Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Mentah Naik Akibat dari Penurunan Dollar AS di Malam Paskah

Harga Minyak Mentah Naik Akibat dari Penurunan Dollar AS di Malam Paskah

by Didimax Team

Minyak mentah ini mengalami kenaikan harga di awal pekan kedua bulan April 2021. Hal ini tentu saja menjadi angin segar bagi Negara-Negara yang menjadi bagian dari OPEC+. Sebab, di minggu-minggu sebelumnya harga minyak mentah, terutama varian West Texas Intermediate (WTI) ini mengalami penurunan harga cukup signifikan.

Alhasil, OPEC+ pun mengambil beberapa kebijakan yang cukup kontroversial. Salah satunya adalah pengurangan produksi minyak per hari. Selain itu, OPEC+ juga mengambil kebijakan lain berupa pemotongan komisi dari Negara-Negara penghasil minyak mentah. Hal ini tentu berguna untuk mengurangi kerugian akibat menumpuknya stok cadangan minyak.

Dan kini, OPEC+ pun mendapatkan “angin segar” karena harga minyak mentah diprediksi naik hingga akhir pekan ini. Untuk harga minyak mentah varian Brent ini mengalami kenaikan sekitar 83 sen atau 1,3% menjadi US$ 62,98 per barel. 

Meskipun tidak terlalu signifikan, nyatanya kenaikan harga minyak mentah Brent ini tetap menjadi kabar baik. Mengingat, minggu-minggu lalu harga minyak mentah sempat anjlok sekitar 4,2%. Sementara itu, harga minyak mentah varian West Texas Intermediate (WTI) juga merangkak naik sekitar 80 sen atau 1,4% di harga US$ 59,45 per barel. 

Kenaikan minyak mentah WTI ini juga menjadi “angin segar” bagi anggota OPEC+. Memang, harga minyak mentah WTI di minggu-minggu sebelumnya mengalami penurunan cukup tajam, yakni sekitar 4,6%.

 

Keuntungan yang Dirasakan oleh Negara-Negara yang Tergabung pada OPEC+

Ada beberapa keuntungan yang dirasakan oleh Organisasi OPEC+. Keuntungan pertama, kenaikan harga minyak mentah baik Brent maupun West Texas Intermediate (WTI) ini tentu saja dapat menambal kerugian akibat penurunan harga yang cukup signifikan di minggu-minggu kemarin. 

Pasalnya, harga minyak Brent mengalami penurunan sekitar 4,2% dan harga minyak WTI mengalami penurunan sekitar 4,6%. Keuntungan kedua, bisa saja pemimpin organisasi OPEC+ menarik kebijakan sebelumnya yang bersifat kontroversial. 

Kebijakan tersebut adalah pengurangan produksi minyak mentah dan pemotongan komisi bagi para anggota yang tergabung dalam OPEC+. Dengan peningkatan harga minyak mentah pada awal malam paskah ini, maka pemimpin OPEC+ kemungkinan besar akan mencabut kebijakan sebelumnya. Itu artinya, OPEC+ akan menstabilkan produksi minyak mentah untuk memasok beberapa Negara di dunia.

Faktor-Faktor yang Membuat Harga Minyak Mentah Merangkak Naik

Memang, keterpurukan harga minyak mentah ini disebabkan karena tidak adanya kebijakan yang positif. Akibatnya, harga minyak mentah sempat merosot tajam. Selain itu, peningkatan nilai tukar mata uang Dollar juga membuat harga minyak mentah mengalami penurunan cukup signifikan.

Lalu, kebijakan Joe Biden selaku presiden Amerika Serikat juga membuat harga minyak kembali menurun. Alhasil, OPEC+ selaku organisasi Negara penghasil minyak mentah dunia pun mengambil beberapa kebijakan untuk menyelamatkan harga minyak mentah.

Namun kini, harga minyak mentah mulai merangkak naik. Kenaikan harga minyak tersebut tak lepas dari merosotnya nilai tukar Dollar AS terhadap mata uang utama. Di malam paskah, pasar valas atau forex ditutup dan Dollar AS mengalami penurunan cukup besar di angka 0,4%. 

Selain itu, greenback  yang lebih lemah juga menjadi salah satu faktor meningkatnya harga minyak mentah. Alhasil, para investor pun enggan membeli minyak menggunakan mata uang Dollar AS. 

Mereka lebih memilih bertransaksi menggunakan mata uang lain guna menghindari kerugian dalam pembelian minyak mentah, baik varian Brent maupun West Texas Intermediate (WTI).

Selain pelemahan mata uang Dollar AS, meningkatnya harga minyak mentah dunia juga disebabkan oleh kabar baik dari Inggris Raya. Pemerintahan Inggris Raya dibawah Boris Johnson berencana untuk melonggarkan kebijakan lockdown. 

Memang, Inggris Raya menerapkan kebijakan lockdown total akibat adanya varian virus corona terbaru. Semenjak vaksin AstraZeneca berhasil melawan varian corona terbaru, Inggris Raya mulai menyusun kebijakan pelonggaran aturan lockdown yang berlaku. 

Maka dari itu, kabar tersebut tentu saja menjadi “angin segar” bagi OPEC+. Sebab, dibukanya kembali Inggris Raya diharapkan mampu meningkatkan harga minyak mentah, baik varian Brent maupun West Texas Intermediate (WTI).

Di malam paskah, harga minyak mentah untuk varian Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mulai merangkak naik. Hal ini tentu saja menjadi kabar yang menggembirakan. Sebab, kebijakan yang dikeluarkan oleh OPEC+ akan ditarik. Kenaikan harga minyak mentah ini disebabkan karena nilai tukar Dollar AS anjlok 0,4% sejak pasar valas atau forex ditutup.