Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Dunia Kembali Pulih, Emas Belum Juga Naik

Harga Minyak Dunia Kembali Pulih, Emas Belum Juga Naik

by Didimax Team

Minyak dunia diprediksi akan kembali naik pada perdagangan kali ini. Prospek kenaikan ini terjdai karean sudah redanya isu tentang the fed dan juga hubungan Iran dan AS yang sudah mulai menemukan titik sepakat.

Pada jumat hari ini harga minyak diprediksi kembali naik, jenis brent naik ke posisi 0,26%. Dan ini menjadi posisi tertinggi sejak 30 oktober 2018 tahun lalu. Sementara jenis light sweet harganya US$ 73,48/barel.

Hal ini menjadikan sebagai titik tertinggi sejak 1 oktober 2018. Hal ini juga menandakan sebagai pengharapan akan bangkitnya ekonomi dunia. Maka dari itulah semua berharap ekonomi kembali baik.

Pembacaan HIS Markit mengatakan jika akhir pekan ini kemungkinan besar akan mendatangkan sebuah hal yang lumayan. Artinya semua hal menuju  perbaikan ekonomi dan kenaikan perbaikan ekonomi. Yang ini dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI).

Seperti misalnya Amerika Serikat pada pembukuan pmi manufaktur berjumlah 62,6 untuk bulan ini saja. Maka ini menjadi titik tertinggi sejak beberapa bulan yang lalu. Dan menandakan perbaikan ekonominya.

 

Penyebab Minyak Kembali Pulih

Harapan dari bangkitnya ekonomi dunia kembali terwujud setelah harga minyak dunia kembali pada posisi yang menjanjikan. Hal ini karena penanganan kasus virus corona yang sudah mulai membaik bagi beberapa negara.

Amerika Serikat berhasil membukukan PMI pada 62,6 bulan ini. Dan kemudian menjadi rekor tertinggi setelah beberapa bulan yang lalu. Menandakan jika ekonomi dunia akan kembali pulih, kembali normal seperti sebelum covid.

Faktor yang menjadikan minyak kembali naik adalah perkembangan hubungan AS-Iran. Sepertinya relasi Washington-Teheran belum menemukan titik sepakat, karena kedua negara tersebut masih belum mencapai kata sepakat. Dan pencabutan sanksi belum juga menemui sepakat.

Kesepakatan ini rusak ketika AS diperintah oleh Donald Trump. As pada masa itu keluar dari perjanjian nuklir antara AS dan Iran. Bahkan kemudian menjatuhkan negara Persia dengan sejumlah sanksi berat.

Tetapi setelah terpilihnya presiden AS yang baru, yakni joe Biden, hubungan yang sempat memburuk tersebut kemudian berniat untuk diperbaiki lagi. Ini menjadikan langkah yang lebih bagus, untuk ekonomi dunia kembali baik.

Kini AS dan Iran kembali menuju meja perundingan. Dengan begitulah semua negara masih menunggu hasilnya. Karena belum menuai kata sepakat, maka minyak dunia kembali naik lagi pada posisi yang tertinggi.

AS dan Iran yang Tidak Kunjung Sepakat

Mahmoud Vaezi, mengatakan jika negara Iran sudah menemukan kata sepakat dengan As. Maka dengan demikian sanksi atas Iran akan dicabut, dan negara tersebut bisa dengan bebas berdagang dengan negara lainnya.

Hal ini seperti yang dia dikatakan "Kesepakatan sudah tercapai untuk mencabut seluruh sanksi yang dijatuhkan oleh Trump," Kata kepala staf kepresidenan Iran, sebagaimana yang diwartakan Reuters dalam beritanya.

Tetapi hal tersebut, klaim bahwa kedua negara telah menemukan kata sepakat hanyalah klaim sepihak saja. Karena nyatanya antara kedua belah negara masih belum menemukan kata sepakat. Sebagaimana kata pejabat kementerian AS.

"Dalam negosiasi hal serumit ini, terkadang para diplomat membuat naskah yang berisi isu-isu utama. Sekali lagi, tidak ada yang disepakati sampai semua disepakati," Ujar Kementerian luar negeri AS yang diwartakan oleh Reuters.

Dari keterangan itu maka sanksi atas Iran masih saja diberlakukan. Hingga sampai adanya kata kesepakatan antara kedua negara tersebut. Dan dengan begitulah maka harus ditunggu sampai sepakat.

Emas Dunia Masih Mager

Sanksi Iran yang diberikan oleh AS karena kedua negara yakni Iran dan AS masih tidak sepakat atas perjanjian yang mereka lakukan. Jika sampai akhir kedua negara masih belum sepakat.

Maka kemungkinan besar pasokan minyak menipis. Hal ini berarti minyak dunia semakin menipis, dan konsumsi minyak yang semakin meningkat. Artinya kelangkaan minyak bisa terjadi, dan berakhir pada naiknya harga minyak mentah.

Tetapi komoditi lainnya, yakni emas mengalami harga yang tidak berubah sejak beberapa hari belakangan. Hal ini menjadikan para pemilik emas merasa khawatir akan pergerakan harga emas tersebut.

Kenaikan harga emas ini terjadi karena kekhawatiran dari pihak masyarakat atas kebijakan yang dilakukan oleh The Fed (bank sentral Amerika Serikat). Yakni ingin menaikan suku bunga pada tahun 2022.

Tetapi kemarin beberapa pejabat di The fed mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Tetapi banyak masyarakat yang merasa masih khawatir jika the fed melakukan kebijakan mengejutkan lagi.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama