Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Imbal Hasil Obligasi AS Meningkat, Harga Emas Tertekan

Imbal Hasil Obligasi AS Meningkat, Harga Emas Tertekan

by Didimax Team

Pemegang obligasi sekarang sedang kegirangan. Ini terjadi merujuk pada imbal hasil yang sekarang didapat para investornya. Dalam data yang banyak dirilis, imbal hasil tersebut sedang mengalami peningkatan.

Peningkatannya sendiri terjadi dengan sangat pesat. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi yang terjadi di AS. Sekarang kondisi ekonomi tersebut sudah memperlihatkan tanda-tanda mengalami perbaikan. 

Ini cukup berbeda dengan beberapa tahun ke belakang di mana kondisi ekonomi tersebut terlihat berada pada situasi buruk. Ketika imbal hasil obligasi AS sedang mengalami peningkatan, harga emas justru mengalami kondisi terbalik.

Semakin kemari, tekanan terhadap harga emas semakin terlihat. Fenomena ini sendiri memang cukup menarik. Sebenarnya banyak orang memprediksi kalau harga emas tersebut akan mengalami penguatan yang cukup signifikan.

Namun ada aksi jual teknis yang sebelumnya dilakukan menyusul tingginya harga emas di waktu tersebut. Dengan aksi jual teknis yang terjadi, penurunan langsung terjadi secara instan sehingga harganya hingga sekarang terlihat masih tertekan.

 

Penurunan Dollar AS Sudah Terhenti

Dollar AS sendiri sebelumnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan tersebut terus terjadi selama beberapa waktu. Namun sekarang, penurunan tersebut nampak terhenti. Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan tersebut terjadi.

Salah satunya berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh pelaku pasar. Itu karena pelaku pasar ini beralih ke reposisi. Peralihan tersebut terjadi setelah data produk domestik bruto Amerika Serikat banyak dirilis.

Pada data tersebut, terlihat jelas kalau terjadi kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan. Itu karena kenaikan yang terjadi pada data tersebut mencapai 2,9 persen. Ada beberapa data yang saat ini dilaporkan secara paralel.

Data tersebut antara lain pesanan barang tahan lama Amerika Serikat hingga pengeluaran konsumsi pribadi inti. Ada juga data klaim pengangguran mingguan yang sudah dirilis. Uniknya, ada perbedaan ketika melihat angka pertumbuhan AS.

Banyak orang memperkirakan kalau data pertumbuhan AS kemungkinan masih menonjol. Ini terjadi walaupun ancaman potensi resesi AS masih terjadi. Semakin kemari, informasi mengenai resesi ini memang nampak menurun.

Kondisinya berbeda dengan beberapa waktu ke belakang di mana potensi resesi AS ini seakan bisa memperburuk setiap aspek di sana. Tetapi aktualnya, kebijakan yang terus diambil secara efektif sukses mengatasi ancaman tersebut.

Ada Serangkaian Data Ekonomi AS yang Suram

Baru-baru ini, beberapa data ekonomi AS yang nampak suram sudah dirilis. Data itu sendiri berisi beberapa informasi mulai dari penjualan ritel, IMP manufaktur, hingga produksi industri. Adanya serangkaian data tersebut memunculkan kembali kekhawatiran.

Banyak orang kembali percaya kalau kesehatan ekonomi AS memang tidak berada pada kondisi baik. Ini nampaknya akan mempengaruhi kebijakan yang akan ditentukan Federal Reserve AS pada pertemuan mendatang.

Beberapa pihak berekspektasi kalau kenaikan suku bunga yang terjadi akan lebih kecil dari sebelumnya. Hal lain yang nampak unik untuk diperhatikan adalah Data Produk Domestik Bruto Amerika Serikat. 

Kemungkinan besar, data tersebut akan berdampak signifikan terhadap sentimen risiko. Tentu ini juga akan memengaruhi valuasi Dollar AS. Banyak pihak pasti menilai kembali ekspektasi kebijakan yang dikeluarkan oleh Federal Reserve.

Ini memang perlu dilakukan jika melihat prospek ekonomi AS yang akan dirilis pada tahun mendatang. Jika melihat situasi yang sekarang terjadi, prospek ekonomi tersebut masih memperlihatkan tanda-tanda yang belum pasti. 

US Dollar Masih Memperlihatkan Tanda Koreksi

Situasi tidak terduga terjadi pada US Dollar. Kenaikan akhirnya terjadi setelah pelaku pasar memberikan fokusnya terhadap kebijakan federal reserve. Ini bisa terjadi karena kebijakan federal reserve tersebut baru akan dikeluarkan pada minggu depan.

Belum lagi ada penurunan harga energi global yang sekarang terjadi. Perlambatan inflasi juga terlihat semakin jelas. Hal tersebut memicu munculnya spekulasi bahwa kenaikan suku bunga yang selama ini dilakukan akan terhenti.

Angka penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed sendiri diperkirakan mencapai 50 persen. Sebelumnya kenaikan suku bunga di bulan Desember mencapai 50 basis poin. Sedangkan pada minggu depan, kenaikan tersebut diperkirakan hanya 25 basis poin.

Layak ditunggu bagaimana kebijakan yang akan dikeluarkan Federal Reserve pada minggu depan. Tetapi satu yang pasti, kebijakan ini pasti akan memengaruhi situasi ekonomi di Amerika Serikat