulih pada bulan Agustus, operator tambang di North Sea memompa gas 72% lebih banyak dari Juli.
Krisis Gas yang Melanda Eropa Mempengaruhi Harga
Produksi bulan Agustus tentu akan menambah total produksi tahun ini, namun kemungkinan hasilnya masih akan tetap di bawah total 2020, sekitar 27M meter kubik menurut analisis Wood M.
Adanya krisis gas di Eropa termasuk di Inggris menjadi masalah yang semakin serius. Permintaan gas telah mengalami rebound cukup kuat secara global, tetapi permintaan pasar ke Asia menarik banyak kargo untuk mengisi cadangan gasnya setelah musim dingin 2020.
Sementara Gazprom juga mengatakan sedang bersiap untuk segera meluncurkan pipa Nord Stream 2, meskipun sudah memperingatkan agar tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi untuk pengiriman tambahan.
Pada bulan Agustus, perusahaan negara Rusia ini mengatakan pipa baru dapat mengirimkan sekitar 5,6 miliar meter kubik pada akhir tahun, tetapi itu hanya untuk tahun 2021 saja. Situasi krisis ini diperparah dengan ekspor yang lebih rendah dari Norwegia.
Tambang Norwegia juga ditutup untuk pemeliharaan sehingga secara otomatis berarti bahwa harga gas akan terus meningkat di masa depan yang dapat diamati, setidaknya sampai pemeliharaan tambang negara ini berakhir.
Kesulitan tersebut semakin parah lagi karena pembangkit listrik tenaga angin telah lebih rendah dari yang diharapkan baru-baru ini. Kondisi tersebut memperdalam ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.
Financial Times (FT) melaporkan minggu ini bahwa harga grosir listrik Jerman untuk pengiriman tahun depan telah mencapai lebih dari $106 (90 Euro) megawatt per jam. Ini adalah peningkatan harga sebesar dua kali lipat sejak awal tahun.
Krisis dan Persaingan dengan Asia
Produksi gas memang lebih besar baru-baru ini, namun fasilitas penyimpanan tetap kosong karena persaingan dengan Asia untuk kargo gas alam cair tetap ketat. Laporan FT mengatakan pasokan musim dingin ini di Eropa akan ketat.
Cadangan saat ini jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir untuk sepanjang tahun ini. Kemudian adanya masalah angin, di mana pembangkitan angin lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, dipicu karena musim panas sekarang seluruh Eropa kurang berangin.
Menurut Carlos Torres, permintaan listrik belum setinggi saat ini selama beberapa bulan terakhir, jadi bukan karena permintaan yang mendorong harga tinggi, itu karena adanya campuran bahan bakar.
Prakiraan cuaca menunjukkan output tenaga angin yang lebih kuat di tengah minggu, bagaimanapun, itu seharusnya memberikan bantuan sementara untuk sistem energi listrik dengan kondisi tertekan sekarang.
Namun, perkiraan yang lebih lama untuk Inggris menunjukkan bahwa cuaca hangat selama seminggu lagi. Ini akan positif untuk permintaan gas sebagai energi pemanasan, tetapi mungkin negatif untuk keluaran tenaga angin dalam sistem pasokan listrik hibrida modern.
Dengan puncak musiman permintaan gas musim dingin di belahan bumi utara, Eropa dan Inggris tidak mungkin segera menyelesaikan masalah kekurangan gas mereka saat ini. Operator lapangan tambang North Sea mungkin menemukan angin segar.
Ini seperti rejeki nomplok jika mereka terus meningkatkan produksi memenuhi permintaan, tetapi meskipun demikian, mereka tidak mungkin sendirian memasok Inggris dan Eropa dengan gas yang cukup untuk memiliki musim dingin yang nyaman.
Produksi yang masih beberapa saat terakhir meningkat banyak, itu tidak membuat Nort Sea mampu mendapatkan untung besar. Persaingan dengan Asia sementara untuk sekarang akan menekan ekspor Nort Sea, terlebih krisis tetap masih ada.