Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Harga Minyak Naik Dipicu Pasokan yang Ketat

Harga Minyak Naik Dipicu Pasokan yang Ketat

by Didimax Team

Harga minyak mentah masih menunjukkan tren kenaikan pada hari Senin 25 Oktober 2021. Minyak mentah Amerika mencapai level harga tertinggi selama tujuh tahun terakhir dan menunjukkan pasokan minyak global yang masih ketat di tengah permintaan yang meningkat akibat perbaikan ekonomi setelah pandemic covid.

Minyak Brent berada di harga $85,38 per barel atau naik 0,87 %, sedangkan minyak WTI berada di harga $ 84,50 per barel atau naik 0,88 % pada pukul 14.37 WIB. Melihat data ini, sentiment bullish untuk membeli minyak masih tinggi.

Namun kontrak berjangka WTI mulai mendekati tanggal jatuh tempo sehingga keuntungannya mungkin terbatas. Kontrak – kontrak yang diperdagangkan dalam jangka waktu terakhir memiliki harga lebih rendah dari pada kontrak saat ini.

Situasi dunia di tengah kekurangan pasokan batu bara dan gas alam yang berkelanjutan di sejumlah negara seperti China, India dan Eropa memicu peralihan bahan bakar ke minyak atau solar untuk pembangkit tenaga listrik.

Sentiment pasar yang kuat menjadikan posisi minyak mentah dalam posisi net long atau dapat di hold untuk waktu yang lama sebagai investasi jangka panjang sebagai posisi opsi hingga waktu 19 Oktober.

Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa Arab memiliki tujuan untuk mencapai emisi gas rumah  kaca sebanyak nol atau bersih pada tahun 2060. Lebih lanjut, pangeran mengatakan kepada Bloomberg bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia sebaiknya tidak diremehkan oleh produsen.

Sementara itu, perusahaan energi di Amerika memangkas rig minyak dan gas alam di pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya dalam tujuh minggu terakhir walaupun harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan.

 

Harga Kontrak Berjangka Minyak Mengalami Penurunan

Pada hari Senin, kontrak berjangka minyak mentah memiliki harga lebih rendah . New York Mercantile Exchange mencatat harga kontrak minyak mentah berjangka yang diperdagangkan untuk penyerahan bulan Desember adalah USD 83,53 per barel atau menurun 0,27 %.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan dengan harga sesi USD per barel yang rendah. Kemungkinan minyak mentah tidak mendapat support pada harga USD 80.70 dan resistance pada harga USD 85,41.

Indeks dollar berjangka yang memantau mata uang dollar terhadap mata uang lainnya diperdagangkan pada harga USD 93,838 atau naik sebesar 0,23 %. Sementara itu di London ICE Future Exchange minyak Brent mengalami kenaikan.

Untuk penyerahan Januari, minyak Brent naik 0,39 % dan dipedagangkan pada harga USD 84,97 per barel. Sedangkan besarnya spread antara minyak Brent dengan minyak mentah adalah USD 1,44 per barel.

Harga minyak mentah menunjukkan tren bullish atau harga tinggi selama lebih dari dua bulan terakhir. Harga minyak ini berada di angka USD 85,72 per barel atau naik 0,22 % dari posisi penutupan perdagangan pekan lalu. Sedangkan minyak jenis light sweet naik menjadi US$ 84,08 per barel.

Harga Minyak Mentah Dunia Picu Kenaikan BBM

Pasokan minyak mentah masih sangat ketat, kekhawatiran masih cukup tinggi karena pandemic virus corona belum usai, khususnya di Rusia, China dan Jerman. Di Rusia pasien positif corona masih terus meningkat. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pasien positif corona di Rusia pada tanggal 22 Oktober 2021 naik bertambah 37.141 orang. Ini merupakan penambahan kasus harian covid yang paling tinggi.

Jangan anggap remeh lonjakan kasus positif, terlebih di musim dingin ini. Mobilitas masyarakat yang mulai meningkat, membuat rentan penularan virus covid semakin tinggi. Virus corona dari Rusia sangat mungkin menyebar ke berbagai negara, karena covid sudah tidak mengenal batas negara.

Sementara itu naiknya harga minyak dunia menyebabkan harga BBM di Brasil semakin mahal. Kejadian ini menyebabkan presiden Brasil disalahkan, ia kini mempertimbangkan untuk melakukan privatisasi perusahaan migas Petroleo Brasileiro SA (Petrobas).

Privatisasi Petrobas menjadi isu panas akhir – akhir ini karena memicu kenaikan harga BM di Brasil hingga dua digit. Hal ini merusak popularitas Presiden Brasil yang ingin mencalonkan diri kembali.

Pengamat kebijakan Brasil mengatakan Presiden harus hati – hati saat akan melepas sebagian saham Petrobas karena berhubungan dengan banyak pemangku kepentingan. Saham perusahaan ini melonjak naik 2 % setelah komentar Presiden, namun ditutup dengan kenaikan saham 1 %.

Pemerintah Brasil memiliki 36,75 % saha Petrobas yaitu dengan kepemilikan langusng sebanyak 28,67 % dan melalui Bank Brazilian Development sebesar 7,04 % serta entitas anak bank sebesar 1,04 %. 

 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama